Dari total 32 kecamatan di Kabupaten Kuningan, ada sekitar 12 kecamatan yang rawan bencana selama cuaca ekstrem di musim hujan. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Indra Bayu.
Ke 12 kecamatan tersebut adalah Kadugede, Hantara, Ciniru, Salajambe, Cilebak, Ciwaru, Darma, Jalaksana, Pasawahan, Luragung, Subang dan Maleber. Alasan ditetapkannya ke 12 kecamatan tersebut karena rawan terjadinya longsor dan pergerakan tanah. Selain itu juga, beberapa kecamatan ada yang rentan terkena banjir karena letaknya yang dekat dengan aliran sungai.
"Wilayah rawan bencana memang banyak di wilayah selatan dari mulai Kadugede, Hantara, Ciniru, Salajambe, Cilebak seterusnya sampai Luragung terutama rawan tanah longsor dan pergerakan tanah. Kalau bicara kecamatan yang rawan mungkin ada sekitar 12 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Kuningan. Dan juga rawan banjir yang lokasinya di wilayah aliran sungai yang besar seperti Cisanggarung dan Citejo," kata Indra, Kamis (6/11/2025).
Secara spesifik, dalam data yang dimiliki oleh BPBD juga disebutkan beberapa desa yang rawan bencana seperti desa Margabakti, Sindangjawa, Bunigeulis, Cikondang, Pasiragung, Citapen, Pakapasan Hilir, Pakapasan Girang, Catilan, Kutawaringin, Bagawat, Jambarema, Padahurip, Pamulihan, Jatisari, Subang, Bagunjaya, Gunungaci, Situgede, Gunungmanik, Pinara, Cipedes, Pemupukan dan masih banyak lagi.
Indra mengatakan, berdasarkan hasil perkiraan BMKG, di Kabupaten Kuningan cuaca ekstrim musim hujan puncaknya akan terjadi sekitar bulan Desember sampai Februari 2026. Sebagai bentuk kordinasi, pihaknya telah melakukan apel kesiapsiagaan dengan berbagai macam pihak.
"Kita menyelenggarakan apel sebagai bentuk kolaborasi dengan pihak SKPD, TNI, Polri seluruh unsur kewilayahan seperti Camat nantinya bisa menyentuh seluruh desa juga. Untuk mengingatkan bahwa memang sekarang berdasarkan perkiraan BMKG di bulan Desember sampai Februari estimasi puncak terjadinya musim hujan terutama di wilayah Kabupaten Kuningan," ujar Indra.
Selain apel kesiapsiagaan, untuk mempersiapkan terjadinya bencana pihaknya membuka pos komando, peningkatan sumber daya manusia, sinkronisasi data serta mempersiapkan peralatan penunjang penanggulangan kebencanaan.
"Dimodernisasi perlengkapan dan datanya sehingga pada saat terjadinya kebencanaan bisa langsung semua pihak bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing," jelas Indra.
Selama periode puncak cuaca ekstrem musim hujan, BPBD Kabupaten Kuningan menghimbau agar masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan, membatasi aktivitas saat cuaca ekstrem berlangsung serta melakukan berbagai macam upaya pencegahan bencana yang bisa dilakukan secara mandiri.
"Intinya untuk masyarakat apa yang bisa dilakukan secara mandiri seperti contoh bagaimana mengelola lingkungan sekitar, tidak ada sampah di saluran air. Menghindari titik rawan di daerah pergerakan tanah, kemudian pohon milik pribadi yang membahayakan sekiranya bisa dipangkas yah dipangkas," pungkas Indra.
(orb/orb)