Warisan Profesi yang Jadi Berkah untuk Emin Saat Mudik Lebaran

Warisan Profesi yang Jadi Berkah untuk Emin Saat Mudik Lebaran

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Minggu, 30 Mar 2025 08:30 WIB
Emin di lapak pijatnya di rest area Palikanci Cirebon
Emin di lapak pijatnya di rest area Palikanci Cirebon (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Siang itu, menjelang hari raya Idulfitri, suasana rest area kilometer 207 Palikanci tampak ramai oleh para pemudik yang ingin pulang ke kampung halaman. Beberapa pemudik tampak sedang duduk dan bersantai di area foodcourt yang banyak tersedia di rest area.

Di lantai atas foodcourt terdapat sebuah area yang menjadi lapak bagi para tukang pijat. Setidaknya, ada puluhan orang yang berprofesi sebagai tukang pijat, salah satunya Emin.

Dengan bermodalkan tikar, bantal dan alat-alat pijat, Emin sudah menjadi tukang pijat di rest area selama 20 puluh tahun lebih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di usianya yang sudah 35 tahun, Emin sudah akrab dengan kehidupan di rest area. Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Emin sudah ikut orang tuanya bekerja menjadi tukang pijat di rest area. Menurutnya, profesi tukang pijat sudah dilakoni oleh keluarganya secara turun temurun.

"Dari sekolah SMP tuh sudah mulai pijit diajak orang tua saya yang sudah puluhan tahun jadi tukang pijat, katanya lanjutin usaha pijat di Palikanci saja. Saya belajarnya turunan dari buyut yang sudah jadi tukang pijat,"tutur Emin belum lama ini.

ADVERTISEMENT

Emin memaparkan, dulu area tukang pijat ada di bagian bawah. Namun, sejak beberapa tahun yang lalu area pijat dipindahkan ke lantai 2. Menurutnya, perpindahan area pijat berdampak pada pendapatnya sebagai tukang pijat.

"Dulu mah pas di bawah ramai, tukang pijat bisa sampai 50 orang, tapi sekarang berkurang jadi 30 orang, pada berhenti. Paling ramai tuh pas hari Jumat, Sabtu dan Minggu biasanya yang datang sopir travel dan mobil pribadi tuh pada pegal, ditambah dulu belum ada tol Cipali jadi di sini lebih ramai," tutur Emin.

Menurut Emin, saat masih di lantai bawah ia bisa mendapatkan 10 pelanggan dalam satu hari. Namun, saat pindah ke lantai atas, paling banyak Emin hanya bisa mendapatkan 5 pelanggan dalam satu hari. Tak jarang, di hari biasa, Emin sering tidak mendapatkan pelanggan sama sekali.

"Sekali pijat full badan kan Rp 100.000, tapi nggak selalu ada, kadang sehari nggak dapat orderan pijat juga pernah, tapi yah mau gimana lagi, nggak kayak waktu dulu pas di bawah, kalau sekarang mah yang mampir yang sudah biasa langganan saja, paling kalau mau ada pelanggan baru, kitanya nawarin dulu ke bawah, terus diajak ke atas, prosesnya susah, " tutur Emin.

Emin berharap, saat arus mudik dan arus balik lebaran 2025, ia dapat kembali mendapatkan banyak orderan pijat seperti dulu kala.

"Sebelum lebaran kan sepi, paling pas mau lebaran itu ramai bisa 4-5 orang, biasanya 3 hari sebelum lebaran, di sini kan 24 jam, jadi ada yang datangnya sore, lumayan pendapatannya bisa buat beli baju lebaran," tutur Emin.

Meski pendapatannya tidak menentu, tapi Emin tetap akan menjadi tukang pijat di rest area Palikanci, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Amanah dari orang tua lah yang membuat Emin tetap bertahan menjadi tukang pijat.

"Ada amanah orang tua juga, ditambah dari dulu saya usahanya di sini, alhamdulillah cukup bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari lah, buat biaya sekolah, anaknya 2, masih pada SMP," pungkas Emin.




(dir/dir)


Hide Ads