Upaya Melindungi Warisan Budaya Batik Khas Cirebon

Upaya Melindungi Warisan Budaya Batik Khas Cirebon

Devteo Mahardika - detikJabar
Minggu, 17 Nov 2024 06:00 WIB
Motif batik ciwaringin khas Kabupaten Cirebon
Motif batik ciwaringin khas Kabupaten Cirebon (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar)
Cirebon -

Dalam setiap helaian batik Cirebon, tersembunyi kisah dan tradisi yang telah melewati zaman. Di balik motif-motif indah itu, ada usaha besar yang kini dilakukan untuk melindungi warisan budaya tersebut dari klaim atau plagiasi, sehingga keunikan batik khas ini tetap terjaga untuk generasi mendatang.

Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Indonesia (APPBI), Komarudin Kudiya, mengungkapkan bahwa batik Cirebon memiliki nilai budaya yang tak ternilai.

Dengan 72 ragam hias khas yang telah didaftarkan sebagai Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) dalam Kekayaan Intelektual Komunal (KIK), batik ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga identitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Batik Keraton Cirebon telah menjadi simbol keindahan dan warisan budaya yang kaya. Pendaftaran motif ini sangat penting agar tidak ada pihak yang mengklaim atau meniru karya asli ini," ujar Komarudin, Sabtu (16/11/2024).

Namun, APPBI tidak berhenti di sana. Mereka tengah bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendaftarkan batik Cirebon dengan pengakuan Indikasi Geografis (IG). Salah satu teknik andalan batik Cirebon yang diprioritaskan adalah teknik merawit. Teknik ini dikenal dengan goresan halus pada kain latar terang, menghasilkan motif yang rumit dan sulit ditiru.

ADVERTISEMENT

"Teknik merawit adalah salah satu ciri khas yang membuat batik Cirebon istimewa. Ini adalah keterampilan yang tidak dimiliki daerah lain," lanjut Komarudin.

Pengakuan IG diharapkan tak hanya melindungi batik Cirebon secara hukum tetapi juga memperkuat posisinya di pasar global. Hingga kini, hanya lima daerah di Indonesia, termasuk Indramayu dengan batik camplongannya, yang telah mendapatkan pengakuan IG.

Selain itu, keunikan batik ramah lingkungan dari Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, turut menjadi perhatian. Para perajin di sana tetap setia menggunakan pewarna alami, menjadikan produk mereka tidak hanya indah tetapi juga ramah lingkungan.

"Produk batik dari Ciwaringin ini benar-benar zero waste, tidak meninggalkan limbah. Kami ingin menunjukkan bahwa tradisi bisa berjalan selaras dengan kepedulian terhadap lingkungan," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, Hilmy Rivai.

Di tengah segala tantangan, semangat para pengrajin batik Cirebon tetap berkobar. Dengan lebih dari 3.000 perajin dan 500 pengusaha batik yang aktif, mereka terus melestarikan keunikan batik Cirebon sambil menjaganya tetap relevan di pasar nasional dan internasional.

"Langkah-langkah seperti pendaftaran KIK dan IG ini menjadi harapan besar bagi para perajin, tidak hanya untuk melindungi tetapi juga mengangkat nilai ekonomi dan budaya batik Cirebon. Karena sejatinya, setiap helai batik adalah cerita dan cerita itu layak untuk terus hidup," pungkas Hilmy.




(dir/dir)


Hide Ads