Murni Jadi Korban Perampokan Emas Nakes Palsu Modus Terapi

Murni Jadi Korban Perampokan Emas Nakes Palsu Modus Terapi

Devteo Mahardika - detikJabar
Rabu, 09 Okt 2024 16:31 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi (Foto: Dok.detikcom)
Cirebon -

Seorang warga asal Desa Pelayangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon harus merugi puluhan juta rupiah setelah perhiasannya digondol oleh sejumlah orang yang mengaku dari Dinas Kesehatan setempat.

Dengan dalih melakukan terapi kesehatan kepada korban, ternyata cara itu yang digunakan oleh para pelaku sebagai modus operandi untuk menggasak perhiasan korbannya.

Murni selaku korban mengaku kejadian itu berawal dari sejumlah orang yang datang ke rumahnya menggunakan pakaian berwarna putih yang mengaku petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya saya memang lagi di dalam rumah, tapi ada empat orang tiga perempuan satu laki-laki yang dateng pake baju putih katanya dari Dinas Kesehatan," ujarnya, Rabu (9/10/2024).

Dengan dalih ingin melakukan pengecekan kesehatan kepada dirinya, akhirnya korban memperkenankan para pelaku ini masuk ke dalam rumah untuk melakukan pengecekan kesehatan.

ADVERTISEMENT

"Iya pas di sini (ruang tamu) mereka cek kesehatan saya, terus mereka juga terapi saya terus nyuruh saya baring," bebernya.

Saat dilakukan terapi, salah satu pelaku meminta kepada korbannya untuk melepas sejumlah perhiasan yang digunakan oleh korban dengan alasan agar proses terapi berjalan lancar.

"Waktu diterapi saya nurut aja, soalnya dibilang kalau pake perhiasan bisa nyetrum waktu diterapi soalnya waktu diterapi pake alat," ucap Murni.

Usai melakukan terapi dan para pelaku pergi, ia baru menyadari jika cincin dan gelang seberat 37 gram miliknya berhasil digondol oleh para pelaku.

"Saya baru sadar cincin saya sama gelang enggak ada itu setelah mereka (pelaku) pergi," paparnya.

Kapolsek Gebang AKP Wawan Hermawan membenarkan kabar itu setelah menerima laporan dari korban. "Iya benar kejadian itu terjadi sama seorang warga Desa Pelayangan," jelasnya.

Akibat kejadian ini, korban mengalami kerugian kurang lebih Rp25 juta setelah cincin seberat 12 gram dan gelang emas seberat 25 gram raib digasak oleh para pelaku.

"Kami minta masyarakat untuk tetap waspada dan jangan cepat mempercayai seseorang yang mengaku dari instansi," tutupnya.

Dengan berbekal rekaman CCTV dari kediaman tetangga korban, saat ini pihak kepolisian berupaya memburu para pelaku yang menyebabkan seorang warga mengalami kerugian hingga puluhan juta.

Bukan Bagian Dinkes Cirebon

Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon angkat suara usai seorang warga Desa Pelayangan, Kecamatan Gebang merugi hingga puluhan juta akibat tergiur tawaran pengecekan kesehatan yang dilakukan tenaga kesehatan (nakes).

Sekadar diketahui, nakes tersebut yang berjumlah empat orang mengaku sebagai petugas dari Dinas Kesehatan setempat. Hingga akhirnya korban percaya dan harus kehilangan perhiasan emas seberat 37 gram senilai kurang lebih Rp 25 juta.

Sekretaris Dinas Kesehatan, Edi Susanto kepada detikJabar membantah jika keempat orang tersebut bukan bagian dari Dinas Kesehatan alias nakes palsu.

"Jadi setelah saya dapat kabar berita soal ini, saya langsung koordinasi sama Puskesmas Gebang. Setelah dilakukan pengecekan, keempat orang itu bukan bagian dari kami," paparnya.

Ia meyakini, dalam melancarkan aksinya keempat pelaku itu secara sengaja mengatasnamakan Dinas Kesehatan agar korban percaya.

"Orang semacam itu sengaja mengatasnamakan suatu organisasi, sehingga kan itu menjadi suatu bahan mereka untuk melancarkan aksinya," ucap Edi.

Dengan adanya kejadian ini, pihaknya segera akan berkoordinasi dengan pimpinan guna mengambil langkah tegas menindaklanjuti orang-orang yang mengatasnamakan instasi pemerintah semacam ini.

"Untuk sekarang kita sedang dalami dulu dan berkoordinasi kepada pimpinan. Supaya kami bisa mengambil sikap yang tepat menanggapi hal semacam ini," bebernya.

Agar kejadian serupa tidak terulang kembali, ia mengimbau kepada masyarakat supaya tetap berhati-hati dengan modus semacam ini. Pasalnya kegiatan yang diselenggarakan oleh nakes resmi tentunya akan didampingi langsung oleh bidan desa dan perangkat desa setempat.

"Jadi kalau kegiatan resmi dari kita (Dinas Kesehatan) pasti ada bidan desa yang mendampingi serta kader lalu RT/RW dan diketahui langsung oleh kuwu (kepala desa)," tegasnya.




(dir/dir)


Hide Ads