Namanya Candirahinata, usia 21 tahun. Candirahinata bersama dengan temannya datang ke acara Job Fair yang diadakan Dinas Tenaga Kerja Kota Cirebon. Bagi Candirahinata, lewat job fair, besar harapannya agar diterima kerja setelah sekian lama menganggur.
"Saya lulus dari tahun 2021, sudah puluhan lamaran yang saya kirimkan, tapi belum ada yang menerima," tutur Candirahinata, Kamis, (26/7/2024).
Sebagai lulusan SMK jurusan komputer jaringan, Candirahinata menceritakan sulitnya mencari kerja di zaman sekarang. Ia bercerita tentang oknum pegawai di perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan jabatan untuk mencari keuntungan, seperti meminta sejumlah uang kepada pencari kerja agar diterima di perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Susah nyari kerja di zaman sekarang mah, harus ada orang dalamnya terlebih dahulu, sama ada uang administrasinya juga. Untuk administrasinya saja itu bisa sampai Rp 4 juta, Rp 5 juta, dan itu saya alami sendiri. Saya naruh lamaran, katanya kalau pakai uang administrasi lebih cepat," tutur Candirahinata.
Meski belum tentu berhasil, Candirahinata tak patah arang dalam mencari pekerjaan. Sebagai gen Z, ia menolah stigma sebagai pemalas. Untuk mengisi waktu luang sekaligus membantu perekonomian keluarga, Candirahinata bekerja sebagai buruh, meski dengan upah yang minim.
"Pernah kerja itu seharian cuma dibayar Rp 50.000 hingga Rp 60.000, nggak sama makan, kalau lembur semalam paling dibayar total cuma Rp 100.000. Ya, semoga aja di job fair ini dapat pekerjaan yang cocok lah " tutur Candirahinata.
Sulit Bekerja Sesuai Minat
Salah satu pencari kerja yang lain, Arizal Pratama menuturkan, ia datang ke job fair untuk menemukan pekerjaan yang lebih menjanjikan dan sesuai passion. Arizal menceritakan, bahkan, demi mendapatkan pekerjaan yang sesuai passion, Arizal rela datang ke berbagai macam kota untuk mengikuti bursa kerja khusus.
"Ikut bursa kerja khusus, sudah berkali-kali, ada sekitar dua puluh kali mah di berbagai macam kota, kayak di Indramayu, Kuningan atau Bandung, tapi semuanya nggak ada yang lolos sampai tanda tangan kontrak. Itu demi nyari pekerjaan yang sesuai passion-nya yaitu teknik," tutur Arizal.
Meski belum menemukan pekerjaan yang susai passion, Arizal tidak bermalas-malasan, ia tetap bekerja sebagai resepsionis di salah satu hotel yang ada di Cirebon. Walaupun sulit untuk memiliki jenjang karir yang pasti, tetapi menurut Arizal, hal inilah yang membuktikan bahwa tidak semua gen Z adalah pemalas.
"Kebetulan kalau saya dari masih sekolah juga sudah mulai bekerja, mulai ikut-ikutan kerja part time di hotel atau katering sampai jadi resepsionis ada sekitar dua tahunan lah, sambil nyari pengalaman juga kerja di bidang yang nggak sesuai jurusan," tutur Arizal.
Bagi, Arizal kegagalan sudah biasa dialami, hal ini lah yang menjadi motivasi untuk tidak menyerah. "Dulu sempat down, masuk sekolah kedinasan dua kali gagal, masuk tentara gagal sampai tes masuk tes CPNS juga gagal. Jadi mau nggak mau harus tetap bertahan sama pekerjaan yang nggak sesuai passion, kan malu sama keluarga juga, apalagi saya kan laki-laki," pungkas Arizal.
(sud/sud)