Di simpang tiga Jalan Bahagia, Lemahwungkuk, Kota Cirebon, terdapat sebuah tugu yang di bagian atasnya memiliki jam berbentuk persegi empat. Setiap sisi persegi empat tersebut dilengkapi dengan penunjuk waktu berupa jam berwarna putih, yang dihiasi atap kecil mirip sangkar burung.
Di sekitar dasar tugu, tumbuh rerumputan yang tampak terawat jika dilihat dari kejauhan. Namun, jika diperhatikan lebih dekat, kondisi jam di keempat sisi tersebut sebenarnya sudah tidak berfungsi. Bahkan, pada salah satu sisi, jarum jamnya hilang, hanya menyisakan angka-angka hitam yang tampak lusuh.
Kerusakan pada jam ini sudah terjadi selama puluhan tahun, hingga warga setempat menyebutnya sebagai "jam rusak abadi". Imron, seorang tukang becak yang sering mangkal di sekitar lokasi, mengatakan jam tersebut sudah rusak sejak dua puluh tahun lalu, saat ia mulai bekerja di sana, jam tersebut sudah dalam kondisi tidak berfungsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rusak sudah lama sekali, sejak saya mulai jadi tukang becak di sini sekitar dua puluh tahun lalu, itu sudah rusak. Jadi ini sudah lama banget, disebutnya juga jam rusak abadi, karena saking lamanya," tutur Imron, Minggu, (3/11/2024).
![]() |
Padahal, lanjut Imron, selain agar lebih enak untuk dilihat, keberadaan jam tersebut sangat penting bagi orang yang tidak membawa jam seperti dirinya. Imron berharap, ke depan jam mati abadi tersebut dapat segera dibenahi oleh pemerintah setempat.
"Meski sekarang zaman teknologi canggih juga, jam itu butuh, karena jam dapat menunjukkan waktu. Jadi harus benar-benar dibenahi oleh pejabat terkait, biar berfungsi lagi," tutur Imron.
Romodoni, warga Kota Cirebon yang sering melewati Jalan Bahagia, juga merasa prihatin dengan kondisi jam rusak tersebut. Ia mempertanyakan fungsi dibuatnya tugu jam jika jam yang ada justru rusak dan tidak berfungsi, hingga dijuluki "jam rusak abadi."
"Jelas disayangkan, apalagi di sekitar Jalan Bahagia kan banyak tukang becak yang mungkin tidak memakai jam, tapi jam yang ada di tugu malah tidak berfungsi. Sampai disebut jam rusak abadi, takutnya nanti malah dikiranya bangunan cagar budaya, karena saking lamanya tidak terurus," tutur Romadoni.
Senada dengan Imron, Romadoni juga berharap, jam yang rusak di tugu Jalan Bahagia dapat segera dibenahi. Menurutnya, hal ini bertujuan agar tugu jam tersebut tidak lagi dijuluki sebagai tugu jam rusak abadi.
Baca juga: AFC Jatuhkan Sanksi Berat untuk Dimas Drajad |
"Maunya segera dibenahi, jam nya dekat sama tiang listrik juga, jadi mungkin bisa lebih mudah untuk segera dibenahi, agar dilihatnya lebih baik, sama biar nggak dijuluki jam rusak abadi lagi," pungkas Romadoni.
Selain jam yang rusak,terlihat juga coretan vandalisme di bagian badan tugu. Terlihat juga warnanya yang sudah mulai pudar dan mengelupas di bagian atasnya, serta lampu penerang jam yang hampir jatuh.
(iqk/iqk)