Serba-serbi Warga

Cita Rasa Tahu Gejrot yang Memberi Warna Kehidupan untuk Rukmin

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Sabtu, 18 Mei 2024 13:00 WIB
Rukmin, penjual tahu gejrot Cirebon (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar).
Cirebon -

Sudah puluhan tahun Rukmin berjualan tahu gejrot khas Cirebon. Dengan sepeda modifikasi yang ditambahi gerobak, setiap hari, lelaki berusia 54 tahun tersebut berjualan di depan Pasar Balong Kota Cirebon.

"Sudah 30 tahun lebih berjualan, dari tahun 1989, dulu saya berjualan di pasar pagi, setelah COVID-19 di sana sepi, akhirnya pindah ke sini (Pasar Balong)," tutur Rukmin, Kamis (16/5/2024).

Rokmin menceritakan, sebelum menjadi penjual tahu gejrot, ia merupakan seorang buruh serabutan di Jakarta. Setelah balik ke Cirebon, ia diajak kakaknya untuk meneruskan usaha tahu gejrot yang sudah dirintis kakaknya.

"Diajak kakak, sekarang kakaknya di Tegal dan saya jualan di Cirebon," tutur Rokmin.

Awal berjualan, Rokmin tidak menggunakan gerobak. Dahulu, ia menjual tahu Gejrot dengan cara dipikul. Rokmin mengenang, setiap hari ia berjalan kaki berkeliling kota Cirebon sambil membawa pikulan berisi tahu gejrot.

"Dulu dari Arhanud, Pilang sampai Kerujuk, sampai muter-muter Kota Cirebon itu dipikul, berangkat dari jam 9 pagi, pulang jam 10 malam," tutur Rokmin.

Lewat berjualan tahu gejrot Rokmin mendapatkan omzet ratusan ribu rupiah perhari. "Untuk omzet paling banyak Rp 400.000 itu kotor, kalau lagi sepi Rp 250.000, Alhamdulillah cukup lah buat sehari-hari," tutur Rukmin.

Selama 30 tahun lebih berjualan banyak suka duka yang dialami Rukmin. Ia bercerita, pengalaman manisnya ketika tahu gejrot miliknya diborong sampai ke Lampung.

"Jadi ada langganan, adiknya yang dari Lampung, mau makanan khas Cirebon. Makanya sambil bawa pukulan tahu gejrot, saya berangkat ke Lampung naik bus, itu mungkin sukanya," kenang Rukmin.

Untuk dukanya, Rukmin pernah berjualan seharian, namun penghasilan yang didapatkan sedikit, biasanya terjadi kala musim hujan. "Kalau hujan penghasilanya dikit, udah muter-muter dapetnya nggak seberapa," tutur Rukmin.

Keunikan Tahu Gejrot Khas Cirebon

Sebagai makanan khas Cirebon, menurut Rukmin, tahu gejrot memiliki ciri khasnya tersendiri. Dimulai dari penyajiannya dengan menggunakan cobek kecil berwarna hitam yang dibuat menggunakan tanah liat.

Rukmin menuturkan, wadah berbentuk mirip piring kecil tersebut, mulanya berwarna coklat seperti kerajinan yang dibuat dari tanah liat pada umumnya. Tetapi khusus untuk penyajian tahu gejrot, cobek dari tanah liat tersebut dibakar kembali oleh Rukmin sampai berubah menjadi warna hitam.

Untuk proses pembakaranya bisa sampai tiga kali pembakaran. Menurut Rukmin hal ini sengaja dilakukan agar cita rasa tahu gejrot menjadi lebih kuat saat dimakan.

"Di pasar kan merah coetnya, itu baru dibakar sekali. Kalau sama pedagang tahu gejrotnya dibakar lagi biar hitam sampai 3 kali pembakaran, sekali pembakaran bisa sampai 2 jam," tutur Rukmin.

Menurut Rukmin, tahu yang digunakan untuk membuat tahu gejrot berasal dari pabrik tahu khusus yang ada di Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. "Kalau tahu ini nggak ada di pasar. Khusus dari pembuat tahu langsung ke pedagang tahu gejrot," tutur Rukmin.

Selain wadah dan tahunya, keunikan lain dari tahu gejrot adalah kuahnya. Menurut Rukmin, kuah tahu gejrot berasal dari campuran air gula, kecap, gula merah dan garam. Setelah dicampur oleh Rukmin, ketiga bahan tersebut direbus sampai mendidih.

"Karena kalau pakai kecap asli nggak enak. Pakenya kecap khusus, bikinan sendiri, kadang ada yang dikasih kayu manis sama garam, tergantung orangnya. Karena kebanyakan tahu gejrot tuh bahanya bikin sendiri, kecuali cabe sama bawang," tutur Rukmin.

Menurut Rukmin, nama tahu gejrot berasal dari proses penyajiannya yang mengeluarkan bunyi gejrot-gejrot saat proses pemberian kuahnya. "Kan pas proses tuangin kuahnya, dari botol keluar suara crot-crot jadi dinamain tahu gejrot," tutur Rukmin.

Saat dimakan, tahu gejrot memiliki cita rasa yang pedas manis yang berasal dari kuah yang terserap dalam tahunya. Untuk tingkat kepedasannya, bisa diatur sesuai selera. Satu porsi tahu gejrot milik Rukmin dihargai Rp 10.000.

Rukmin sendiri memiliki 3 orang anak, menurut Rukmin, berjualan tahu gejrot khas Cirebon bakal tetap ia lakoni. Baginya, ada kenyamanan tersendiri ketika Ia berjualan tahu gejrot.

"Sempat pindah-pindah kerjaan, merantau di Jakarta juga pernah, cuma cocok dan nyaman nya jualan, untuk penghasilan juga lumayan sama aja. Cukup lah untuk keluarga," pungkas Rukmin.




(mso/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork