Kronologi Tewasnya Rohini dan Nana Saat Banjir Landa Cirebon

Kronologi Tewasnya Rohini dan Nana Saat Banjir Landa Cirebon

Devteo Mahardika - detikJabar
Sabtu, 09 Mar 2024 12:00 WIB
Banjir di Cirebon Timur.
Banjir Cirebon (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar)
Bandung -

Keluarga dari dua orang korban meninggal dunia saat terjadinya bencana banjir besar di Kabupaten Cirebon pada Selasa (5/3) buka suara, mengenai penyebab pasti meninggalnya dua warga di Kecamatan Waled tersebut.

Diketahui kedua korban meninggal dunia tersebut diantaranya Rohini (45) asal Desa Karangsari dan Nana Kustiana (28) asal Desa Ambit, Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon.

Kesaksian itu diungkapkan saat keluarga dari kedua korban menerima uang santunan dari Kementerian Sosial, Jumat (8/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juri (50) yang merupakan suami dari Rohini menceritakan jika istri tercintanya setengah jam sebelum meninggal sempat menghubunginya melalui video call menggunakan handphone milik tetangganya.

"Tadinya kan setengah jam sebelum meninggal sempat video call menggunakan hp tetangga," terangnya.

ADVERTISEMENT

Karena ingin berkomunikasi lebih lanjut dengannya yang saat itu sedang bekerja sebagai kuli bangunan di Bogor. Kemudian korban mengambil handphone miliknya yang saat itu sedang di charge di dalam rumah yang sudah terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.

"Saat kejadian itu juga dia tersengat listrik sekitar pukul 01.30 WIB di hari Selasa (5/3)," tuturnya.

Nahas pada saat kejadian itu tidak diketahui oleh siapa pun mengingat kondisi dalam rumah kosong tidak berpenghuni.

"Ibu (Rohini) itu masuk sendiri ke dalam rumah dan dilaluinya kondisi rumah emang kosong karena banjir," ucapnya.

Saat mendengar kabar istrinya meninggal dunia tidak lama usai berkomunikasi dengannya, ia merasa kaget dan terpukul.

"Jadi enggak lama setelah berkomunikasi sama saya, terus tetangga saya telepon ngasih kabar kalau istri udah meninggal," paparnya.

Kabar duka itu baru diketahui, setelah anak bungsunya yang masih duduk di bangku SMP merasa khawatir karena ibunya tidak kunjung keluar dari rumah.

"Jadi yang awal nemuin itu anak saya, karena penasaran dan khawatir kok ibunya enggak keluar-keluar. Terus dia masuk enggak taunya udah ngambang (jasad Rohini)," terangnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, usai istrinya tersengat, aliran listrik dirumahnya pun langsung padam.

"Mungkin begitu kesetrum langsung mati lampu kayaknya," ujarnya.

Tidak lama, anaknya yang melihat ibunya sudah dalam kondisi mengambang akhirnya memberitahu warga lainnya dan kemudian mengevakuasi jasad istrinya ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari banjir.

"Karena banjir terus meluap, akhirnya dia dievakuasi ke rumah adik saya yang lebih tinggi," ucapnya.

Ia mengaku sebelum istrinya meninggal dunia, ia sempat merasakan sebuah firasat yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.

"Sewaktu saya kerja biasanya baru jam 10 pagi udah laper, tapi dihari itu jam segitu saya enggak nafsu makan sampai malam," kata dia.

Selanjutnya ia menceritakan, Rohini meninggalkan tiga orang anak. Dalam kesehariannya, Rohini merupakan ibu rumah tangga yang gigih membantu perekonomian keluarganya.

"Setiap pagi dia (Rohini) selalu membantu adiknya yang berjualan serabi untuk mendapatkan penghasilan bantu buat ekonomi keluarga," bebernya.

Usai menerima uang santunan dari Kementerian Sosial, nantinya akan dia pergunakan untuk biaya tahlilan dan biaya sekolah putri bungsunya yang masih duduk dibangku SMP.

"Saya bersyukur pemerintah bisa kasih perhatian, rencananya uang santunan ini buat biaya tahlilan sama sekolah anak saya," terangnya.

Sementara itu, ayah dari Nana Kustiana (28) korban lainnya saat insiden banjir itu terjadi menyampaikan, anak kedua dari tiga bersaudara ini meninggal dunia disaat membantu keluarganya yang menjadi korban banjir di Desa Ciuyah, Kecamatan Waled.

"Anak saya lagi bantu-bantu keluarga yang kebanjiran, terus dia terpeleset jatuh ke dalam air," ujarnya.

Melihat kondisi korban, kemudian anaknya langsung dibawa ke rumah sakit akan tetapi nyawanya tidak tertolong.

"Sepertinya kepeleset terus kepalanya kena batu," ungkapnya.

"Kepelesetnya itu di depan rumah, terus ditolongin sama cucu saya," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya menyampaikan korban meninggal dunia tersebut merupakan warga dari dua desa di Kecamatan Waled.

"Satu orang warga asal Desa Ambit dan satunya lagi di Desa Karangsari di Kecamatan Waled," kata dia kepada detikJabar.

Ia menjelaskan, warga yang meninggal dunia asal Desa Ambit mengalami benturan usai terpeleset saat hendak mengevakuasi keluarganya disaat banjir mulai merendam Desa Ciuyah.

"Jadi korban merupakan warga Desa Ambit yang lagi bantu evakuasi keluarganya di Desa Ciuyah. Korban terpeleset saat membantu evakuasi dan dari informasi yang saya dapatkan diduga alami benturan sampai akhirnya meninggal dunia," ujar dia.

"Kalau yang di Desa Karangsari itu meninggal dunia akibat tersetrum aliran listrik," pungkasnya.

(yum/yum)


Hide Ads