Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J pergi selamanya meninggalkan keluarga tercinta. Duka nestapa menyayat hati sang ibunda, Rosti Simanjuntak.
Brigadir Yoshua terkapar berlumuran darah di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Jakarta Selatan, Jumat (8/7). Baku tembak dengan Bharada E di rumah sang jenderal itu disebut-sebut yang mengakibatkan Yoshua kehilangan nyawa.
Keluarga mempertanyakan penyebab kematian Yoshua. Keluarga mendesak Polri membuka secara terang benderang insiden tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditulis detikSumut yang dikutip detikJabar, Sabtu (16/7/2022), Rosti Simanjuntak menangis saat menatap peti berisi jenazah sang anak. Momen kesedihan itu diunggah oleh Rohani Simanjuntak di akun media sosial miliknya pada 11 Juli 2022.
Rohani adalah adik dari Rosti. Narasi yang diunggah sudah disesuaikan dari bahasa Batak. Pihak keluarga sudah mengizinkan detikSumut mengutip video tersebut.
Rosti terlihat mengipasi jenazah anaknya dengan tangan. Rosti merasakan duka nestapa atas meninggalnya Yoshua.
"Apa yang kau ceritakan nak pada kami, saat kau lemah pada saat kejadian itu. Aku tidak berdaya pada saat kejadian itu saat kau disiksa. Aku meminta pada saudaramu supaya tidak diganggu dulu. Ternyata itu tanda kau menjerit, memanggil aku," tutur Rosti.
Rosti kemudian berucap, "jeritan apa yang ingin kau ungkapkan ke kami nak. Sehingga tubuh mu lemah pada saat kejadian itu. Aku tidak berdaya pada saat kejadian mu. Hari sudah terang, aku akan mengantarkan kembali ke tanah. Penderitaan apa yang kau terima nak."
"Di balik semua perjuanganmu kau harus menjerit disiksa. Siksaan apa yang kau terima nak. Banyak orang meninggal, tetapi tidak seperti ini penyiksaan ini," tutur Rosti menangis.
(bbn/bbn)