Teka-teki Ponsel Brigadir Yoshua dan Cerita Buka Peti Jenazah

Kabar Nasional

Teka-teki Ponsel Brigadir Yoshua dan Cerita Buka Peti Jenazah

Tim detikSumut - detikJabar
Rabu, 13 Jul 2022 14:38 WIB
Keluarga mengelilingi jenazah Brigadir Yosua yang ditembak rekannya sendiri.
Jenazah Brigadir Yoshua di rumah duka di Jambi. (Foto: Istimewa)
Jambi -

Kesedihan menerpa keluarga besar Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Sang polisi tersebut tutup usia usai insiden baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Fredy Sambo, Jakarta Selatan.

Jasad Brigadir Yoshua dibawa oleh utusan Polri dari Jakarta ke Jambi. Tangis keluarga pecah sewaktu menyambut peti jenazah tiba di rumah orang tua Brigadir Yoshua, Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Sabtu (9/7) pagi. Keluarga tak menyangka atas meninggalnya Yoshua diterjang timah panas.

"Kami histerislah tadinya dia kerja bagus-bagus kok bisa tertembak," kata Rohani Simajuntak, tante Yoshua, sebagaimana ditulis detikSumut yang dikutip detikJabar, Rabu (13/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak keluarga meminta peti jenazah itu dibuka agar bisa melihat Brigadir Yoshua untuk terakhir kali. Namun, permintaan keluarga itu sempat ditolak oleh utusan Polri dari Jakarta lantaran jenazah sudah menjalani proses autopsi.

"Ayahnya waktu itu minta kalau peti itu dibuka, karena kan pengen lihat anaknya kan. Awalnya tidak boleh dibuka karena sudah proses autopsi," tutur Rohani

ADVERTISEMENT

Orang tua Yoshua tetap inging membuka peti dan melihat jasad. Pihak keluarga menolak tanda tangan penyerahan jenazah jika peti tidak dibuka.

"Lalu setelah runding-runding barulah dibuka petinya dan dilihat cuman sebatas dua kancing pakaian saja waktu itu. Dibuka sambil menunjukan kalau di tubuhnya sudah dilakukan autopsi," tutur Rohani.

Lantaran masih penasaran, keluarga membuka peti itu lagi pada Minggu (10/7). Versi keluarga menyatakan ada kejanggalan berkaitan meninggalnya Yoshua.

"Di situ kami lihatlah ada kejanggalan mulai dari bentuk sayatan di muka, lalu ada luka lebam di perut, lalu kami buka kaos kakinya ada juga luka di bagian kaki itu. Cuman di bagian pinggang yang celananya tidak kami buka, cuman bagian atas sampai pinggang serta kaus kakinya saja, dan di situ kami lihat ada kejanggalan," tutur Rohani.

Mereka tak percaya begitu saja soal Yoshua yang disebut-sebut melecehkan istri Kadiv Propam. "Kita harap semoga ini bisa terungkaplah agar semua terang benderang kasusnya. Jangan sampai kami orang lemah tidak ditanggapi," ujar Rohani.

Raibnya Ponsel Yoshua

Selain menyoroti keberadaan kamera CCTV di lokasi kejadian, keluarga Brigadir Yoshua mempertanyakan soal ponsel atau telepon genggam. Mereka merasa aneh karena alat komunikasi milik Yoshua itu raib.

"Kita tanya CCTV dibilang CCTV nggak ada. Tak mungkinlah CCTV tak ada di rumah seorang jenderal kan. Lalu kita tanyakan mana handphone anak kita, disebut hilang tidak ditemukan," ucap Rohani Simajuntak, tante Brigadir Yoshua.

Keluarga menilai banyak percakapan dalam ponsel yang bisa digunakan sebagai bukti untuk mengusut kasus itu. "Harusnya di situ juga bisa dilihatkan bukti-bukti dari percakapannya," kata Rohani.

"Kami juga berharap Bapak Kapolri kami dibantulah. Itu saja. Buat Bapak Jokowi juga mohon kami dibantu juga agar kasus ini bisa diungkap sebaik-baiknya," ujar Rohani.




(bbn/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads