Salah satu korban berinisial M (21) mengatakan, kejadian ini bermula saat dirinya mendatangi DPR (Di bawah Pohon Rindang) menghadiri acara perkumpulan ketua mahasiswa se jurusan di FDK, Senin (29/8) lalu.
"Saat kumpul di pinggir DPR ada motor ngebut lewat, disusul sama teriakan dari arah motor, ternyata ada keributan. Kami lihat ke lokasi keributan, di sana ada marah uring-uringan dalam keadaan mabuk, kedua orang itu melihat kita nyamperin marah-marah ke kita," kata M dikonfirmasi detikJabar, Rabu (14/9/2022).
Salah satu dari dua orang mabuk itu bertanya kepada M, orang tersebut seperti keberatan saat dihampiri oleh M.
"Naon sia pelang pelong (apa kamu lihat-lihat), dijawab sama saya 'enggak a, pengen tahu aja ada apa, siapa tahu bisa membantu'. Namanya orang mabuk uring-uringan marah-marah," ungkapnya.
Menurut M, setelah diredam kedua orang tersebut meminta maaf kepada R dan selesai. M pun bersama mahasiswa FDK lainnya kembali ke DPR. Saat berjalan, datang lagi seorang pria dengan usia lebih tua dari dua orang tersebut.
"Orang tersebut bilang, 'saha nu ngajak gelut adi urang (siapa yang ngajak berantem adil saya)', seketika yang dua orang tadi yang minta maaf datang lagi dan emosi lagi, langsung nunjuk saya 'tah ieu a nu gondrong (ini a yang gondrong)'," ujar M.
M menjelaskan duduk kejadian tersebut, hingga mendebat pria tersebut, tak hanya dirinya ketua mahasiswa Jurusan BKI juga ikut berdebat. Salah satu pria mabuk tersebut menyundul Ketua BKI inisial H, M pun melerai tapi teman yang mabuk satu lagi malah memukul M bagian hidung sampai keluar darah.
"Saya balas, dilerai, nah baru satpam pada datang, saya minta maaf disuruh satpam maaf-maafan dulu," ujarnya.
Sejak dibubarkan satpam, keesokan harinya, Selasa (30/8) M dicari seorang pria menanyakan permasalahan yang terjadi. M menjelaskan duduk perkara, orang tersebut akan meluruskan kejadian tersebut dan meminta M jangan pulang dulu agar permasalahan selesai hari itu juga.
"Pas azan magrib, saya dijemput sama dua orang berbeda, enggak dikenal. Saya ikut dibawa ke parkiran tempat ribut di parkiran Adab, keadaan gelap, dibawa kesana ternyata sudah banyak orang," ujarnya.
Sesampainya di sana, M langsung menyalami orang-orang tersebut. Salah satu pelaku yang menyundul ketua mahasiswa BKI ada di lokasi tersebut, namun pelaku yang memukul M tidak ada.
"Ngomong gitu lagi, 'tah a ieu (ini nih a)', beres bilang gitu ada yang nyamperin, nonjok bagian mulut, saya kan jongkok langsung bangun, nah disitu dimulai pengeroyokan itu, disambut pukulan-pukulan lain dari mana-mana, lihat ke belakang teman saya mau bantu (inisial L) malah kena juga, saya mau ikut membatu dijambak, dibanting, diseret ke ujung dan disiksa lagi," jelas M.
Pada kejadian pengeroyokan itu, M menyebut tidak ada satpam. Selain itu, seharusnya pada waktu magrib gerbang yang di DPR itu ditutup.
"Beresnya itu ada dosen membubarkan keramian itu, saya berdiri dan berjalan, pas jalan itu masih di pukul, L dan H enggak dipukul lagi dan saya kembali meminta maaf dan kata dosen itu meminta kita pulang dan kita pulang dari sana," ujar M.
Menurut M, kerumunan orang yang ada di lokasi itu informasinya dibubarkan oleh polisi kampus. M pun melakukan visum dan laporan ke polisi keesokan harinya, namun hingga kini menurut M belum ada perkembangan dari pihak kepolisian.
Sementara itu, Kapolsek Panyileukan Kompol Dadang Cahyadiawan membenarkan kejadian ini dan kejadian ini masih dilakukan penyelidikan.
"Saksi-saki sudah diperiksa 4 orang, sampai saat ini masih memanggil saksi karena pelaku masih tersamar identitasnya," kata Dadang dikonfirmasi via sambungan telepon.
Dadang pastikan proses hukum tetap berjalan, hingga diketahui siapa pelaku penganiayaan ini. "Proses tetap berjalan masih dijalani, dari keterangan saksi-saksi belum bisa menunjukan si A si B tersangkanya," ujarnya. (yum/yum)