Tumpukan pasir dan batu kecil tampak menggunung di pinggir Jalan Cikasarung-Leuwikidang, Kabupaten Majalengka. Bukan tanpa sebab, material tersebut memang disiapkan untuk memperbaiki jalan yang sudah rusak parah selama bertahun-tahun. Perbaikan jalan yang dinanti warga ini akhirnya mulai dikerjakan.
Warga Desa Leuwikidang Eka Nurmanudin mengaku lega dan bahagia. Selama ini, warga harus bersabar menghadapi kondisi jalan yang penuh lubang dan bergelombang.
"Itu jalan udah hampir 2-3 tahun nggak pernah diperbaiki. Alhamdulillah Pak Bupati dan Pak Wakil Bupati gercep langsung mau perbaiki jalan sini," kata Eka kepada detikJabar, Rabu (16/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eka menceritakan, akibat jalan rusak itu, ia harus tiga kali mengganti kaki-kaki mobilnya. "Sokbreker sama laher udah tiga kali ganti. Tiap hari lewat jalan nggak mulus terus. Makanya sekarang jalan mau diperbaiki seneng banget," ucapnya.
Bupati Majalengka Eman Suherman membenarkan, proyek perbaikan jalan di Leuwikidang mulai berjalan tahun ini. Ia mengaku, kondisi jalan tersebut memang sangat rusak parah.
"Jangankan masyarakat yang lewat tiap hari, saya saja waktu ke sana luar biasa rusaknya. Kalau musim hujan, saya mungkin tergelincir karena lubangnya sudah dalam banget," ujar Eman.
Menurut Eman, perbaikan jalan Leuwikidang dilakukan dengan metode overlay (pelapisan ulang) hotmix sepanjang hampir 4 kilometer. Meskipun belum bisa menjangkau hingga Dawuan, perbaikan setidaknya akan sampai ke Jatisawit yang memang jalurnya sudah dalam kondisi rusak parah.
"Kami juga sudah komunikasi dengan pemerintah pusat dan provinsi. Kalau ada bantuan dari pusat, mudah-mudahan bisa sampai Dawuan," jelasnya.
Selain Leuwikidang, Bupati mengaku tengah berupaya memperbaiki sejumlah titik jalan rusak lainnya seperti di wilayah Jatiwangi dan arah Lanud. Tercatat, statusnya jalan kabupaten hampir 20 persen kondisinya rusak.
"Jalan kabupaten yang rusak itu sekitar 20 persen dari total panjang 953 kilometer. Ini kita benahi perlahan sambil terus minta bantuan pusat dan provinsi," ungkapnya.
Eman menyampaikan, kondisi anggaran menjadi tantangan tersendiri dalam proses perbaikan jalan. Dulu saat dirinya masih menjabat Kepala Dinas Pekerja Umum (PU), anggaran untuk infrastruktur bisa mencapai Rp400-450 miliar. Namun saat ini, ketika dirinya menjabat Bupati, anggaran hanya berkisar Rp74-75 miliar.
"Dengan anggaran segitu, kebutuhan publiknya banyak. Maka saya minta semua pengusaha jaga kualitas. Jangan sampai baru dua tiga bulan jalan sudah rusak lagi," tegas Eman.
Ia memastikan, sistem pengawasan dalam proyek perbaikan jalan akan diperketat. Tidak hanya saat pengerjaan, tetapi juga setelah proyek selesai. Inspektorat pun akan dilibatkan untuk mengevaluasi kualitas hasil pekerjaan.
(dir/dir)