Dari dua peristiwa itu, terkuat fakta-fakta baru yang menyedot perhatian warga Jabar yaitu terkuaknya pelat nomor bodong salah satu moge penabrak bocah kembar hingga terlibatnya eks atlet berprestasi dalam pengungkapan sabu 1 ton.
Moge Penabrak Bocah Kembar di Pangandaran Pakai Pelat Bodong
Polisi berhasil mengungkap fakta baru terkait motor gede (moge) Harley Davidson yang menabrak bocah kembar di Pangandaran. Satu dari dua motor tersebut ternyata menggunakan pelat nomor palsu alias bodong.
"Satu (kendaraan) tidak terdaftar," ucap Kasat Lantas Polres Ciamis AKP Zanuar Cahyo Wibowo saat dikonfirmasi, Jumat (18/3).
Motor pelat bodong tersebut diketahui dikendarai penabrak berinisial AG. Adapun pelat nomor yang digunakan yakni D 1993 NA.
Zanuar mengatakan, pelat nomor tersebut harusnya digunakan untuk angkutan penumpang. Akan tetapi, malah digunakan untuk moge. "Iya, betul (untuk angkutan penumpang)" tutur dia.
Zanuar menambahkan, terkait dengan temuan tersebut, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Ciamis. Hal ini dilakukan guna pemeriksaan forensik.
"Kita koordinasi dengan Satreskrim untuk pemeriksaan forensik," ujarnya.
Merespon terungkapnya pelat bodong tersebut, Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Bandung turut berkomentar. Ketua HDCI Bandung Glenarto mengatakan semua anggota wajib melengkapi motornya dengan surat-surat yang lengkap.
"Tanggapan dari kita HDCI bahwa kita secara organisasi untuk anggota yang ingin masuk ke dalam HDCI itu harus memiliki motor yang disertai dengan surat lengkap sesuai dengan AD/ART kita," ucap Glenarto, Jumat (18/3).
Kendati demikian, kata dia, tak dipungkiri setiap anggota memiliki lebih dari satu motor. Sehingga, kemungkinan motor tersebut yang tidak terdaftar di HDCI.
"Tapi kemungkinan untuk anggota itu kan ada yang mempunyai motor dua dan tiga kemudian mengoleksi dan sebagainya, itulah yang mungkin tidak terdaftar dan pada saat kejadian itu dipakai," ujar Glenarto.
Glenarto menjelaskan sebagai organisasi resmi, pihaknya memang kerap melakukan pengecekan kendaraan anggotanya secara berkala. Bahkan, kata dia, anggotanya kerap melapor apabila mengganti unit kendaraan.
"Jadi, HDCI biasanya juga selalu mengupdate untuk teman-teman apabila kendaraan diganti atau misalkan dijual tapi mungkin ada yang melapor dan juga tidak, tapi paling tidak kita selalu mengadakan pengecekan berkala terhadap kendaraan yang biasanya dilakukan oleh anggota kami itu tiap tahunnya," tuturnya.
Niki Sansan, Eks Atlet Berprestasi Jabar Yang Terjerat Sabu 1 Ton
Polda Jawa Barat berhasil menggagalkan penyelundupan sabut satu ton di perairan Pangandaran pada Rabu (16/3) kemarin. Satu dari lima orang yang turut diamankan diketahui berinisial NS yang tak lain ialah Niki Sansan.
Niki Sansan merupakan eks atlet sepeda BMX Jawa Barat yang cukup berprestasi. Kabar ditangkapnya perempuan tersebut dibenarkan Ketua Harian Pengprov Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Jawa Barat Gunaryo.
"Ya, betul. Memang ada satu anak kami yang ternyata di luar batas kemampuan kami dalam pengawasan malah terlibat kegiatan melanggar hukum (ditangkap usai terlibat penyelundupan sabu)," kata Gunaryo via telepon di Bandung, Kamis (17/3).
Menurutnya, saat masih aktif bergelut di dunia BMX, Niki merupakan atlet berprestasi. Ia sempat mewakili Jawa Barat di PON 2016 untuk berlaga di PON 2016.
Meski berprestasi, kiprah Niki harus terhenti usai PON 2016. Ia terkendala oleh umur yang sudah melewati batas kriteria ketika hendak didaftarkan ISSI Jawa Barat ke kompetisi resmi di tingkat daerah maupun nasional.
"Kalau dari kegiatan sehari-harinya saat masih aktif, Niki memang punya totalitas dan dedikasi ke sepeda BMX. Sampai akhirnya dia jadi wakil di Porda Jabar dari Tasikmalaya terus ikut PON Jabar," ungkapnya.
Sejak PON 2016, ISSI pun tak pernah memantau lagi bagaimana kehidupan Niki Sansan. ISSI bahkan kehilangan komunikasi dengan Niki dua tahun ke belakang dan tak memantau lagi bagaimana perkembangannya.
"Dua tahun ke belakang Niki sudah enggak aktif lagi, kami juga lost contact. Ya, kami semua pengurus kaget sekaligus prihatin. Kok bisa (terlibat penyelundupan sabu)," ujarnya.
Kehebatan Niki saat masih aktif menjadi atlet BMX juga diakui langsung oleh Sekretaris ISSI Pangandaran Budi Nugroho.
"Kita sempat bertemu dulu, namun beda kontingen meskipun NS beralamatkan di Pangandaran, yang waktu itu (masih bergabung dengan) Kabupaten Ciamis," ucap Budi.
Budi mengaku kaget usai mendengar kabar mantan rivalnya itu kini ditangkap polisi. Budi pun mendapat informasi mengejutkan yaitu Niki ternyata sudah lama menjual sepeda BMX kesayangannya usai tak aktif lagi menjadi atlet.
"Memang tak nyangka sih, menurut info yang beredar mah dia udah ngejual sepeda BMX nyah," tandasnya.
(bba/yum)