Cirebon Raya Sepekan: Jenazah Ditandu Pakai Sarung

Cirebon Raya Sepekan: Jenazah Ditandu Pakai Sarung

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 10 Agu 2025 10:00 WIB
Warga menandu jenazah pakai sarung ke tempat pemakaman di Blok Empang Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu
Warga menandu jenazah pakai sarung ke tempat pemakaman di Blok Empang Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu. (Foto: Tangkapan layar video viral)
Bandung -

Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di wilayah Cirebon dan sekitarnya selama sepekan. Mulai dari kasus penggelapan staf PDAM Kota Bandung yang menilap uang Rp 3,7 miliar, hingga viral jenazah harus ditandu pakai sarung di Indramayu.

Berikut rangkuman berita Cirebon dan sekitarnya dalam sepekan:

Staf PDAM Kota Cirebon Tilap Dana Rp 3,7 M

Staf keuangan PDAM Tirta Giri Nata Kota Cirebon berinisial AN (32), ditetapkan menjadi tersangka. Dia nekat menggelapkan uang pelanggan hingga senilai Rp 3,7 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus ini terungkap setelah polisi menerima laporan dugaan penggelapan di PDAM Kota Cirebon. Setelah melakukan penyelidikan dan mengumpulkan sejumlah bukti, petugas akhirnya menetapkan AN sebagai tersangka.

Kapolres Cirebon Kota AKBP Eko Iskandar mengungkap modus yang dilakukan AN dalam menjalankan aksinya tersebut. Menurutnya, pelaku melakukan penggelapan uang tersebut melalui berbagai cara.

ADVERTISEMENT

"Modusnya, pertama adalah mengurangi jumlah penerima tunai hasil pembayaran pelanggan melalui loket di kantor PDAM Tirta Giri Nata Kota Cirebon yang harusnya disetor ke rekening milik PDAM. Kemudian pelaku me-mark-up jumlah nilai pembayaran transfer atau nota kredit di dalam LHK (Laporan Harian Kas) sesuai dengan jumlah uang tunai yang diambil," katanya, Senin (4/8/2025).

"Kedua, melakukan penarikan dana menggunakan cek yang specimen tanda tangannya dipalsukan. Ketiga, memindahbukukan ke rekening pribadi atas dana hasil pencairan cek untuk pembayaran barang atau jasa yang ditukar oleh penyedia di loket PDAM. (Keempat) Pelaku mengalihkan ke rekening pribadi sebagian uang hasil pencairan cek yang diterbitkan untuk pemindahbukuan antar rekening bank milik PDAM Kota Cirebon. Kelima, pelaku mengedit rekening koran bank milik PDAM Tirta Giri Nata Kota Cirebon," sambung dia.

Menurut Eko, total uang yang digelapkan AN dalam kasus korupsi di PDAM Kota Cirebon mencapai lebih dari Rp3 miliar. "Total kerugian yang disebabkan oleh tindakan pelaku ini Rp3.719.733.781," kata Eko.

Lebih lanjut, Eko menerangkan, kasus korupsi yang dilakukan AN terjadi pada tahun 2024. Pelaku menggunakan uang hasil kejahatannya untuk trading dan bermain judi online.

"Ini dilakukan secara bertahap oleh pelaku. Jadi tidak dilakukan sekaligus. Ini periode 2024. (uang hasil kejahatan) digunakan untuk kepentingan pribadi, digunakan untuk bermain trading dan judol," kata Eko.

Saat ini, pelaku telah diamankan dan ditahan di Mapolres Cirebon Kota. Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal terkait tindak pidana korupsi dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.

"Pelaku dikenakan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 8 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2001. Ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara," kata Eko.

Dalam konferensi pers di Mapolres Cirebon Kota, polisi juga turut menampilkan barang bukti berupa uang senilai Rp88 juta rupiah. "Ini Rp88 juta yang masih ada di rekening dari pelaku," kata Eko.

Cincin Nyangkut di Jari Lansia Kuningan

Seorang pria paruh baya bernama Nuy Arifin (58) dari Desa Bakom, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan mengalami bengkak dan terluka di jari tangannya. Bukan karena terjepit pintu atau karena senjata tajam, tapi karena cincin mur yang terjebak di jari tengah tangannya.

