Kisah pilu diceritakan sejumlah penyintas banjir di Desa Sidaresmi, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon. Mengingat bencana banjir besar baru pertama kali terjadi di wilayah tersebut.
Seperti yang disampaikan Agus (30). Warga Sidaresmi itu memceritakan betapa mencekamnya saat banjir datang hingga merendam serta merusak hampir seluruh rumah miliknya. "Awal kejadian itu hari Selasa sekitar jam 05.30 saya dengar tetangga pada teriak, jadi saya langsung keluar rumah eh ternyata air di depan rumah udah sepinggang," ungkapnya kepada detikJabar, Jumat (8/3/2024).
Melihat kondisi itu, ia menuturkan langsung memanggil seluruh keluarga yang masih ada di dalam rumah untuk bergegas menyelamatkan diri. Karena, rumah miliknya paling dekat dengan tanggul Sungai Cisanggarung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya panggil keluarga dari luar rumah, soalnya yang tinggal di rumah ini ada 7 orang dari dua kepala keluarga," terangnya.
Kemudian ia menjelaskan, datangnya air terbilang sangat cepat hanya dalam hitungan menit. "Air itu datang cepat banget, sampai saya nggak bisa selamatin barang-barang berharga kaya ijazah dan sertifikat rumah," ucapnya.
Karena air merendam seluruh bagian rumah miliknya, akhirnya ia bersama keluarga untuk memutuskan mengungsi di pinggir jalam selama dua hari. "Selama ngungsi ya beralaskan tanah kalau nggak kursi, tenda sama selimut aja nggak ada kan cuma baju yang dipakai aja soalnya kerendam semua," ujarnya.
Kemudian ia juga mengaku terpaksa tidak dapat membersihkan badan karena sulitnya mendapatkan air bersih. "Dua hari saya nggak mandi, ya selama ngungsi di pinggir jalan aja," ungkapnya.
Akibat terjangan banjir itu, rumah miliknya mengalami sejumlah kerusakan berat di antaranya terlepasnya kusen jendela dan pintu serta ambruknya bagian gudang rumah miliknya.
"Hancur semua rumah saya, soalnya yang paling dekat sama tanggul sungai," jelasnya.
Domba Hilang
Hal senada juga disampaikan korban lainnya seperti Tarda (64) yang menceritakan banyak mendapatkan kerugian usai banjir melanda di kawasan tersebut.
"Dari 14 domba peliharaan saya, ada 4 ekor yang mati soalnya nggak bisa diselamatkan," tuturnya.
Selain itu, seluruh alat-alat rumah tangga pun hilang terbawa arus banjir dan seluruh alat-alat elektronik pun tidak luput dari kerusakan.
"Rusak semua barang-barang di rumah saya, ada juga yang hilang kebawa arus banjir," jelasnya.
Selama banjir merendam kediamannya, ia lebih memilih mengungsi di atap rumah miliknya. Karena untuk menjaga rumah serta menjaga sisa hewan peliharaannya. "Saya ngungsi di genteng selama banjir, soalnya takut domba saya ada yang hilang," bebernya.
Ia mengaku banjir yang terjadi kali ini setinggi 2,5 meter hingga hampir seluruh bagian rumahnya terendam banjir.
"Jadi kalau saya mau ambil makan saya pakai ban sambil berenang ke pinggir jalan," ungkapnya.
Selama mengungsi di atap rumah, ia mengaku ditemani dengan kegelapan dan dinginnya ingin malam. Mengingat aliran listrik padam saat bencana banjir terjadi dan tidak adanya selimut selama dua hari mengungsi di atap rumahnya. "Udah listrik mati terus nggak ada selimut juga," terangnya.
Mensos Serahkan Bantuan
Setelah Pemkab Cirebon mengeluarkan SK Tanggap Darurat Bencana, Menteri Sosial Tri Rismaharini menyambangi ratusan korban banjir di Desa Sidaresmi, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Jumat (8/3/2024) petang.
Pada kesempatan itu, ia secara langsung meninjau sejumlah rumah milik warga serta menyerahkan bantuan mulai dari kasur lipat, makanan, dan selimut bagi warga.
"Tadi saya tinjau warga, dan saya juga bawa sejumlah bantuan sementara nantinya bantuan lain akan segera diturunkan bagi korban banjir," paparnya.
Menanggapi adanya sejumlah rumah warga yang mengalami kerusakan. Ia menegaskan agar pemerintah desa untuk segera mengajukan perbaikan rumah kepada pihaknya. "Buat rumah yang rusak saya minta kepala desa mendata dan segera diajukan ke kami. Supaya rumah yang rusak bisa segera di perbaiki," pungkasnya.
(sud/sud)