Sore itu, Lusiana (46) dan beberapa temannya terlihat berkeringat usai menampilkan Tari Taichi Kipas di acara yang digelar di Alun-Alun Kasepuhan Cirebon. Meskipun sering disebut sebagai tarian, Lusiana menjelaskan bahwa Tari Taichi Kipas sebenarnya merupakan seni pertunjukan yang berasal dari olahraga bela diri.
"Sebenarnya bukan tari, tapi lebih ke seni bela diri, cuman memakai atribut kipas, selain kipas bisa juga pakai tongkat, pedang atau tangan kosong tergantung tingkatan taichinya. Mirip kayak Wushu, tapi lebih ke olah pernafasan, seni pentas dan bukan untuk bertarung," tutur Lusiana, belum lama ini.
Menurut Lusiana, seorang penari Taichi harus menguasai gerakan Taichi tangan kosong sebelum berlatih dengan alat seperti kipas, tongkat, atau pedang. "Taichi itu ada macam-macam, dari mulai Taichi paling dasar yakni, taichi tangan kosong, yang punya beberapa macam taichi seperti taichi 18, 24, 42 dan 108. Untuk kayak kita itu baru lulus di tahap Taichi Kipas," tutur Lusiana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski gerakannya tampak lambat dan sederhana, Lusiana mengungkapkan dibutuhkan kekuatan fisik yang prima untuk menjalankan Tari Taichi. Setiap gerakan dalam Taichi memanfaatkan teknik tenaga dalam dan olah pernapasan yang intens.
"Pakainya tenaga dalam dan olah nafas, jadi meski gerakannya sederhana dan cenderung berulang-ulang, tapi ada juga variasinya sehingga bisa mengeluarkan keringat banyak," tutur Lusiana.
Lusiana juga menambahkan latihan Taichi dapat menyebabkan nyeri tubuh jika fisik dan mental tidak siap. "Oleh karena itu dibutuhkan badan yang kuat untuk mengikuti Tiachi, kalau nggak kuat, bisa sakit terus ikutnya cuman sebentar. Untuk gerakan nya juga harus pakai kuda-kuda yang kuat," tutur Lusiana.
Taichi bisa diikuti oleh berbagai usia, meski mayoritas pesertanya adalah perempuan yang ingin menjaga kebugaran tubuh. Menurut Lusiana, Taichi bermanfaat untuk melatih tubuh agar tetap sehat dan bugar.
"Badan jadi sehat, berat badan jadi seimbang, meski makan banyak kita bakal normal lagi karena banyak melakukan gerakan dan olah pernafasan, lewat Taichi kita melatih kemampuan untuk fokus karena harus mengikuti lagu dan irama musik taichi, taichi juga bisa bikin awet muda," tutur Lusiana.
Untuk membantu fokus, Lusiana dan tim biasanya melakukan meditasi selama 15 menit sebelum mulai berlatih. Meditasi ini menjadi simbol untuk menahan diri dari hawa nafsu sebelum beraksi di panggung.
"Kita sebelum menari itu meditasi terlebih dahulu sekitar lima belas menit, sebagai upaya untuk mengendalikan diri sebelum mulai. Untuk waktu pentasnya sendiri itu sekitar tujuh menit," tutur Lusiana.
Menurut Lusiana, dibutuhkan waktu sekitar enam bulan bagi seorang pemula untuk menguasai Taichi secara menyeluruh, terutama dalam hafalan gerakan yang kompleks. Seni bela diri Taichi, tambah Lusiana, merupakan bela diri tradisional yang sudah berusia ratusan tahun dan berasal dari Tiongkok.
"Kita hanya melestarikan budaya lama Tiongkok yang mulai punah, apalagi di Cirebon kan belum ada. Jadi kita mulai lestarikan lagi, kan budaya Cina kan banyak dari mulai Liong, Barongsai, Wushu dan ini Taichi," tutur Lusiana.
Biasanya, Lusiana dan kawan-kawannya berlatih Taichi bersama perempuan dari Wanita Theravada Indonesia (Wandani) di Vihara Dewi Welas Asih, Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
(iqk/iqk)