.webp)
Ambruknya atap dua ruang kelas di SMPN 1 Talun, Kabupaten Cirebon, pada Selasa (10/12/2024) pagi, menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Insiden mengakibatkan 10 siswa menjadi korban.
Pj Bupati Cirebon Wahyu Mijaya langsung meninjau lokasi kejadian dan menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut. Ia menyoroti kondisi bangunan yang baru saja direhabilitasi pada 2021, namun tetap mengalami kerusakan.
"Rehabilitasi atap dilakukan pada 2021 dengan menggunakan baja ringan, tetapi genting yang digunakan masih yang lama dan berat. Ditambah dengan intensitas hujan yang cukup tinggi, ini kemungkinan menjadi penyebab utama ambruknya atap," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu menegaskan, fokus utama pemerintah saat ini adalah memastikan pemulihan korban. Ia juga berjanji menanggung seluruh biaya pengobatan siswa yang terdampak.
"Kami akan segera melakukan rapat pimpinan untuk mengevaluasi kondisi bangunan di Kabupaten Cirebon, tidak hanya sekolah tetapi juga gedung perkantoran. Penggunaan baja ringan dengan genting berat akan menjadi perhatian khusus agar kejadian seperti ini tidak terulang," tegasnya.
Di sisi lain, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Sophi Zulfia, turut memberikan perhatian terhadap insiden ini. Ia menyatakan akan berkoordinasi dengan Komisi 4 untuk memastikan pengawasan kualitas pembangunan infrastruktur sekolah lebih ketat.
"Kami akan memanggil dinas terkait untuk membahas pengawasan dan peningkatan kualitas bangunan, khususnya di sektor pendidikan. Ini penting agar kasus serupa tidak terjadi di masa depan," ujarnya.
"Ambruknya atap di SMPN 1 Talun ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah untuk meningkatkan pengawasan kualitas pembangunan, terutama yang melibatkan fasilitas publik seperti sekolah," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, atap sejumlah ruangan kelas di SMPN 1 Talun, Kabupaten Cirebon, tiba-tiba ambruk pada Selasa (10/12/2024) pagi sekitar pukul 08.15 WIB. Peristiwa tersebut terjadi saat 10 siswa sedang menjalani remedial tes.
Kepala SMPN 1 Talun Sunarto mengungkapkan bahwa kejadian ini berlangsung tiba-tiba dengan disertai suara gemuruh, meski tidak ada angin maupun hujan. Sebanyak enam siswa mengalami luka-luka akibat insiden ini. Dua siswa yang mengalami luka serius langsung dilarikan ke rumah sakit, sementara dua lainnya dirawat di puskesmas. Sebagian besar korban mengalami luka di bagian kepala.
"Bangunan ini sebenarnya belum terlalu lama diperbaiki, yakni pada tahun 2021. Kami akan segera berkomunikasi dengan komite sekolah untuk menangani insiden ini dan memperbaiki kerusakan yang terjadi," ujarnya.
(mso/mso)