Kepala UPT Damkar Kuningan, Andri Arga Kusuma memaparkan, laporan tentang cincin mur yang nyangkut di jari masih tersebut masuk pada pukul 13.05 WIB. Mendengar laporan tersebut, petugas damkar langsung mengirimkan petugas ke lokasi.

Saat itu, kondisi jari korban sudah bengkak karena cincin yang berbentuk kotak dan telah nyangkut terlalu lama. Menurut Arga, cincin mur tersebut sudah nyangkut di jari selama satu minggu. Meski sudah dilakukan upaya pencopotan oleh pihak keluarga, namun, tak kunjung berhasil, malah membuat jari korban menjadi bengkak dan terluka.

Arga mengatakan, mur yang nyangkut di jari tengah korban merupakan mur jembatan yang berbentuk segi empat yang ditemukan korban di jalan. Oleh korban, baut mur tersebut dipasangkan ke jari tengah korban.

"Mur jembatan bentuknya segi empat. Katanya nemu di jalan iseng dimasukin jari. Sudah satu minggu nyangkut di jari," tutur Arga. Rabu (6/8/2025).

Karena sulitnya melepaskan mur yang nyangkut tersebut. Anak korban meminta bantuan damkar untuk melepaskan cincin baut yang nyangkut tersebut. Meski dibantu dengan peralatan khusus, namun, karena bukan cincin biasa dan kondisi jari sudah bengkak. Proses pelepasan cincin mur mengalami sedikit kendala.

"Kendalanya cincin tersebut ternyata bukan dari bahan yg biasa dibuat cincin. Itu mur roda yang cukup tebal yang lubang dalamnya terdapat drat. Jadi ketika akan dimasukan alat untuk penghalang gerinda supaya tidak kena jari sangat sulit. Karena jarinya sendiri sudah bengkak dan terdapat luka di sekitar lingkaran cincin tersebut," tutur Arga.

Namun, setelah 20 menit penanganan, akhirnya, oleh petugas damkar cincin mur tersebut dapat dilepaskan pada pukul 13.55 WIB. Lewat kejadian tersebut, Damkar Kuningan menghimbau agar masyarakat lebih hati-hati lagi dalam menggunakan cincin.

"Imbauan agar masyarakat berhati-hati dalam menggunakan cincin, khususnya cincin yang berukuran terlalu kecil atau tidak sesuai dengan ukuran jari. Penggunaan cincin yang kekecilan dapat menyebabkan, pembengkakan pada jari, gangguan sirkulasi darah, luka atau infeksi, Sulit dilepas dan membutuhkan tindakan medis," pungkas Arga.

SMPN 1 Sumber Cirebon Kebakaran

Kebakaran hebat melanda SMP Negeri 1 Sumber pada Selasa malam (5/8/2025), menghanguskan bangunan kantin dan sebagian ruang Laboratorium Fisika. Api diduga berasal dari kompor gas yang lupa dimatikan oleh pemilik kantin.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra, menjelaskan bahwa timnya langsung bergerak cepat begitu menerima laporan kebakaran sekitar pukul 20.00 WIB.

Setibanya di lokasi, petugas terlebih dahulu melakukan pemadaman awal melalui lubang angin Laboratorium Fisika menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), karena aliran listrik saat itu belum diputus.

"Setelah listrik berhasil diputus, kami lanjutkan pemadaman menggunakan air dari unit pancar," ungkap Dadang.

"Untuk mengantisipasi kekurangan pasokan air serta potensi menjalar ke bangunan lain, kami minta bantuan tambahan dari Pos Damkar Sektor Weru," ucapnya.

Api dilaporkan pertama kali terlihat membesar di area antara kantin dan gedung Laboratorium Fisika. Berdasarkan keterangan pemilik kantin, pada sore hari dirinya sempat memasak air menggunakan kompor gas, namun lupa mematikannya sebelum pulang ke rumah.

Diduga air dalam panci habis dan panas dari panci menyebabkan selang tabung gas meleleh, yang kemudian memicu percikan api hingga terjadi kebakaran.

"Material di sekitar kompor seperti plastik dan bahan-bahan mudah terbakar mempercepat penyebaran api," tambahnya.

