Senyum Kosasih dan Perjalanan 30 Tahun Jajakan Las Karbit

Serba-serbi Warga

Senyum Kosasih dan Perjalanan 30 Tahun Jajakan Las Karbit

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Rabu, 20 Nov 2024 10:00 WIB
Kosasih dan gerobak las kelilingnya
Kosasih dan gerobak las kelilingnya (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Tepat di bawah pohon di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon, terdapat seorang lelaki, bernama Kosasih, yang sedang berteduh dari panasnya cuaca Cirebon di siang hari. Di sampingnya, terlihat sebuah gerobak yang berisi tabung gas berukuran besar, lengkap dengan selang penghubung, oli, pompa, dan berbagai macam alat lain yang digunakan untuk proses pengelasan.

Kosasih yang kini berusia 47 tahun bercerita, bahwa ia memang berprofesi sebagai tukang las keliling. Profesi sebagai tukang las keliling, sudah digeluti Kosasih selama 30 tahun lebih. Setiap hari, Kosasih yang berasal dari Sindang Laut, Kabupaten Cirebon, datang ke Kota Cirebon untuk berkeliling menawarkan jasa mengelas.

"Saya orang Cirebon Timur, setiap hari ke sini bawa motor, dulunya mah pakai kendaraan umum, nyampe sini ngambil gerobak las buat keliling,"tutur Kosasih, Senin (18/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kosasih mengatakan, ia mulai menjadi tukang las keliling sejak usianya masih remaja. Kala itu, dengan modal yang didapatkan oleh orang tuanya, Kosasih memberanikan diri untuk membuka jasa tukang las keliling.

"Hampir 30 tahunan lebih, mulai keliling sekitar tahun 1980-an. Saya jadi tukang las keliling sejak masih bujangan, tadinya ngikut temen belajar, terus dimodalin sama orang tua, alhamdulillah sampai sekarang bertahan bisa menghidupi anak istri, "tutur Kosasih.

ADVERTISEMENT

Menurut Kosasih, dahulu, di Jalan Cipto Mangunkusumo saja, ada sekitar belasan tukang las keliling yang mangkal di samping jalan. Namun, sekarang, hanya tersisa dirinya sendiri. "Dulu banyak di sini, ada sekitar 15 gerobak tukang Las keliling berjejer yang mangkal, tapi sekarang mah sudah pada nggak ada," tutur Kosasih.

Kosasih mengenang, kala itu, saat bengkel las masing jarang, dalam sehari, ia bisa mendapatkan penghasilan mencapai ratusan ribu rupiah.

"Dulu kan masing jarang, sekitar tahun 2000-an. Itu kadang bisa dapat Rp 300.000 - Rp 400.000, ketika zaman itu, nominal segitu masuknya sudah gede," tutur Kosasih.

Namun itu dulu, sekarang, tukang las keliling semakin kurang diminati. Hal ini juga berdampak pada pendapatan yang didapatkan Kosasih. Saat sedang sepi, Kosasih hanya mendapatkan puluhan ribu rupiah per hari, bahkan tak jarang, Kosasih tidak mendapatkan penghasilan sama sekali.

"Kalau ngelas kayak gini tuh, nggak menentu, kadang dapat kadang nggak, kayak sekarang nih baru dapat Rp 80.000, sering juga kadang nggak dapat sama sekali. Kalau ngelas kayak gini nggak bisa ditentukan sehari dapatnya berapa,"tutur Kosasih.

Menurut Kosasih, ada beberapa sebab kenapa tukang las keliling semakin kurang diminati di Cirebon, seperti, munculnya berbagai macam bengkel yang menyediakan jasa las, serta alat las yang semakin mudah untuk didapatkan dan dipelajari.

"Sekarang bengkel yang ada lasnya tambah banyak, saingannya juga bukan sesama tukang las saja, tapi sama profesi lain, kayak tukang bangunan nih, sekarang malah pada bisa ngelas sendiri, apalagi sekarang alat-alatnya itu semakin murah buat didapatkan, nggak kayak dulu. Sekarang Rp 500.000 udah dapat alat las listrik, "tutur Kosasih.

Ada banyak jasa las yang bisa dilakukan oleh Kosasih, dari mulai jasa mengelas pagar, pintu, tralis, kanopi dan masih banyak lagi. Biasanya, Kosasih akan berkeliling untuk menawarkan jasanya, dari pukul 08:00 - 13:00 WIB. Meski sekarang pendapatannya tidak menentu, Kosasih tetap bersyukur. Baginya, setiap orang punya bagian rezekinya masing-masing.

Ke depan, Kosasih juga akan tetap menjadi tukang las keliling, karena itulah keahlian yang bisa ia lakukan hingga sekarang. Untuk menambah penghasilan, Kosasih juga menerima panggilan pesanan untuk pengelasan secara online lewat WhatsApp.

"Keahlian saya kan ini, jadi dinikmati dan dijalani saja, semoga saja lancar rame lagi, serahkan saja sama Yang Kuasa, yang namanya rezeki orang sudah ada bagian masing-masing, tinggal disyukuri saja lah," pungkas Kosasih.

(yum/yum)


Hide Ads