Legenda Nyi Rambut Kasih hingga Terbentuknya Kabupaten Majalengka

Legenda Nyi Rambut Kasih hingga Terbentuknya Kabupaten Majalengka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Selasa, 04 Feb 2025 07:00 WIB
Nyi Rambut Kasih Majalengka
Nyi Rambut Kasih Majalengka (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Kabupaten Majalengka mempunyai cerita legenda yang berkaitan dengan asal-usulnya, yakni kisah Nyi Rambut Kasih. Berdasarkan cerita tutur yang telah diwariskan turun-temurun, Nyi Rambut Kasih adalah ratu di kerajaan Sindangkasih pada abad ke-15.

Nyi Rambut Kasih digambarkan sebagai seorang wanita yang memiliki rambut panjang dan indah serta berparas cantik. Selain itu, ia juga dikenal memiliki kekuatan sakti mandraguna. Di balik sosoknya yang disegani, Nyi Rambut Kasih adalah pemimpin yang adil, bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya.

Ceritanya memang melegenda di telinga masyarakat. Namun, keberadaan sosok Nyi Rambut Kasih sendiri masih menjadi perbedebatan. Itu karena, keberadaannya belum dapat dibuktikan secara historis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cerita tutur, atau berbentuk legenda, atau dongeng, atau sejenisnya merupakan khazanah budaya. Cerita tutur tetap harus kita lestarikan. Kalau menurut saya, di mana ada cerita tutur, atau legenda, atau mengenai suatu tokoh, kalau menurut saya tokohnya pernah ada," kata penikmat sejarah sekaligus Ketua Yayasan Galur Rumpaka Majalengka Baheula (Grumala) Nana Rohmana atau Naro saat diwawancarai detikJabar, Senin (3/2/2025).

"Yang namanya cerita tutur kan bercerita gitu ya, dulu orang tua kita mah tidak hobi menulis, hobinya ngobrol. Misalnya punya cerita tentang satu tokoh diceritakan ke anak kita, dari anak kita diceritakan lagi ke cucu, dari cucu diceritakan lagi ke buyut. Itu kan pasti nya berkurang, namanya cerita, ada yang berkurang, ada yang bertambah. Kalau misalnya ada yang bertanya, itu Nyi Rambut Kasih tokoh real (asli) atau bukan? Kalau misalnya pernah ada, cuma mungkin ceritanya yang berubah," jelas dia menambahkan.

ADVERTISEMENT

Meskipun keberadaannya belum dapat dibuktikan secara historis. Akan tetapi kisah legenda Nyi Rambut Kasih erat hubungannya dengan cerita terbentuknya Kabupaten Majalengka.

Naro menyampaikan, dalam kisah legenda awal mula terbentuknya Majelengka diawali seorang tokoh bernama Pangeran Muhammad yang merupakan utusan dari Cirebon datang ke Sindangkasih untuk menyebarkan agama Islam sekaligus mencari obat dari buah maja, yang dianggap dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Pasalnya pada masa itu, terdapat wabah penyakit yang melanda Cirebon.

Nyi Rambut Kasih MajalengkaPetilasan Nyi Rambut Kasih Majalengka Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar

"Menurut keterangan bahwa di Cirebon lagi terjangkit wabah penyakit yang obatnya dari buah maja gitu. Penyakitnya malaria atau apa lah. Wabah penyakit yang sangat berbahaya, kalau sekarang mah mungkin COVID-19 lah. Kayak pandemi, pagi sakit, sore meninggal, sore sakit, besoknya meninggal. Yang menurut keterangan obatnya harus dari Majalengka, yaitu buah maja," ujar Naro.

Pangeran Muhammad berusaha membawa buah maja dari Majalengka untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Namun niatnya itu tidak berjalan mulus. Pada saat itu, malah terjadi ketegangan antara Pangeran Muhammad dengan Nyi Rambut Kasih terkait perbedaan pandangan tentang agama.

Nyi Rambut Kasih yang memimpin kerajaan tersebut menolak ajaran Islam dan memilih untuk mempertahankan keyakinannya. Perbedaan pandangan ini berujung pada perselisihan yang cukup sengit antara keduanya.

"Ada perselisihan, perbedaan pemahaman atau ketidaksesuaian ideologi atau apa. Kemudian akhirnya Nyi Rambut Kasih menarik buah maja, kemudian menghilangkan buah maja supaya tidak dibawa oleh orang Cirebon. Nah kemudian beliau juga dalam cerita itu mokswa, atau menghilangkan diri, atau ngahiang," ucap Naro saat menceritakan.

Dalam cerita tutur tersebut, kata Naro, nama Majalengka sendiri dikaitkan dengan istilah 'maja e langka' atau yang berarti buah maja nya hilang. "Buah maja e langka, atau buah majanya hilang. Maja itu buah, langka itu hilang, itu menurut versi cerita tutur zaman dulu. Kalau menurut di situ kan diceritakan bahwa buah maja dihilangkan, jadi hilang semua. Tapi kan sekarang ada, masih ada," pungkasnya.




(dir/dir)


Hide Ads