Pemadaman sempat mengalami kendala akibat pintu kantin yang terkunci, menyulitkan petugas menjangkau titik api utama. Namun berkat kerja keras tim, api akhirnya berhasil dipadamkan setelah dikerahkan tiga unit armada pancar diantaranya dua dari Sektor Sumber dan satu dari Sektor Weru.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

Ayah Cabuli Anak Kandung di Indramayu

Seorang ayah di Kabupaten Indramayu, Jabar, melakukan aksi bejat. Ia mencabuli anaknya yang berusia tiga tahun. Korban trauma dan kerap memperagakan aksi bejat ayahnya.

Korban tinggal bersama ayah dan neneknya. Kejadian bejat itu terjadi pda November 2024. Di bulan yang sama, kasus itu langsung dilaporkan keluarga korban.

"Kasus dilaporkan pada bulan November 2024," ujar Kuasa Hukum Korban, Toni RM kepada detikJabar, Kamis (7/8/2025).

Perilaku korban berubah setelah menjadi korban pelecehan yang dilakukan ayahnya. Korban kerap menyebut alat kelamin pria. Selain itu, korban juga mengeluhkan rasa sakit.

Aksi bejat ayahnya itu meninggalkan trauma dalam kehidupan korban. Bahkan, korban juga sering memegerakan gerakan seperti berhubungan intim.

"Pelaku tidak mengakui perbuatannya namun bukti beberapa video anak selalu memperagakan menirukan kelakuan bejat ayah kandungnya sangat kuat sebagai alat bukti," katanya.

Setelah melewati proses, polisi akhirnya mengamankan terduga pelaku pada Senin (4/8/2025) di kediamannya. Hingga kini polisi masih melakukan pemeriksaan.

"Sudah diamankan," kata Kasatreskrim Polres Indramayu, AKP Muchammad Arwin Bachar dihubungi detikJabar.

Viral Jenazah Ditandu Sarung di Eretan Indramayu

Proses pemakaman di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu berlangsung pilu. Bukan dengan keranda, warga membawa jenazah ke kuburan dengan cara ditandu pakai sarung. Kejadian itu pun ramai di media sosial.

Dilihat detikJabar, sebuah video yang diunggah akun Indramayuinfo menunjukkan sejumlah warga di Blok Empang berbondong-bondong melintas jembatan bambu di atas Kali Gandrung. Terlihat dua orang memikul tandu sederhana, hanya memakai dua sarung.

Rupanya, aksi tersebut merupakan bagian dari proses pemulasaraan. Di mana, pada Rabu (6/8/2025) pagi ada salah seorang warga yang meninggal hingga menandu jenazah menuju tempat pemakaman.

"Iya itu tuh di lokasi yang waktu anak SD viral itu. Kalau ke arah timur aksesnya lewat tanggul empang. Kalau ke barat (tempat pemakaman) lewat kali Gandrung," kata salah seorang warga Eretan Wetan Supriyanto (40) kepada detikJabar, Kamis (7/8/2025).

Menurutnya, aktivitas itu sudah sering terjadi. Bahkan, tidak sedikit warga yang sakit harus ditandu ketika hendak berobat.

Konon, warga yang meninggal kemudian ditandu dengan sarung itu sebelumnya sempat sakit. Namun, lantaran minim akses, proses pengobatan pun hanya dilakukan di rumah.

"Iya semua orang sakit atau orang meninggal tuh ditandu pakai sarung. Yang meninggal juga sempat sakit tapi berobat di rumah aja," katanya.

Sekitar 40 kepala keluarga di Blok Empang seolah harus terbiasa dengan kondisi tersebut. Pasalnya, Blok Empang seperti wilayah terisolir yang dikelilingi empang.

Jembatan bambu yang dibuat warga harus menjadi akses alternatif utama. Terlebih saat tanggul empang terendam banjir rob.

"Aksesnya ya lewat tanggul empang aja. Bahkan motor aja nggak bisa masuk. Apalagi kalau banjir rob akses harus pakai getek," katanya.

Menurutnya, kondisi itu sudah terdengar ke telinga Bupati hingga Gubernur Jawa Barat. Namun, hingga saat ini, realisasi pembangunan akses bagi warga di Blok Empang belum terlihat.

"Ya mudah-mudahan segera dibangun akses masyarakat. Karena di situ terisolir," katanya.




(ral/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads