Insiden berdarah itu berlangsung di kediaman Misa di Desa Sangiang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Senin (4/7) sore. Pria berprofesi sebagai penjahit ini tiba-tiba didatangi dua pelaku.
"Kakak saya awalnya lagi di rumah. Terus datang dua orang, yang udah dikenal oleh masyarakat sebagai preman," ujar Santi, adik kandung korban, saat dihubungi, Selasa (5/7).
Pelaku dan korban awalnya hanya berbincang. Di tengah perbincangan, keduanya yang saat itu dalam pengaruh minuman keras berlalu pergi meninggalkan korban.
Kedua pelaku kembali datang. Salah satu pelaku membawa sebilah golok. Pelaku meneriaki korban dari luar rumah.
"Kemudian yang bawa Golok itu memanggil kakak saya, 'bro sini bro. keluar dulu bro.' setelah dipanggil, kakak saya keluar langsung dibacok, sama si teman kakak saya itu. Kejadiannya di depan pintu keluar, sekitar jam 17.30 WIB," tutur Santi.
Kedua pelaku kabur. Warga setempat sempat berusaha mengejar, namun pelaku justru menantang. Di sisi lain, korban yang terluka akibat bacokan sempat dilarikan ke rumah sakit di Cicalengka.
Santi mengatakan kakaknya itu aktif berorganisasi. Bahkan, Misa diketahui tercatat sebagai kader Partai Demokrat Kabupaten Bandung yang aktif di tingkat ranting.
"Ya betul aktif di Demokrat, kader partai. Tapi profesinya menjahit di rumah," kata Santi.
Tak butuh waktu lama bagi polisi meringkus pelaku berinisial IS dan AP alias Kuman. Tim dari Satreskrim Polresta Bandung berhasil mengamankan kedua pelaku.
"Keduanya sudah ditangkap di Polresta Bandung," kata Kapolsek Rancaekek Kompol Nanang.
Polisi juga sudah memeriksa kedua pelaku. Berdasarkan pemeriksaan, kedua preman ini mengaku memiliki dendam kepada korban.
"Motifnya dendam lama," tutur Nanang.
(dir/dir)