Kematian sejoli Handi Saputra (18) dan Salsabila (14) sempat menghebohkan masyarakat di akhir tahun 2021 lalu. Sempat hilang usai insiden tabrakan, keduanya ternyata dibunuh dan dibuang trio oknum anggota TNI AD.
Kasus itu terungkap berawal dari hilangnya Handi dan Salsa yang terlibat kecelakaan di Nagreg hari Rabu, 8 Desember 2021 lalu. Usai tabrakan dengan mobil bercat hitam, keduanya menghilang dibawa pemobil menuju arah Limbangan, Garut.
Handi dan Salsa selama beberapa hari saat itu oleh keluarga ke berbagai rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Namun, keduanya malah ditemukan tewas di Sungai Serayu, Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai diselidiki, ternyata tiga orang dalam mobil hitam yang bertabrakan dengan Handi-Salsa kemudian mengevakuasi mereka adalah oknum anggota TNI, yakni Kolonel Priyanto, Kopda Andreas Dwi dan Koptu A Sholeh.
Aksi ketiganya kemudian terungkap sebagai tindakan pembunuhan berencana. Mayat Handi dan Salsa yang ditemukan di Sungai Serayu ternyata sengaja dibuang ketiganya.
Kejadian itu membetot perhatian publik. Sampai-sampai, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrachman sempat menyambangi rumah duka keduanya dan memastikan kasusnya akan ditangani.
Usai diamankan dan diinterogasi, ketiganya kemudian menjalankan rekonstruksi kasus tersebut. Rekonstruksi dilakukan pada hari Senin (3/1/2022) lalu.
Rekonstruksi terlebih dahulu dilakukan di kawasan Nagreg, Bandung yang menjadi TKP tabrakan antara Handi-Salsa dengan ketiga pelaku, Senin pagi saat itu. Dalam rekonstruksi, terungkap Handi dan Salsa berada di kolong mobil yang dikemudikan para pelaku usai kejadian.
Kolonel Priyanto dan Kopda Ahmad Sholeh kemudian keluar dari mobil dan mengevakuasi keduanya. Sedangkan Koptu Andreas Dwi berada di kursi kemudi mobil tanpa keluar. Setelah itu, ketiganya membawa Handi dan Salsa melaju ke arah Limbangan, Garut.
Rekonstruksi kemudian dilanjutkan di Jawa Tengah, Senin siang saat itu. Ketiga pelaku dibawa ke sebuah jembatan di Sungai Tajum Desa Menganti yang merupakan jalan penghubung antara Banyumas dan Cilacap.
Dalam proses rekonstruksi itu diketahui, ketiga oknum TNI itu membuang Handi dan Salsa di jembatan tersebut. Dengan menggunakan boneka, terlihat korban pertama dibuang ke sungai dengan posisi kepala berada di bawah.
Sedangkan korban kedua dibuang dengan posisi kaki terlebih dahulu. Sungai Tajum ini diketahui bermuara di Sungai Serayu, tempat di mana Handi dan Salsa ditemukan.
Usai membuang Handi dan Salsa, ketiga pelaku kemudian meluncur ke rumah Kolonel Priyanto di kawasan Sleman, DI Yogyakarta.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) diketahui, ketiganya berupaya untuk menghilangkan barang bukti, yakni dengan mengubah warna cat mobil.
"Mereka berusaha menghilangkan barang bukti dengan mengecat mobil yang digunakannya saat peristiwa kecelakaan itu terjadi," kata Danpuspomad Letjen TNI Chandra W Sukoco di Oditurat Militer Tinggi (Otmiliti) II Jakarta, Kamis 6 Januari 2022.
(mso/bbn)