Pesona Ukiran Lawang Kahagung, Gerbang Megah Keraton Kacirebonan

Ony Syahroni - detikJabar
Senin, 06 Okt 2025 08:30 WIB
Lawang Kahagung di Keraton Kacirebonan. Foto: Ony Syahroni
Cirebon -

Di balik tembok tebal Keraton Kacirebonan, Lawang Kahagung berdiri megah. Pintu utama berukuran besar dengan ukiran di setiap sisinya itu menjadi salah satu bagian menonjol di lingkungan keraton.

Siang itu, matahari terik memantulkan sinarnya ke bangunan keraton yang telah berdiri sejak ratusan tahun lalu. Tembok kokoh yang mengelilingi bangunan menegaskan karakter arsitektur masa lampau.

Keraton Kacirebonan merupakan salah satu peninggalan sejarah yang ada di Kota Cirebon. Di kompleks ini terdapat tiga gerbang atau gapura, yakni Semar Tinandu sebagai pintu pertama, Lawang Kahagung sebagai pintu kedua, dan Gapura Selamettangkep sebagai pintu ketiga.

Di antara ketiga gerbang tersebut, Lawang Kahagung menjadi salah satu yang menarik perhatian. Bukan saja karena ukurannya yang besar, melainkan karena ukiran yang terpahat pada permukaannya.

Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan, Elang Iyan Ariffudin, mengatakan Lawang Kahagung telah ada sejak awal berdirinya keraton pada tahun 1808.

Awalnya, pintu ini tampil polos tanpa ukiran. Baru pada tahun 2013, pihak keraton melakukan revitalisasi dengan menambahkan motif-motif khas Cirebon.

"Lawang Kahagung sudah ada semenjak keraton ini berdiri pada tahun 1808. Karena kondisinya hancur, kemudian direvitalisasi tahun 2013. Dulu bentuknya polos, sekarang ada ukirannya," terang dia saat berbincang dengan detikJabar, baru-baru ini.

Menurutnya, daun pintu yang ada di Lawang Kahagung terbuat dari bahan kayu jati yang kokoh, dihiasi beragam ukiran yang memperindah tampilannya.

Ukiran yang menghiasi antara lain motif wadasan dan megamendung, ditambah dengan lambang Keraton Kacirebonan yang menjadikan pintu ini bukan sekadar akses masuk, melainkan juga simbol kebesaran.

"Lambang Keraton Kacirebonan itu adalah Luji, Ikan berbadan tiga berkepala satu. Luji sendiri adalah singkatan Telu Dadi Sini," kata dia.

Ia menjelaskan, pada masa lalu, Lawang Kahagung merupakan salah pintu utama yang menjadi akses keluar masuk bagi sultan maupun tamu-tamu yang berkunjung.

"Kahagung itu kebesaran. Dulu Lawang Kahagung adalah pintu masuk sultan, keluarga sultan, dan tamu-tamu kebesaran saat era kerajaan," ungkap Elang Iyan.

Tepat di sisi Lawang Kahagung terdapat sebuah prasasti dengan tulisan carakan. Elang Iyan menjelaskan, tulisan itu memuat nama Pangeran Arya Carbon, sultan yang pernah memimpin Keraton Kacirebonan.

"Di situ ada prasasti dari marmer, tulisannya carakan Cirebon, bertuliskan Pangeran Arya Carbon Kesultanan Kacirebonan. Beliau adalah leluhur kami," kata Elang Iyan.

Hingga kini, Lawang Kahagung masih berdiri megah dan menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Keraton Kacirebonan.




(sud/sud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork