Keluh Kesah Siswa SD di Tengah Banjir Rob yang Melanda Cirebon

Keluh Kesah Siswa SD di Tengah Banjir Rob yang Melanda Cirebon

Devteo Mahardika - detikJabar
Jumat, 10 Jan 2025 15:51 WIB
Banjir rob di Cirebon
Banjir rob di Cirebon (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar).
Cirebon -

Banjir rob telah menjadi 'teman harian' yang terus menghantui ratusan siswa SDN 3 Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon. Sekolah yang terletak di pinggir muara ini kerap terendam air laut pasang, memaksa para siswa dan guru memulai hari dengan membersihkan genangan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.

Putri, siswa kelas 4 SDN 3 Ambulu mengungkapkan, bahwa banjir rob hampir setiap hari selalu datang. Kondisi itu mengganggu aktivitas belajar dan membuat suasana sekolah tak nyaman.

"Hampir setiap hari kalau banjir rob datang, ya harus bersihin ruangan kelas dulu," ucap Putri, Jumat (10/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya menguras tenaga, situasi ini juga memengaruhi konsentrasi para siswa saat belajar. Apalagi ruang kelas kerap basah, sehingga membuat kegiatan belajar tidak nyaman.

"Nggak nyaman belajarnya, tidak bisa konsentrasi juga. Dari rumah pakai sepatu, tapi di sekolah harus dilepas dan ganti sandal karena lantai kelas basah," katanya.

ADVERTISEMENT

Ia juga mengaku lelah saat mulai mengikuti kegiatan belajar. Pasalnya sebelum melakukan pembelajaran, ia bersama teman-temannya harus terlebih dahulu membersihkan ruangan kelas.

"Kalo belajar suka capek duluan, soalnya bersih-bersih dulu," bebernya.

Muhamad Rizky Mainaki, salah satu guru SDN 3 Ambulu mengungkapkan, bahwa dampak banjir rob tidak hanya dirasakan di dalam kelas, tetapi juga di fasilitas sekolah lainnya. Lapangan yang dulunya digunakan untuk bermain kini tak lagi layak karena berlumut akibat sering terendam air.

"Lapangan sekolah sekarang udah nggak bisa dipakai karena berlumut. Kami harap pihak terkait segera mengambil langkah perbaikan," ungkap Rizky.

Kepala Sekolah SDN 3 Ambulu Sautun Hasanah menuturkan, bahwa banjir rob telah terjadi enam kali sejak November 2024. Puncaknya, pada Januari 2025, banjir merendam enam ruang kelas dan ruang guru, mengubah sekolah menjadi seperti kolam.

"Sejak November, sudah enam kali air masuk ke dalam kelas. Yang kemarin itu paling parah. Kami tidak menyangka, di pekan pertama setelah libur semester, kondisi sekolah malah begini," ujarnya.

Kondisi ini juga memengaruhi kehadiran siswa, karena banyak dari mereka harus mengatasi banjir yang melanda rumah masing-masing sebelum berangkat ke sekolah.

"Jumlah murid kami ada 164 orang, semuanya terdampak. Banyak anak-anak bangun tidur sudah menemukan air di bawah tempat tidur mereka," jelas Sautun.

Di tengah keterbatasan, siswa dan guru SDN 3 Ambulu tetap berjuang untuk melanjutkan kegiatan belajar. Namun, mereka berharap pemerintah segera memberikan perhatian dan solusi atas bencana ini, agar sekolah bisa kembali menjadi tempat belajar yang nyaman dan aman.

"Semangat anak-anak tetap luar biasa, tapi kami butuh perhatian serius dari pihak terkait agar masalah ini segera diatasi," pungkas Sautun.




(mso/mso)


Hide Ads