Mudik Berkah Bagi Pedagang Kopi di Terminal Harjamukti Cirebon

BRI Teman Mudik

Mudik Berkah Bagi Pedagang Kopi di Terminal Harjamukti Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Senin, 15 Apr 2024 10:30 WIB
Yani, pedagang kopi di Terminal Harjamukti Kota Cirebon.
Yani, pedagang kopi di Terminal Harjamukti Kota Cirebon. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar
Cirebon -

Di tengah bisingnya suara mobil bus yang akan berangkat. Terdengar suara tawaran untuk minum kopi hangat dan dingin yang berasal dari pedagang. Salah satu dari beberapa penjual makanan dan minuman tersebut adalah Yani.

"Kopi hangat, dingin, air minum, atau minya, Pak," tutur Yana kala menjajakan dagangannya, Minggu (14/4/2024).

Sudah 8 tahun Yani menjadi penjual makanan dan minuman ringan di Terminal Harjamukti. Tepatnya, sejak ia berusia 32 tahun. Sebelum berjualan, Yani sendiri berprofesi sebagai kuli bangunan. "Sebelum jualan di sini mah, jadi kuli proyek," ungkap Yani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan membawa aneka kopi saset dalam tas kecil, lengkap dengan es batu dan tiga termos yang berisi air panas. Yani mangkal di tempat pemberangkatan bus atau masuk dalam bus sebelum bus berangkat. "Kadang masuk, tapi kalau busnya mau berangkat turun lagi," kata Yani.

Satu gelas kopi Yani jual dengan harga yang cukup terjangkau yakni Rp 5.000. Yani juga mengatakan jika tidak sedang musim mudik, ia berjualan di lantai dua Terminal Harjamukti. "Kebetulan, lagi musim mudik. Biasanya mah di lantai 2 ada tempatnya," tutur Yani.

ADVERTISEMENT

Musim mudik menjadi berkah tersendiri bagi Yani. Ia mengatakan di luar musim mudik dalam sehari, ia hanya mampu menjual beberapa gelas kopi dengan omzet sekitar Rp 80 ribu. "Kalau hari biasa mah paling Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu. Tapi kalau musim mudik bisa sampai Rp 200-an ribu, sampai abis 50 gelas lah sehari," tutur Yani.

Yani mulai berjualan dari jam 05.00 WIB sampai 15.00 WIB. Menurutnya, salah satu alasan kenapa ia bertahan cukup lama berjualan di Terminal Harjamukti dibandingkan tempat lain adalah karena lingkungan terminal yang cukup kondusif meskipun terkadang sepi.

"Di sini enaknya, kalau emang lagi sepi yah masih ada karyawan yang mau beli," kata Yani.

Selama 8 tahun berjualan, Yani menuturkan tidak ada pengalaman pahit yang dialami selama berjualan. "Alhamdulillah, di sini mah nggak ada kesan buat pengalaman nggak enaknya. Jalanin aja, namanya jualan," tutur Yani.

Menurut Yani, dengan berjualan di Terminal Harjamukti, ia bersyukur bisa menghidupi keluarga dan kedua anaknya yang masih duduk di sekolah dasar dan menengah. "Cukup saja untuk keluarga mah, namanya rezeki disyukuri aja," pungkas Yani.

(sud/sud)


Hide Ads