Kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga. Sebab, sosok yang dikenal baik dan rendah hati itu, disebut melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Irjen Sambo sebelum dikabarkan tewas ditembak Bharada E, sesama polisi.
Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak masih tak percaya dengan nasib tragis yang dialami anaknya. Ia meminta maaf kepada almarhum, karena keluarga tak bisa memberikan pertolongan saat Brigadir J dilanda kesulitan.
Dikutip dari detikSumut, momen itu diabadikan Rohani Simanjuntak, adik dari Rosti. Rohani kemudian membagikan video itu ke akun media sosialnya pada 11 Juli 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kau duluan pergi ke tanah peristirahatan dalam keadaan menyakitkan. Kau harus tersiksa, berat kali yang kau rasakan nak. Pahlawan saja dalam penjajahan tidak seperti ini sakitnya, kami tidak ada yang bisa menolong mu nak," ujar Rosti dalam bahasa Batak. Pihak keluarga pun sudah mengizinkan detikSumut untuk mengutip video tersebut.
Rosti mengungkapkan dirinya dan keluarga hanyalah orang biasa yang penuh keterbatasan. Ia pun heran dengan kondisi anaknya yang meninggal dunia dengan kondisi tak wajar.
"Padahal kau bukan pejabat tinggi nak. Kau juga bukan panglima. Kita hanya keluarga yang menderita, kita orang yang sakit," ujarnya.
Dia pun ingat pesan anaknya tentang pesan anaknya agar selalu rendah hati dan baik kepada orang lain. "Kau selalu berkata harus rendah hati, apa yang membuat mereka tidak terima dengan mu sayang. Tidak pernah kau cerita kepada mamak, katanya.
Kapolri Bentuk Tim Khusus
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya berkomunikasi dengan Kompolnas dan Komnas HAM terkait kasus penembakan Bharada E terhadap Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Kapolri ingin memastikan investigasi kasus polisi tembak polisi ini berjalan transparan.
"Di satu sisi kami juga sudah menghubungi rekan-rekan dari luar, dalam hal ini adalah Kompolnas dan Komnas HAM terkait dengan isu yang terjadi. Sehingga di satu sisi tentunya kita mengharapkan bahwa kasus ini bisa dilaksanakan pemeriksaan secara transparan, objektif, dan tentunya karena khusus menyangkut masalah anggota, kami juga ingin bahwa peristiwa yang ada betul-betul bisa menjadi terang," kata Kapolri dalam pernyataan pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/7).
Kapolri menjelaskan, tim dari eksternal itu akan bergerak bersama tim internal yang dibentuk Polri. Rekomendasi dari tim itu kemudian akan dijadikan dasar untuk menindaklanjuti pengusutan kasus polisi tembak polisi.
"Oleh karena itu, tim nanti akan bergerak, sehingga rekomendasi dari tim gabungan eksternal dan internal yang telah kita bentuk ini menjadi masukan yang akan digunakan untuk menindaklanjuti terkait dengan hal-hal yang mungkin bisa kita dapatkan untuk melengkapi proses penyidikan dan penyelidikan yang ada," ujar Kapolri.
Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono bakal memimpin tim khusus internal untuk mengusut kasus penembakan di rumah Kadiv Propam itu. Kapolri ingin memastikan penanganan berjalan baik.
(yum/yum)