Cerita Joko Widodo, Bertahan Hidup dengan Berjualan Buku di Cirebon

Serba-serbi Warga

Cerita Joko Widodo, Bertahan Hidup dengan Berjualan Buku di Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Kamis, 22 Feb 2024 17:00 WIB
Toko buku Gehenna milik Joko Widodo.
Toko buku Gehenna milik Joko Widodo. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar
Cirebon -

Namanya Joko Widodo, penjual buku di Jalan Cipto Mangunkusumo, kota Cirebon. Karena namanya mirip dengan nama presiden Indonesia ke 7 Joko Widodo, membuat dirinya dijuluki sebagai 'presiden' oleh pelanggan buku di tokonya.

"Biasanya kalau ada orang transfer, tanya nanti transfernya ke siapa, bilang aja langsung ke presiden (Joko Widodo)," tutur Widodo sambil tertawa, Rabu (21/2/2024).

Nama Joko yang disematkan pada dirinya merupakan pemberian dari teman-temannya. Widodo pun mengamini sikap para temannya itu.Sejatinya, di KTP hanya tercantum nama Widodo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan nama Joko sendiri menurutnya, merupakan tafsiran dari orang Jawa yang menunjukkan seseorang yang belum menikah. "Berhubung saya sudah kawin. Jadinya Widodonya saja, di daerah Jawa, Joko kan Jaka sebutan untuk orang-orang Jawa yang masih lajang," tutur Widodo.

Sudah lebih dari 25 tahun ia berjualan di toko buku Gehenna. Alasan ia berjualan buku, karena keprihatinan tentang jarangnya toko buku murah yang ada di Kota Cirebon. Padahal menurutnya di kota Cirebon banyak sekolah. Gehenna sendiri menurut Widodo berarti neraka.

ADVERTISEMENT

"Kata orang yang memberi nama Gehenna ,terinspirasi dari perkumpulan anak-anak nakal. Jadi dinamakan Gehenna biar anak-anak nakal ingat neraka," kata Widodo.

Menurut Widodo, Toko buku Gehenna merupakan usaha keluarga. Mulai berdiri pada tahun 1990 an. Setidaknya hingga hari ini ada 3 toko buku Gehenna yang masih dikelola oleh saudara-saudaranya. "Gehenna awal buka di kolam renang tahun 1990 an, karena direnovasi jadi grage, pindah depan polsek, lalu buka lagi di Kuningan," tutur Widodo.

Mulanya Toko Gehenna hanya menjual buku bekas. Namun seiring berjalanya waktu, toko buku Gehenna juga menjual buku baru. Ada banyak buku yang dijual, seperti buku pengetahuan umum, novel, buku modul, sains, buku anak sekolah, kamus dan toefl. Semuanya tersusun rapi dalam ruko ukuran 3Γ—3 meter.

"Untuk buku-buku baru semuanya langsung dari distributor, kalau buku bekas dari orang yang sudah lulus sekolah biasanya pada dijualin ke sini," kata Widodo.

Hingga sekarang, buku-buku bekas masih dijual olehnya sebagai penarik bagi para pembeli. Menurutnya, terkadang pembeli buku tidak hanya berasal dari kalangan ekonomi yang mapan saja, tetapi juga dari kalangan ekonomi yang sedang dalam kondisi sulit.

"Mungkin ini yang membuat kita bisa bertahan. Orang kadang kalau ekonominya lagi sulit nyarinya yang bekas karena murah. Jadi strateginya masih mengandalkan buku bekas," tutur Widodo.

Selain mengandalkan buku bekas, strategi lain yang digunakan Widodo agar bertahan adalah dengan membuat toko online di beberapa market place. "Buat toko online kan biar mempermudah, banyak konsumen nanya perbandingan harga. Akhirnya buat toko online biar nggak ribet. Ditambah pas itu ada covid, orang-orang yang dari Indramayu, Majalengka mau kesini PPKM, jadi online aja," tutur Widodo.

Ia sendiri menuturkan, kenapa buku-buku di lapaknya masih dijual murah, karena ia tidak mengambil keuntungan yang besar dari setiap buku. "Biasanya setiap barang ada harga eceran tertinggi. Nah saya tidak ngambil banyak. Pasti dapat untung cuman tidak banyak," kata Widodo.

Banyak suka duka yang dialami Widodo saat berjualan buku, Ia bercerita, pada masa jayanya. Dalam sehari toko buku milik Widodo bisa menghasilkan omset mencapai Rp 3.000.000 perhari. Biasanya omset segitu ia dapatkan pada saat tahun ajaran baru. Sebelum ada kebijakan dana bos untuk sekolah. Toko bukunya sering mendapatkan orderan buku dari banyak sekolah dan lembaga pendidikan.

"Sebelum COVID-19 itu masih ramai, ada pesanan borongan kaya dari pondok atau sekolah, tapi sudah nggak ada. sekarang mah buat bayar karcis saja alhamdulillah," tutur Widodo.

Lewat toko bukunya, banyak pelanggannya yang sudah sukses dalam menempuh pendidikan dan pekerjaan. Hal ini yang membuat Widodo senang dalam berjualan buku. "Makanya bertahan karena senang. Banyak pelanggan yang sudah sukses masih sering silaturahmi kesini, bilang, Mas alhamdulillah saya sudah keluar negeri karena beli buku disini," tutur Widodo.

Toko buku Gehenna milik Joko Widodo buka dari Jam 09.00-16.30 WIB dan libur di hari minggu atau tanggal merah. Letaknya di area ruko Gunungsari Trade Center (GTC) Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon Jawa Barat.

(sud/sud)


Hide Ads