Mengenal Aliran Seni Wedha Pop Art yang Dipamerkan di Cirebon

Mengenal Aliran Seni Wedha Pop Art yang Dipamerkan di Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Senin, 16 Des 2024 14:00 WIB
Pameran Seni Wedha Pop Art di Cirebon
Pameran Seni Wedha Pop Art di Cirebon (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Aliran Wedha Pop Art Potrait (WPAP) atau Foto Marak Berkotak (FMB) saat ini tengah eksis. Aliran tersebut merupakan gambar ilustrasi kubisme dalam seni digital.

Karya seni aliran tersebut dipamerkan di salah satu sudut pusat perbelanjaan modern di Kota Cirebon selama hampir dua pekan sejak tanggal 1 hingga 15 Desember 2024.

Di dalamnya , terdapat berbagai macam etalase gambar, seperti penari topeng, tari kecak, polisi Hoegeng, Gus Dur, Pangeran Diponegoro, gedung BAT, hingga berbagai macam foto hewan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbagai macam gambar yang dipajang tersebut merupakan gambar yang dibuat dengan gaya ilustrasi kubisme, yang disebut dengan aliran Wedha Pop Art Potrait (WPAP) atau Foto Marak Berkotak (FMB).

Programing Pameran WPAP 2024, Alif Nur Alamsyah memaparkan, WPAP sendiri merupakan sebuah aliran seni digital asli Indonesia yang diciptakan oleh seorang ilustrator yang bernama Wedha Abdul Rasyid.

ADVERTISEMENT

"Wedha Abdul Rasyid itu beliau lahir di Cirebon, sekolah SDnya di Kebon Baru, habis itu baru pindah ke Pekalongan, lalu pindah ke Jakarta makannya kami melaksanakan pamerannya di Cirebon," tutur Alif, belum lama ini.

Pameran Seni Wedha Pop Art di CirebonPameran Seni Wedha Pop Art di Cirebon Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Alif menceritakan, ditemukannya WPAP oleh Wedha Abdul Rasyid bermula ketika Wedha mengalami penurunan daya penglihatannya, karena faktor usia. Sebagai seorang ilustrator, mengurangnya kemampuan daya melihat, membuat Wedha kesulitan dalam menggambar ilustrasi secara detail dan realistis.

Bukannya berhenti, berkurangnya kemampuan melihat Wedha malah membuat Wedha bereksperimen untuk menemukan aliran seni baru, dengan gaya kubisme sebagai ilustrasi dasarnya. Saat itu, hasil ilustrasi dari Wedha dikenal nama Foto Marak Berkotak (FMB).

"Bapak Wedha Abdul Rasyid ini menemukan gaya pop art terbaru, terbentuk gara-gara pak Wedha dulu di usianya yang sudah lanjut, dan mengalami penurunan di penglihatannya, akhirnya bikin style terbaru gitu. Jadi bisa dibilang ini seni Pop Art asli khas Indonesia," tutur Alif.

Sebagai seorang ilustrator yang sudah puluhan tahun menekuni dunia seni desain, membuat Wedha dijuluki juga sebagai bapak Ilustrasi Indonesia. Julukan ini menurut Alif, disematkan kepada Wedha, atas kemampuannya dalam membuat berbagai macam ilustrasi.

"Pak Wedha itu menyebut dirinya sebagai seniman toserba, dia tuh bisa mengerjakan hampir semua art style dan nggak ngasal, semuanya bagus, makanya waktu hari pertama di sini, pak Wedha mempresentasikan karyanya dari tahun 70-an," tutur Alif.

Menurut Alif, ilustrasi WPAP memiliki beberapa keunikan atau ciri khas, seperti menggunakan warna yang cenderung bertabrakan dan cerah, serta memiliki bentuk yang kotak dan tegas.

"Makanya pak Wedha itu sampai punya slogan, tidak ada kurva diantara kita, jadi WPAP nggak bisa lengkung, harus tegas bentuknya, kalau mau bikin yang belok pun kita harus tegas, karena itu ciri khas dari WPAP," tutur Alif.

Untuk waktu pengerjaan ilustrasi WPAP, menurut Alif, tergantung dari kemampuan illustratornya sendiri. Sedangkan untuk media cetaknya, WPAP bisa dicetak dalam berbagai macam alat cetak.

"Tergantung, kalau yang jam terbangnya sudah tinggi, kayak contohnya Mas Gilang Bogie, itu satu hari bisa satu karya jadi. Alat cetak WPAP bisa pakai printer biasa juga, sangat eksploitatif kalau WPAP, tergantung kreativitas kita mengolahnya saja," tutur Alif.

Pameran Seni Wedha Pop Art di CirebonPameran Seni Wedha Pop Art di Cirebon Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Ada puluhan karya WPAP yang dipajang dalam pameran, karya-karya tersebut diperoleh dari para seniman WPAP seluruh Indonesia. "Ada 43 karya, yang paling dekat itu dari Cirebon dan yang paling jauh itu dari Lombok, ada juga 2 karya dari pak Wedha Abdul Rasyid. Dan ada 41 karya di sini itu semuanya dijual, untuk harganya bisa langsung kontak saja ke panitia," tutur Alif.

Pameran yang berjudul WPAP Exhibition 2024 : Home Calling tersebut berlangsung selama 1 bulan, dimulai dari tanggal 1 Desember sampai 31 Desember 2024, berlokasi di Lantai 2 Grage Mal, Jalan Tentara Pelajar, Kota Cirebon.

Selama pameran berlangsung, diadakan pula beberapa event dan talkshow tentang seni di lokasi pameran. Tak hanya itu, tersedia juga berbagai macam merchandise bertemakan WPAP yang bisa dibeli oleh pengunjung.

"Nah setiap minggunya kita bikin event, kayak Minggu ini kita bikin event bersama seniman Pantomim dari Cirebon, Wanggi Hoed, nanti juga ada life painting, dan event lainnya," tutur Alif.

Alif berharap, lewat pameran di Cirebon, WPAP dapat lebih dikenal oleh banyak orang sebagai seni digital asli Indonesia.

"Harapannya jelas WPAP lebih dikenal lagi, orang-orang tahu bahwa ada salah satu seni aliran asli Indonesia yaitu Wedha Pop Art Portrait, dan saya pengen orang bisa lebih tereduksi dan bisa lebih menghargai karya seni lagi ke depannya," pungkas Alif.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads