Kisah Ibu Tangguh yang Bertahan di Tengah Sepinya Pemudik

Kota Cirebon

Kisah Ibu Tangguh yang Bertahan di Tengah Sepinya Pemudik

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Kamis, 27 Mar 2025 10:00 WIB
Siti di lapak makanan minumannya di Terminal Harjamukti, Kota Cirebon
Siti di lapak makanan minumannya di Terminal Harjamukti, Kota Cirebon. (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Siang itu, meskipun Lebaran tinggal menghitung hari, suasana di bagian belakang Terminal Harjamukti masih tampak lenggang. Belum terlihat antrean pemudik yang hendak pulang ke kampung halaman. Namun, kesunyian terminal tak menyurutkan tekad Siti Khadijah untuk tetap berjualan makanan dan minuman keliling di area tersebut.

Di usianya yang telah menginjak 52 tahun, Siti sudah akrab dengan kehidupan di Terminal Harjamukti. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, ia telah membantu orang tuanya berdagang di terminal ini. Kini, ia meneruskan usaha tersebut dengan berdagang secara mandiri.

"Sudah lama jualan, dari saya masih SD itu sudah jualan ikut sama orang tua, lama-lama jualan sendiri, di sini juga dulu masih di terminal lama," tutur Siti, Rabu (26/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siti mengungkapkan biasanya saat musim mudik, pendapatannya meningkat drastis. Jika pada hari biasa ia hanya memperoleh keuntungan sekitar Rp100.000, maka saat puncak arus mudik bisa mencapai Rp300.000 hingga Rp400.000 per hari. Namun, tahun ini kondisi masih sepi, sehingga keuntungan tersebut belum bisa diraihnya.

"Biasanya yang sudah sudah tuh, Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu itu dapat, tapi sekarang belum, ini kan terminal nya masih sepi, ditambah pedagang juga makin banyak," tutur Siti.

ADVERTISEMENT

Meskipun penghasilan belum meningkat signifikan, Siti tetap bersemangat. Setiap hari, ia berjualan sejak pukul 06.00 WIB hingga 24.00 WIB. Ia berharap menjelang Lebaran dan arus balik nanti, jumlah pemudik akan bertambah sehingga dagangannya lebih laris.

"Mudah-mudahan saja bisa dapat nanti pas mau lebaran, biasanya pas arus balik juga ramai, sekarang mah dapat sedikit atau banyak disyukuri saja dulu, untung anaknya juga sudah pada gede," tutur Siti.

Pernah Menjadi TKW

Karena penghasilan dari berdagang di terminal tidak menentu, sementara kebutuhan keluarga terus bertambah, Siti pernah mencoba peruntungan bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW). Ia pernah bekerja di beberapa negara, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yordania.

"Tiga kali ke kerja di luar negeri, di Yordania itu sampai 2 tahun, di Yordania satu tahun setengah, sama di Abu Dhabi, terakhir kali ke luar negeri itu 2016," tutur Siti.

Keputusan merantau ke luar negeri bukanlah hal yang mudah bagi Siti. Apalagi saat pertama kali berangkat, ia harus meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil. Namun, ia bersyukur bisa kembali ke tanah air dengan selamat. Hasil kerja kerasnya sebagai TKW dan pedagang keliling telah membuahkan hasil, salah satunya dengan menyekolahkan anak hingga menjadi perawat.

"Anaknya dua sekarang sudah menikah semua, alhamdulillah satunya jadi perawat yang perempuan, kan kalau jadi perawat biaya kuliah nya mahal, tapi bangga, cape jadi TKW tapi anaknya sukses," pungkas Siti.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads