Hamparan Sampah Jadi 'Penghias' Bendungan Karet Cirebon

Hamparan Sampah Jadi 'Penghias' Bendungan Karet Cirebon

Devteo Mahardika - detikJabar
Senin, 25 Nov 2024 16:45 WIB
Tumpukan sampah di bendungan Cirebon
Tumpukan sampah di bendungan Cirebon (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar).
Cirebon -

Tumpukan sampah menutupi Bendungan Karet Jamblang di Desa Sambeng, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Senin (25/11/2024). Kondisi ini mengubah pemandangan bendungan menjadi hamparan sampah yang mengancam fungsi bendungan sekaligus memicu potensi banjir di musim penghujan.

Ketua Tim Perencanaan Operasional dan Kepala Unit Prasarana Pengendali Banjir dan Kekeringan BBWS Cimanuk-Cisanggarung Heru Edi menyebutkan, tumpukan sampah ini merupakan kiriman dari wilayah hulu sungai. Fenomena ini terjadi hampir setiap tahun, terutama ketika musim hujan tiba.

"Karena kemarau berkepanjangan dan kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai, sampah-sampah ini terbawa oleh aliran air dari hulu hingga menumpuk di bendungan," ucap Heru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Heru, masalah sampah di Bendungan Karet menjadi pengingat pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai.

"Selain upaya pembersihan, kami juga akan memperkuat sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai dan lingkungan," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Dari pantauan di lokasi, tumpukan sampah yang didominasi limbah rumah tangga diperkirakan mencapai puluhan ton. Sebagai langkah cepat, BBWS telah menyiapkan alat berat seperti ekskavator untuk mengangkat sampah yang dapat menghalangi aliran sungai dan memicu luapan air.

Sementara itu di tempat terpisah, Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya, meninjau lokasi untuk memastikan penanganan segera.

"Saya sudah berkoordinasi dengan Kepala BBWS. Hari ini, tim mulai membersihkan tumpukan sampah dan memindahkannya ke tempat pembuangan akhir (TPA)," ujar Wahyu.

Menurutnya, sampah yang telah diangkat dari bendungan akan ditempatkan sementara di pinggir sungai sebelum diangkut ke TPA. Langkah ini diharapkan dapat mengantisipasi luapan sungai yang dapat menyebabkan banjir di wilayah sekitarnya.

"Upaya ini kami lakukan untuk menormalkan kembali aliran sungai sebagai bentuk antisipasi dari risiko banjir. Kami harap perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci utama untuk mencegah masalah serupa di masa mendatang," tutup Wahyu.




(mso/mso)


Hide Ads