Lewat Barang Bekas Herman Sukses Antarkan Anaknya Kuliah S2

Serba-serbi Warga

Lewat Barang Bekas Herman Sukses Antarkan Anaknya Kuliah S2

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Rabu, 21 Feb 2024 07:31 WIB
Herman, penjual barang bekas di Pasar Loak Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
Herman, penjual barang bekas di Pasar Loak Lemahwungkuk, Kota Cirebon (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar).
Cirebon -

Bagian sebagian orang, barang bekas merupakan sampah yang tak berguna. Tapi bagi Herman (56), barang bekas adalah sumber rezeki yang bisa menghidupi keluarganya.

Herman, setiap hari membuka lapak dagangannya di Pasar Loak Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Dia sudah 28 tahun berjualan di pasar loak tersebut.

"Ibaratnya dari ada giginya sampai nggak ada giginya itu jualan di sini," ucap Herman kepada detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Herman bercerita, sebelum berjualan barang bekas dia sempat bekerja di salah satu hotel. Kemudian dia beralih profesi berjualan barang bekas pada 1995.

Awalnya, dia menjual HP bekas, lalu sepeda bekas. Kemudian dia juga menjual perabotan rumah tangga seperti jet pump, kipas angin, penyedot debu dan barang lainnya.

ADVERTISEMENT

Banting setir dari karyawan menjadi pedagang barang bekas membuat Herman menjadi pribadi kreatif yang dituntut untuk selalu bisa membetulkan banyak barang. Lewat tangannya, barang yang sebelumnya rusak dan tidak terpakai, berubah menjadi barang yang layak untuk digunakan.

"Saya bukan orang teknik, tapi dikit-dikit apa yang rusak saya benerin. Kita berani saja, otodidak. Satu sampai dua kali gagal, yah biasa namanya pembelajaran yang penting kita terus penasaran," tutur Herman.

Herman mendapatkan barang-barang bekas lewat dua cara, pertama ada orang yang sengaja datang untuk menjualnya, kedua berasal dari pengepul rongsok yang menjual barang bekas yang tidak terpakai. Setelah itu barang bekas itu dia perbaiki.

"Contohnya, ada orang perumahan yang punya barang tidak terpakai atau rusak dijual ke sini lalu diperbaiki. Ada juga yang dijual di tukang rongsok nah tukang rongsokannya dijual di sini, selagi bisa diperbaiki, perbaiki, kalau tidak bisa kita jual lagi pada mereka, tukang rongsok keliling," tutur Herman.

Ada pengalaman menarik yang pernah Herman rasakan saat menjual barang bekas, yang membuatnya percaya bahwa rezeki tidak pernah tertukar. Herman membuktikan ketika ada suami-istri yang ingin menjual alat Jet Pump bekas yang masih bisa terpakai. Awalnya Herman menolak membeli Jet Pump seharga Rp 400.000 tersebut, karena merasa terlalu mahal.

"Terlalu mahal pak. Lalu saya iseng aja tawar Rp 100.000. Yudah mereka mau, Tidak lama kemudian ada orang yang mencari Jet Pump model lama persis seperti yang baru dibeli. Lalu ditawarkan Rp 960.000 dan pembeli pun mau," tutur Herman.

Lapak barang bekas miliki Herman buka setiap hari dari jam 10.00 sampai 14.00 WIB. Untuk pendapatan dalam satu bulan Herman mampu mengumpulkan omset sekitar 3 jutaan atau Rp 100.000 per hari.

"Ada kalanya dapat untung gede, kadang nggak laku. Tapi cukup untuk istri dan kebutuhan sehari-hari, seperti rokok dan kopi," tutur Herman.

Lewat berjualan barang bekas Herman mampu menghidupi keluarganya hingga menguliahkan salah satu dari kedua anaknya sampai jenjang pendidikan S2. "Kuliah terakhir sampai S2, tapi yang satunya nggak mau kuliah langsung kerja," tutur Herman.

Selama berjualan, yang dikhawatirkan Herman, bukan barang-barangnya tidak laku terjual, tapi ketika mendapatkan barang bekas hasil curian. Untuk mengatasinya setiap ingin membeli barang, Herman selalu waspada dengan menanyakan tentang asal barang serta KTP pembeli.

"Kita berjualan tuh bukan masalah untung ruginya, udah resiko. Rasa khawatirnya kita tuh, ketika ada orang jual tapi bilangnya bukan curian tapi nyatanya curian. Pasti itu yang kadang sering kepikiran," tutur Herman.

Herman bersama para pedagang bekas lain melapak di sekitar jalan Lemahwungkuk dan jalan Ariodinoto, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Ada banyak barang bekas yang dijajakan seperti handphone, pompa air, kursi roda, kompor, mejikom, kipas angin, helm, kumpulan senjata seperti golok, pisau, parang dan masih banyak lagi.

Untuk harganya sendiri, menurut Herman berbeda-beda tergantung kondisi barang. Misal pompa air bekas yang dihargai sekitar Rp 750.000 - Rp 850.000. Kipas Rp 150.000-200.000, dan pompa khusus di sawah Rp 500.000-700.000.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads