Pijatan Nurdin yang Jadi Saksi Denyut Terminal Harjamukti

Serba-serbi Warga

Pijatan Nurdin yang Jadi Saksi Denyut Terminal Harjamukti

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Senin, 07 Apr 2025 15:30 WIB
Nurdin saat bekerja menjadi tukang pijat di Terminal Harjamukti
Nurdin saat bekerja menjadi tukang pijat di Terminal Harjamukti. Foto: Fahmi Labibinajib
Cirebon -

Namanya Nurdin Mahendra, usianya 55 tahun, bekerja sebagai tukang pijat keliling di Terminal Harjamukti, Kota Cirebon. Nurdin datang ke Cirebon pada 1987.

Ia memilih Termina Harjamukti sebagai ladang mencari cuan. Sebelum menjadi tukang pijat, ada banyak pekerjaan yang Nurdin lakoni di terminal, seperti kernet mobil bus, kuli hingga menjadi tukang loper koran.

"Saya aslinya dari Kalimantan Timur, dari umur 18 tahun lah saya di sini, nyari makan di sini, tahu perkembangan terminal, jadi kuli serabutan, kernet bus, sampai loper koran juga pernah," tutur Nurdin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baru, semenjak koran mulai kurang diminati, Nurdin memutuskan untuk bekerja sebagai tukang pijat keliling. Kala itu, lanjut Nurdin, Terminal Harjamukti masih sangat ramai, setiap hari ada banyak pengunjung yang datang silih berganti.

"Jadi tukang pijat dari tahun 2011, jadi tukang pijat di terminal saja. Tapi, kalau ada panggilan juga bisa," tutur Nurdin.

ADVERTISEMENT

Berbeda dengan tukang pijat di rest area yang terkumpul dalam satu tempat, menurut Nurdin, tukang pijat di terminal beroperasi dengan cara berkeliling. "Kalau di terminal tuh ada banyak tukang pijat ada sekitar 15 orang, cuman yah pisah-pisah, mencar, jauh-jauh nggak kayak di rest area yang kumpul kelihatan, ada tempatnya," tutur Nurdin.

Menurut Nurdin, dulu, dalam sehari ia bisa mendapatkan uang sekitar ratusan ribu rupiah dari menjadi tukang pijat keliling di Terminal Harjamukti. "Paling banyak dulu, kalau musim mudik saja tuh, kadang dapat Rp 250.000 sampai Rp 400.000, mulai beroperasi dari jam 5 pagi sampai jam 4 sore," tutur Nurdin.

Namun, semenjak adanya tol Cipali, membuat pengunjung di Terminal Harjamukti menjadi berkurang, hal ini menyebabkan penghasilan Nurdin juga mengalami penurunan. "Kalau masalah pendapatan enaknya dulu, sekarang mah paling dapat Rp 200.000, penyebabnya ada tol yang dibuka, terus kebanyakan orang sudah bawa motor sendiri, orang juga pada males naik bus, karena takut dioper-oper," tutur Nurdin.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nurdin juga melayani jasa pijat di malam hari sambil membantu berjualan di warung dekat tempat tinggalnya.

"Saya ngontrak, jam 10 malam tuh keluar, bantu-bantu bos saya di warung beberes, kadang juga dapat penumpang yang mau pijat dapat Rp 15.000, itu kalau malam, bantu di warung sambil pijat," tutur Nurdin.

Meskipun pendapatan dari menjadi tukang pijat tidak menentu, namun Nurdin akan tetap menjadi tukang pijat. Nurdin hanya berharap, semoga ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

"Alhamdulillah pastikan saya cukup-cukupkan, saya kan tinggal sendiri, harapan saya cuman satu, kalau hari ini bagus semoga besoknya lebih bagus lagi," pungkas Nurdin.

(sud/sud)


Hide Ads