Status tanggap darurat bencana banjir di Kabupaten Cirebon diperpanjang hingga 20 Maret mendatang. Langkah tersebut diambil karena dampak akibat bencana banjir belum selesai seluruhnya.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengungkapkan, banjir yang menerjang 9 kecamatan pada 5 Maret lalu belum sepenuhnya normal. Ada beberapa daerah yang masih terkena dampak akibat banjir tersebut.
"Status tanggap darurat kami perpanjang lagi, karena sesuai aturan itu berlaku tujuh hari. Sampai kondisi normal," katanya, Jumat (15/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan sebelumnya Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Cirebon telah mengeluarkan status tanggap bencana darurat mulai 7-13 Maret. Perpanjangan ini dikarenakan masih banyak persoalan akibat banjir yang mesti dibenahi.
"Semuanya belum benar-benar dibenahi, karena ada 37 desa yang terdampak," terangnya.
Imron memastikan, dalam masa tanggap darurat ini penanganannya tidak sekadar menyalurkan bantuan. Pihaknya juga mulai mencari cara untuk mencegah banjir kembali menerjang.
Salah satunya, mengoptimalkan pengendalian air saat musim hujan yang ditampung di dalam embung, sehingga nantinya bisa dipakai untuk mengairi sawah warga ketika kemarau.
"Ada beberapa embung yang segera dibangun. Kemudian kami sudah uraikan tentang penyebab banjir itu kepada Komisi VIII DPR RI maupun perwakilan BNPB RI. Tadi sudah ada respons. Kita tinggal tunggu saja apa yang sudah diusulkan bisa terlaksana," ujarnya.
Ia menegaskan, bukan hanya banjir yang menjadi fokus perhatian. Pihaknya juga berkomitmen menyiapkan langkah antisipasi untuk mengurangi risiko terjadinya bencana karena cuaca ekstrem.
"Kami juga sedang berupaya untuk mengurangi risiko bencana, karena kami tidak mau bencana itu terulang lagi," tegasnya.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Deni Nurcahya menerangkan, dalam waktu akan dibentuk desa tangguh bencana. Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kemampuan penduduk setempat dalam mengidentifikasi bahaya, mengelola sumber daya, dan mengurangi risiko bencana di lingkungannya.
"Kami juga berupaya memasifkan lagi program desa tangguh bencana. Ini untuk meningkatkan upaya masyarakat mengidentifikasi bahaya dari bencana," paparnya.
Dalam program tersebut, pihaknya memberikan bimbingan kepada warga sehingga memungkinkan mereka untuk terlibat aktif dalam mengantisipasi maupun menanggulangi beberapa insiden seperti banjir, angin kencang, pergerakan tanah dan longsor.
"Saat ini pembentukan desa tangguh bencana sudah menyasar 22 desa. Program ini menjadi ikhtiar kami untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat bencana seperti banjir di Cirebon timur kemarin," pungkasnya.
(mso/mso)