Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengakui banjir yang melanda sembilan kecamatan adalah yang terbesar selama ia menjabat. Hasil peninjauannya, banjir diakibatkan limpasan dari dua sungai yakni Cisanggarung dan Ciberes.
Ia menjelaskan banjir disebabkan air kiriman dari Kabupaten Kuningan yang menjadi hulu dari kedua sungai tersebut. "Wilayah kita ini (Kabupaten Cirebon) kan hilir dari kedua sungai itu. Di hari Selasa (5/3/2024) hujan dengan intensitas tinggi terjadi di Kuningan, jadi banjir ini disebabkan dari air kiriman hulu," ungkap dia, Jumat (8/3/2024).
Terlebih lagi, kondisi dari kedua sungai tersebut mengalami sedimentasi dan diperparah pendeknya tanggul sehingga terjadi limpasan. "Sungai di hilir ini kan sedimentasinya udah parah, ditambah lagi tanggulnya pendek jadi air meluber dari sungai," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, ia mendesak kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk segera memulihkan kondisi sungai serta merevitalisasi tanggul supaya kejadian serupa tidak terulang kembali. "Banjir ini disebabkan limpasan, jadi saya minta BBWS untuk segera menormalkan kembali sama revitalisasi tanggul. Akibatnya kan ratusan ribu jiwa jadi korban," tegasnya.
Dari data yang dia peroleh, banjir kali ini merendam 37 desa di 9 kecamatan. Akibatnya sebanyak 42.167 rumah milik warga terendam yang berdampak pada 35.720 kepala keluarga dengan jumlah 160.414 jiwa.
"Dari seluruh jumlah itu ada 2.869 jiwa yang mengungsi dan ada dua orang meninggal dunia," ucapnya.
Sejumlah fasilitas umum seperti sarana ibadah dan bangunan sekolah juga ikut terendam banjir. Tidak cukup di situ, ratusan hektare lahan pertanian juga ikut terendam.
"Jumlah sarana ibadah yang terendam banjir ada 20 dan sekolah ada 21 bangunan. Lahan pertanian yang terendam ada 923,5 hektare," katanya.
Tanggap Darurat 7 hari
Melihat banyaknya jumlah jiwa yang terdampak dan luasnya sebaran bencana banjir. Ia kemudian mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 300.2.1/kep.77-BPBD/2024 tentang status tanggap darurat bencana banjir di Kabupaten Cirebon.
"Status tanggap darurat banjir ini berlaku selama satu minggu dimulai tanggal 7 Maret sampai 13 Maret," paparnya.
Ia menegaskan bilamana kondisi masih terus berlanjut SK tanggap darurat bencana banjir ini akan diberlakukan kembali, maksimal tiga kali di mana masing-masing SK diberlakukan selama 7 hari.
"Jadi kalau kondisi masih belum pulih akan SK ini akan diperpanjang maksimal tiga kali dimana masing-masing SK berlaku selama 7 hari," tandasnya.
"Sudah dikeluarkannya SK tanggap darurat bencana ini nantinya Pemkab Cirebon akan mengeluarkan BTT (Biaya Tidak Terduga) buat bantuan dan memulihkan kondisi wilayah sama masyarakat yang terdampak banjir," pungkasnya.
(sud/sud)