Sudah hampir 15 tahun lebih Urip Sunandi (41) berprofesi sebagai penyewa perahu karet di wisata bahari Kejawanan (WBK), Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Bersama dengan perahu karet miliknya, setiap hari ia mangkal di bibir pantai Kejawanan.
"Udah lama, dari sekitar tahun 2008, ketika pantai Kejawanan masih kumuh, sebelum dikelola nggak seperti ini. Dari dulu sampai sekarang profesinya sewa perahu karet," tutur Urip, Selasa (16/4/2024).
Urip memiliki sekitar 10 perahu karet yang disewakan. Menurut Urip, semua perahu yang disewakan adalah miliknya sendiri. Selama berprofesi menjadi penyewa perahu karet. Urip bersyukur tidak pernah mengalami kejadian khusus seperti kecelakaan atau masalah lain yang sejenis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak ada kejadian atau masalah apa-apa. Alhamdulillah selama 10 tahun lebih di sini tidak ada apa apa. Soalnya lautan di sini tidak bahaya, karena laut pantura. Beda sama selatan yang dalem. Di sini lautnya dangkal terus bawahnya pasir," tutur Urip.
Urip mulai bekerja dari jam 05.30 WIB sampai 18.30 WIB. Jika sedang musim liburan. Ada banyak orang yang menyewa perahu karet miliknya. Ketika sedang ramai dalam sehari, Urip bisa mendapatkan omzet sekitar ratusan ribu Rupiah. "Seharinya paling banyak Rp 700 ribuan lah," kata Urip.
Namun, kala hari biasa. Terkadang urip hanya mendapatkan omzet yang sedikit, bahkan tak jarang dalam sehari, ia tidak mendapatkan omzet sama sekali.
"Hari-hari biasa mah sepi, tergantung pengunjungnya. Kadang nggak ada pengunjungnya, yah nggak dapat. Bahkan pernah nggak dapat sama sekali, dari 10 perahu karet nggak ada yang disewa," kata Urip.
Menurut Urip, ada sekitar 12 orang yang membuka jasa sewa perahu karet di Pantai Kejawanan. Selain di musim liburan, ke 12 orang tersebut memiliki jadwal waktu operasional penyewaan yang berbeda-beda. "Kalau hari biasa sistemnya giliran juga. Misalkan hari senin siapa dulu, tapi kalau libur besar kayak Lebaran itu nggak dijadwal," kata Urip.
Untuk sekali sewa perahu karet, Urip mematok tarif sekitar Rp 25.000 dengan tanpa batas waktu. "Kalau disini bebas, tidak di jam Rp 25 ribu sepuasnya," tutur Urip.
Selama 15 tahun, berprofesi menjadi penyewa perahu karet. Banyak suka duka yang dialami oleh Urip. "Sukanya kalau lagi ramai begini, kita alhamdulillah, dapat banyak uang. Tapi dukanya kalau hari biasa, kadang nggak ada pengunjung, yah ngga dapat pemasukan. Untuk makan aja harus ngutang dulu di warung," kata Urip.
Menurut Urip, untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ketika sedang sepi pengunjung, ia akan mencari pekerjaan tambahan di tempat lain. "Untuk keluarga dicukup-cukupin aja, kita kalau hari biasa nyari kerjaan di luar juga," kata Urip.
Urip sendiri memiliki dua orang anak yang sekarang duduk di sekolah dasar dan menengah atas. Ia berharap, ke depan selama wisata bahari Kejawanan atau WBK dapat terus ramai. "Harapannya mudah-mudahan WBK terus bertambah pengunjungnya," pungkas Urip.
Sebagai informasi, untuk tiket masuk ke pantai Kejawanan pengunjung hanya perlu membayar Rp 5.500 ditambah parkir Rp 3.000. Dengan waktu operasional buka dari jam 05.00 WIB-18.30 WIB.
(sud/sud)