Suasana stasiun kereta Api Kejaksan, Kota Cirebon pada hari Senin malam (15/4/2024) masih tampak ramai. Di tengah banyaknya para penumpang kereta. Terdapat sekumpulan lelaki dengan memakai baju biru muda bertuliskan porter KAI lengkap dengan tanda nama di dada sebelah kiri, lalu-lalang mengangkut barang milik penumpang.
Satu dari sekian banyaknya porter yang ada di stasiun Kejaksan adalah Komarudin, usianya sudah menginjak 40 tahun. Ia berdiri tepat di depan pintu masuk stasiun sambil menunggu penumpang yang akan menyewa jasanya.
Menurut Komarudin, ada sekitar ratusan porter seperti dirinya yang ikut mencari rezeki di stasiun Kejaksaan. Kebanyakan dari mereka memakai baju khusus dengan tanda nama di baju masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kurang lebih ada sekitar 115 porter di Stasiun Kejaksan," tutur Komarudin, Senin (15/4/2024).
Komarudin sendiri sudah 10 tahun lebih berprofesi sebagai porter atau pembawa barang penumpang di stasiun Kejaksan. "Dari 2007 saja, sebelum stasiun kereta nggak kayak gini, peronnya masih datar belum tinggi seperti ini," ungkap Komarudin.
Alasan Komarudin betah menjadi porter adalah karena pendapatan yang dihasilkan masih cukup menjanjikan apalagi ketika sedang musim liburan. "Kalau lagi rame kaya gini yah lumayan pendapatanya," tutur Komarudin.
Komarudin, mengatakan, ketika musim mudik seperti sekarang, ia mampu mendapatkan uang ratusan ribu rupiah perhari. "Kalau lagi ramai bisa sampai 100.000 - 200.000 bahkan lebih, " kata Komarudin.
Selain banyak penumpang yang menyewa jasa dirinya. Tak jarang pula, ada beberapa penumpang yang memberi bayaran lebih atau tip untuk dirinya. Dengan nominal tip yang cukup bervariasi. Hal seperti ini menjadi kenangan manis tersendiri bagi Komarudin.
"Kenangan manisnya yah, kalau ketemu sama penumpang yang loyal atau boral yah ada tip nya. Sering kalau mudik begini mah," tutur Komarudin.
Namun, jika sedang tidak musim liburan, terkadang Komarudin hanya mendapatkan kesempatan satu kali angkut barang. "Kadang kalau lagi sepi yah, satu dua kali panggulan atau angkutan. Pendapatanya cuma cukup buat makan aja," kata Komarudin.
Dalam sekali angkut barang. Komarudin memasang harga sebesar 20.000 rupiah. "Normalnya paling 20.000 itu minimalnya," tutur Komarudin.
Baca juga: Semangat Eri Mencari Cuan Saat Libur Lebaran |
Komarudin biasa bekerja sebagai porter dari jam 18:30 sampai 01:00 dini hari. Menurut Komarudin, pendapatan menjadi porter cukup untuk menghidupi anak dan istrinya. "Kebetulan anak saya dua, baru masuk smp sama yang kecilnya baru umur satu tahun setengah," kata Komarudin
Ia berharap kedepan, semoga selalu diberikan kesehatan dan banyak yang menggunakan jasanya sebagai porter. "Semoga lancar aja rezekinya,"pungkas Komarudin sambil pergi menuju kereta dengan membawa barang milik penumpang.
(yum/yum)