Di deretan ruko Jalan Pandesan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon terdapat salah satu toko yang sudah berdiri hampir 1 Abad. Namanya toko Sandal Kulit H Yusuf Djamal.
Generasi ketiga dari sang pemilik toko, Siti Sofiyah (64) memaparkan, toko sandal mulai didirikan oleh kakeknya yang bernama H Djamal sekitar tahun 1925.
"Yang pertama kali buka itu kakek dari bapak, H Djamal lanjut ke H Yusuf, terus sekarang ke saya, generasi ketiga, dari tahun 1925 itu sudah ada," tutur Siti Sofiyah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada banyak jenis sandal yang dijual di toko warisan keluarga berukuran 20 meter tersebut, dari mulai sandal terompah capit model lama, sandal slop, dan sandal kulit. Berbagai macam jenis sandal tersebut ditaruh dengan rapi dalam lemari kaca tua berwarna coklat.
![]() |
Sofiyah memaparkan, sejak zaman kakeknya dulu hingga sekarang, sandal yang dijual di toko merupakan produk buatan sendiri yang dibuat dengan cara manual. Untuk memproduksi satu sandal, dibutuhkan waktu sekitar 1-2 hari.
"Zaman kakek sampai zaman bapak saya itu masih jahit sendiri, cuman bapak Yusuf itu anaknya perempuan semua, untung ada tukang, jadi sekarang tinggal lanjutin saja. Untuk produksinya dari dulu sampai sekarang masih homemade, manual semua," tutur Sofiyah.
Meskipun masih ada yang bisa melanjutkan untuk membuat sandal, namun ada beberapa kendala yang dialami oleh toko sandal H Yusuf Djamal. Seperti bahan baku sandal yang sulit ditemukan sehingga mengurangi jumlah sandal yang diproduksi.
"Cuman di tahun ini bahan pembuatnya lagi pada kosong, toko karetnya sudah pada tutup, pernah mau beli sudah dibayar, tapi uangnya malah dibalikin lagi, baru tahun ini pada kosong, pabriknya pada tutup," tutur Sofiyah.
Selain bahan baku yang mulai sulit didapat, kendala lain yang dihadapi adalah sepinya pembeli. Menurut Sofiyah, semenjak pandemi COVID-19 penjualan sandal di tokonya menurun drastis.
"Dulu mah sehari insyaallah ada saja yang kejual 1 pasang atau 2 pasang. Pas ke sini malah kadang-kadang jadinya nol, nggak ada yang beli sama sekali sehari, mungkin daya beli orangnya beda kali ya. Alhamdulillah ini toko punya sendiri, kalau ngontrak sih mungkin ini sudah tutup," tutur Sofiyah.
Sofiyah mengenang, dulu penjualan sandal di tokonya selalu laris pembeli. Bahkan sandalnya jadi andalan banyak pejabat Cirebon kala itu.
"Pas Wali Kota Cirebonnya Subardi tuh sering pesen sendalnya di sini, biasanya pas pelantikan anggota dewan tuh pakenya sendal slop dari sini. Katanya di sini masih enak, Pak Bupati Imron juga sering beli sendalnya di sini," tutur Sofiyah.
Menurut Sofiyah, salah satu keunggulan sandal yang diproduksi dan dijual oleh toko H Yusuf Djamal adalah tahan lama dan tidak cepat rusak. Untuk harganya sendiri dibanderol dari Rp 230.000 - Rp 300.000.
![]() |
Meskipun pendapatan sudah tidak menentu, namun karena wasiat dari orang tuanya lah yang membuat Sofiyah tetap bertahan membuka toko sendal H Yusuf Djamal. Selain itu juga, dorongan dari pelanggan setianya menjadi alasan lain Sofiyah bertahan.
"Ada amanat dari orang tua, dari ibu saya, waktu belum meninggal tuh disuruh terusin-terusin jangan berhenti. Masa ada wasiat dari orang saya nggak lanjutin, selama saya sehat masih ada umur, Insyallah semoga Allah mudahkan saya terusin," tutur Sofiyah.
Untuk jam buka tokonya sendiri, dimulai dari pukul 09.00 WIB - 17.00 WIB. Sofiyah berharap, semoga ke depan toko H Yusuf Djamal dapat kembali ramai seperti dulu kala.
"Nyari barokah saja, hidup buat ibadah menjalankan amanah orang tua. Semoga bisa ramai lagi kayak dulu lagi sebelum COVID 19 ada," ujar Sofiyah.
(mso/mso)