Ragam Ulah Jenderal Bandung di Kasus Pembunuhan Yoshua

Kabar Nasional

Ragam Ulah Jenderal Bandung di Kasus Pembunuhan Yoshua

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 05 Sep 2022 11:05 WIB
Brigjen Hendra Kurniawan dan istri, Seali Syah.
Foto: Brigjen Hendra Kurniawan dan istri, Seali Syah. (Foto: dok. Mrs. Seali HK)
Jakarta -

Brigjen Hendra Kurniawan masuk dalam pusaran kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Berbagai peran dilakoni pria asal Bandung itu selama kasus ini bergulir.

detikJabar mencatat ragam ulah dari jendral asal Bandung tersebut. Mulai dari dialog dengan Sambo yang diungkap istrinya, Seali Syah hingga naik private jet ke Jambi untuk menemui keluarga Yoshua.

Berikut catatan ulah eks Karo Paminal Divpropam Polri ini :

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Intervensi Hendra ke Keluarga Yoshua

Brigjen Hendra Kurniawan terseret kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun membongkar peran dari eks Karopaminal Div Propam Polri itu.

ADVERTISEMENT

Sigit menjelaskan ada kejanggalan yang dilakukan oleh Hendra Kurniawan. Salah satunya terkait penolakan permintaan keluarga yang ingin jasad Yoshua dimakamkan secara kedinasan.

"Saat akan dimakamkan personel Div Propam Polri menolak permintaan keluarga untuk dilaksanakan pemakaman secara kedinasan, karena menurut personel Div Propam tersebut terdapat syarat yang harus dipenuhi dan dalam hal ini mereka menyatakan ada perbuatan tercela sehingga kemudian tidak dimakamkan secara kedinasan," kata Sigit saat rapat kerja bersama Komisi III DPR RI di gedung DPR/MPR, Jakarta, dilansir dari detikNews, Rabu (24/8/2022).

Tindakan intervensi itu, sambung Sigit, dilakukan oleh pejabat tinggi yakni Brigjen Hendra Kurniawan. Bahkan, Sigit mengungkap Hendra meminta keluarga tak merekam video saat jenazah Brigadir Yoshua tiba.

"Kemudian malam harinya datang personel dari Div Propam Polri yang berpangkat pati atas nama Brigjenpol Hendra atau Karo Paminal yang menjelaskan dan meminta pada saat itu untuk tidak direkam dengan alasan terkait dengan masalah aib," ucapnya.

2. Percakapan Hendra dan Ferdy Sambo

Irjen Ferdy Sambo rupanya mengontak Brigjen Hendra Kurniawan usai penembakan yang menewaskan Nofrianysah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Hendra, anak buah Sambo, bergegas menuju tempat kejadian perkara (TKP) di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

TKP itu berada di rumah dinas Sambo. Seali Syah, istri Hendra, mengungkapkan isi dialog antara suaminya dengan Sambo. Percakapan itu berlangsung tak lama setelah insiden pembunuhan Brigadir J.

Dikutip dari detikNews, Seali Syah membeberkan soal Ferdy Sambo yang menghubungi Hendra pada Jumat (8/7) atau di hari Brigadir J ditemukan tak bernyawa di rumah dinas tersebut. Menurut Seali, suaminya ditelepon Sambo untuk datang ke TKP di Duren Tiga.

Hendra kemudian mengabari sang istri berkaitan perintah Sambo tersebut. Kala itu, menurut Seali, suaminya tengah berada di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

"Dia bilang 'Mah, Ayah balik ke arah selatan', 'lho kenapa?' 'ada tembak-tembakan di rumah Pak Kadiv, ayah ditelepon' gitu aja," tutur Seali sebagaimana dilansir detikNews yang dikutip detikJabar, Jumat (12/8/2022).

Hendra tiba di rumah dinas Sambo antara 1,5-2 jam setelah kejadian atau sekitar pukul 18.00-19.00 WIB. "Karena suami juga nyampe TKP itu kan 1,5 jam lebih setelahnya kan," ucap Seali.

Ajudan Hendra menceritakan kondisi saat itu di TKP ke Seali. Menurut Seali, suaminya tidak langsung masuk ke dalam TKP. Hendra dan Sambo berbincang di area garasi. Sambo mengisahkan berdasarkan versinya soal kronologi tewasnya Brigadir J kepada Hendra.

"Masuk ke dalam pun udah kayak posisi mau diberes-beresin semuanya," kata Seali berdasarkan cerita yang disampaikan Hendra kepadanya.

Usai penonaktifan itu, kata Seali, suaminya sempat berkomunikasi dengan Sambo. Seali mengungkapkan isi percakapan Hendra dan Sambo.

