Ungkapan Syukur Nunung Walau Bisnis Gontai Dihajar 'Online'

Serba-serbi Warga

Ungkapan Syukur Nunung Walau Bisnis Gontai Dihajar 'Online'

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Sabtu, 05 Apr 2025 11:34 WIB
Nunung di depan lapak aksesorisnya di Jalan Siliwangi Cirebon
Nunung di depan lapak aksesorisnya di Jalan Siliwangi Cirebon (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Di dekat jembatan sungai Sukalila, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon terdapat seorang penjual aksesoris yang sudah berjualan selama puluhan tahun bernama Nunung (50), meski lapaknya sederhana, namun, ada banyak aksesoris yang dijual Nunung seperti sabuk, topi, tas, kaos kaki, hingga tasbih.

"Jualan dari tahun 1982, awalnya yang jualan suami keliling jualannya pakai kardus dipikul, kadang jualan di Pabuaran, Tegal Gubug di mana saja yang ada keramaian, soalnya masih belum punya lapak," tutur Nunung, belum lama ini.

Biasanya, Nunung berjualan bersama suaminya, namun, semenjak suaminya sakit, Nunung memutuskan untuk tetap berjualan aksesoris bersama dengan anaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Suami sakit kemarin habis dirawat, jadi jualan sama anak, anak jualan pagi saya jualan siang," tutur Nunung.

Nunung memaparkan, dulu, dalam sehari ia bisa mendapatkan omzet sekitar ratusan ribu rupiah dari berjualan aksesoris. Meskipun anak Nunung cukup banyak, yakni 8 anak, namun, kala itu, dari hasil jualan aksesoris cukup untuk memenuhi kebutuhannya sekolah anak-anaknya.

ADVERTISEMENT

"Dulu bisa sampai Rp 500.000 banyak yang dibeli, yah alhamdulillah dulu bisa nyekolahin anak-anak, anaknya 8, perempuan 6 laki-laki 2, yang masih sekolah anak laki-laki, soalnya kalau lagi sepi jualannya bapaknya ngasong (jualan keliling) di pasar sambil ngomong nawarin," tutur Nunung.

Namun, semenjak pandemi COVID-19, omzet Nunung dari berjualan aksesoris menurun drastis, sekarang, dalam sehari paling banyak Nunung hanya bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 200.000.

Nunung memperkirakan, salah satu penyebab menurunnya omzet jualannya adalah karena orang cenderung untuk membeli sesuatu secara online, ditambah dengan semakin banyaknya pasar malam di kampung atau desa, sehingga orang lebih memilih untuk membeli aksesoris di pasar malam yang lebih dekat.

"Dulu kalau habis lebaran tuh rame, tapi sekarang mah sepi, orang-orang pada belinya di online. Mau ikutan online sudah nggak bisa, nggak ngerti," tutur Nunung.

Meskipun penghasilannya tidak sebanyak dulu, tapi Nunung bersyukur dirinya masih bisa berjualan aksesoris. Menurutnya, penghasilan dari jualan aksesoris masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Kalau rezeki saya yah dapat uang, kalau nggak yang penting buat makan ada saja, apalagi suami sakit-sakitan, tapi tetep disabarin, kita juga kan butuh makan," pungkas Nunung.

(yum/yum)


Hide Ads