Pemerintah Kabupaten Cirebon akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan sekolah setelah beberapa insiden robohnya bangunan terjadi yang salah satunya di SMPN 1 Talun.
Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, Helmi Rivai menegaskan bahwa evaluasi ini menjadi prioritas untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan siswa.
"Kita akan mengevaluasi baik bangunan yang lama maupun yang baru. Saya sudah perintahkan Pak Kadis pagi tadi untuk segera menjadwalkan analisis terhadap seluruh bangunan. Apalagi, ada indikasi ketidakseimbangan antara baja ringan dengan gentingnya," ujar Helmi pada Jumat (13/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, tim ahli teknik seharusnya memahami standar kekuatan bangunan. Jika baja ringan tidak mampu menahan beban genteng, maka harus ada tindakan tegas seperti mengganti material atau memperkuat struktur baja ringan.
Helmi juga menyebutkan bahwa pengusaha kontraktor bertanggungjawab atas proyek bermasalah dan akan dikenakan sanksi tegas salah satunya yang terjadi di SMPN 1 Talun.
"Kontraktor yang mengerjakan di SMPN 1 Talun itu sudah empat kali terlibat dalam kasus serupa. Jadi, jelas harus masuk blacklist. Nanti akan saya sampaikan ke Kabag Barang dan Jasa agar segera dievaluasi dan diambil tindakan yang semestinya," tegasnya.
Langkah ini diharapkan mampu mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan bangunan sekolah di Kabupaten Cirebon memenuhi standar keamanan yang ditetapkan.
"Pemerintah juga akan menggandeng ahli teknik untuk memastikan analisis dan solusi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan," terangnya.
Sebelumnya, sejumlah siswa di SMPN 1 Talun mengalami luka sampai harus dilarikan ke rumah sakit usai tertimpa atap bangunan kelas yang ambruk pada Selasa (10/12). Dari data yang diperoleh, akibat insiden tersebut 6 orang mengalami luka, 2 siswa di bawa ke rumah sakit dan dua orang lagi di bawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.
(dir/dir)