"Kayak 'Ndra cuma elo orang yang gue percaya, demi Tuhan' gitu kan," ucap Seali menirukan dialog Sambo ke Hendra.

Menurut Seali, suaminya saat itu masih belum mengetahui bahwa Sambo merekayasa kematian Brigadir J. Sambo menjadi dalang pembunuhan Brigadir J baru diketahui Hendra usai Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan Sambo sebagai salah satu tersangka, Selasa (8/8).

"Kalau dari awal suami aku tahu bahwa narasi awal sebenarnya Sambo adalah pelakunya, dia pasti pasti akan menjadi orang pertama yang memeriksa Sambo," tutur Seali.

3. Naik Private Jet

Brigjen Hendra Kurniawan mengaku menggunakan jet pribadi atau private jet saat menemui keluarga Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di Jambi. Kedatangan Hendra untuk menjelaskan perihal kematian Yoshua di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

Soal private jet itu diungkapkan Hendra berdasarkan BAP tersangka perintangan penyidikan atau obstruction of justice. Sebagaimana dilansir detikNews yang mengutip CNNIndonesia, cerita soal private jet ini diungkapkan dalam BAP pemeriksaan etik pembunuhan Yoshua.

Dalam BAP Hendra menuturkan pada 11 Juli 2022 pukul 08.00 WIB, Hendra awalnya menghubungi Kombes Agus Nurpatria. Hal itu dilakukan sebelum eks Karo Paminal Divpropam Polri itu terbang ke Jambi.

Lewat perbincangan udara, Hendra meminta Agus datang ke kantornya bersama Kombes Susianto dan AKP Rifaizal Samual. Dia meminta agar ketiganya datang menggunakan pakaian dinas.

Hendra kemudian mengajak ketiganya ke ruangan Irjen Ferdy Sambo yang saat itu masih menjabat Kadiv Propam Polri. Dalam BAP, Hendra mengaku Sambo yang meminta dirinya berangkat ke Jambi dan memberi penjelasan ke keluarga Yoshua.

"Intinya bahwa Kadiv Propam memerintahkan kita untuk berangkat ke Jambi untuk menjelaskan ke pihak keluarga," kata Hendra dalam BAP.

Hendra kemduain bersama tiga orang lainnya yaitu Kombes Agus Nurpatria, Briptu Putu dan Briptu Mika berangkat ke Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta. Mereka lantas berangkat menggunakan private jet ke Jambi.

"Sampai di bandara kami langsung menuju ke pesawat private jet. Saat itu yang berangkat ke Jambi yaitu saya, Kombes Santo, Kombes Agus Nurpatria, AKP Rifaizal Samual, Bripda Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu, dan Briptu Mika," ujar Hendra dalam BAP.

Sekitar pukul 16.30 WIB, rombongan tiba di Jambi. Mereka menuju Hotel BW. Di saat bersamaan, suami dari Seali Syah ini mendapat informasi dari Kombes Lonardo Simatupang dan Kombes Sinaga bila jenazah Yoshua sudah dimakamkan.

4. Jadi Tersangka Obstruction of Justice

Brigjen Hendra Kurniawan asal Bandung ditetapkan sebagai tersangka atas pelanggaran pidana menghalang-halangi proses hukum atau obstruction of justice terkait kasus pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Dilansir detikNews, selain Brigjen Hendra Kurniawan, terdapat lima perwira polisi lain yang ditetapkan sebagai tersangka oleh tim khusus. Saat ini disebut proses pemberkasan sedang dilakukan.

Kemudian oleh penyidik Timsus juga sudah dilakukan langkah-langkah penanganan terhadap tindak pidana obstruction of justice," kata Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto dalam konferensi pers, Kamis (1/9/2022).

Keenam perwira tersangka obstruction of justice itu adalah:

1. FS atau Irjen Ferdy Sambo selaku mantan Kadiv Propam Polri.
2. HK atau Brigjen Hendra Kurniawan selaku Karopaminal Divisi Propam Polri.
3. ANP atau Kombes Agus Nurpatria selaku Kaden A Biropaminal Divisi Propam Polri.
4. AR atau AKBP Arif Rahman Arifin selaku Wakadaen B Biropaminal Divisi Propam Polri.
5. BW atau Kompol Baiquni Wibowo selaku PS Kasubbagriksa Baggaketika Rowabprof Divisi Propam Polri.
6. CP atau Kompol Chuk Putranto selaku PS Kasubbagaudit Baggaketika Rowabprof Divisi Propam Polri.

"Pada saat rilis yang lalu sudah disampaikan ada enam, yaitu saudara FS, BJP HK, KBP ANP, AKBP AR, Kompol BW, dan Kompol CP," ungkap Agung.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Irjen Ferdy Sambo, Awalnya Belasungkawa Ternyata Dia Pelakunya"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)


Hide Ads