Manis Gurih Gado-gado Ayam Khas Cirebon Ibu Imuh

Manis Gurih Gado-gado Ayam Khas Cirebon Ibu Imuh

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Rabu, 17 Apr 2024 06:00 WIB
Gado-gado ayam khas Cirebon.
Gado-gado ayam khas Cirebon. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar
Cirebon -

Di depan sekolah SMPN 7 Cirebon, Jalan Ciremai Raya, Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, terdapat pedagang gado-gado khas Cirebon yang sudah 15 tahun berdiri. Namanya gado-gado ayam Bu Imuh.

"Diambil dari nama ibu saya, Bu Imuh, kalau saya anaknya. Kebetulan yang dikenalnya Ibu Imuh, jadi namanya nggak ganti. 15 tahun jualan di sini aja nggak pernah pindah tempat," tutur Linda, penerus dari gado-gado ibu Imuh, Selasa (16/4/2024).

Linda menceritakan, ketika pertama kali berjualan, harga gado-gado masih sangat murah hanya Rp 4.500 per porsi. "Dulu masih Rp 4.500-an. Kalau sekarang mah sudah Rp 17.000-an, untuk resepnya langsung dapat dari ibu saya," tutur Linda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gado-gado sendiri merupakan makanan khas Cirebon yang dibuat dari tahu, kentang, sayuran, telur rebus, kacang panjang, kol, tauge yang diguyur dengan sambal kacang dan kuah ayam berwarna kuning dengan kerupuk udang, emping, bawang goreng dan suwiran ayam sebagai toping. Di gado-gado Ibu Imuh, pembeli bisa memilih untuk memisahkan atau mencampur sambal kacang dan kuah, sehingga untuk sambal kacang dan kuahnya bisa ditakar sesuai selera.

Untuk membuatnya, pertama, Linda akan mencampurkan berbagai macam sayuran ke dalam piring, lalu dilanjut dengan pemberian sambal kacang yang sudah ditumbuk dengan halus. Setelah itu, baru diberi kaldu ayam serta bawang goreng, suwiran ayam dan kerupuk sebagai toping. Menurut Linda, ada perbedaan yang mencolok dari gado-gado khas Cirebon dan gado-gado Jakarta yakni di penyajianya.

ADVERTISEMENT
Gado-gado ayam khas Cirebon.Gado-gado ayam khas Cirebon. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

"Jika gado-gado di Jakarta itu, kebanyakan diberi kangkung dan disebutnya dengan lotek. Tapi kalau di sinikan ada kuahnya warna kuning disebutnya gado-gado ayam nggak ada kangkungnya", tutur Linda.

Linda memaparkan, untuk kuah kuningnya, terbuat dari bumbu kari, bawang merah, bawang putih, ketumbar, merica, laos dan jahe. Saat dimakan, gado-gado Ibu Imuh memiliki cita rasa sedap di lidah, dengan rasa manis dan gurih yang dominan.

Apalagi jika tambahkan sambal, maka akan muncul sedikit rasa pedas manis di mulut. Kuahnya kuningnya sendiri memiliki rasa kaldu ayam yang cukup kuat. Meski sudah generasi kedua, tetapi cita rasa gado-gado Ibu Imuh tidak berubah.

Pelanggannya, tidak hanya dari Cirebon tetapi juga dari Jakarta dan Indramayu. Buka dari jam 05.30 WIB pagi sampai jam 16.00 WIB sore. "Habis nggak habis, pulangnya tetap jam 4 sore. Tapi kalau siang sudah habis yah pulang," kata Linda.

Jika sedang ramai dalam sehari, gado-gado ayam Ibu Imuh, bisa menghabiskan 50 porsi gado-gado dengan omzet ratusan Rupiah per hari. "Kebetulan sekarang masih musim mudik, jadi ramai. Normalnya mah paling habis 30-an porsi lah, tinggal dikali aja Rp 17.000," tutur Linda.

Lewat berjualan gado-gado, Linda cukup menghidupi keluarga dengan dua orang anaknya. "Cukup buat makan sehari-hari. Anak dua, yang pertama sudah SMA yang kedua masih SD," pungkas Linda.

(sud/sud)


Hide Ads