Kampung Samadikun Selatan Cirebon, Permukiman di Atas Timbunan Sampah

Kampung Samadikun Selatan Cirebon, Permukiman di Atas Timbunan Sampah

Ony Syahroni - detikJabar
Selasa, 20 Feb 2024 11:00 WIB
Kampung Samadikun Selatan Kota Cirebon.
Kampung Samadikun Selatan Kota Cirebon. Foto: Ony Syahroni/detikJabar
Cirebon -

Selama puluhan tahun sejumlah warga di Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon menempati rumah yang berdiri di atas timbunan sampah. Kampung di atas timbunan sampah ini masuk dalam kawasan pesisir Kota Cirebon.

Warga di pesisir Kesenden itu menguruk tambak atau empang menggunakan sampah kemudian membangun rumah di atas lahan tersebut. Ya, warga di wilayah ini melakukan reklamasi dengan menggunakan sampah. Proses pengurukan lahan dengan cara demikian ternyata sudah dilakukan oleh warga selama puluhan tahun. Khususnya oleh warga yang tinggal di kawasan RW 10, Samadikun Selatan, Kelurahan Kesenden, Kota Cirebon.

Menurut Ketua RT 02 RW 10 Samadikun Selatan, Kelurahan Kesenden, Febiyanto, mayoritas masyarakat di wilayahnya memang memiliki cara tersendiri saat akan membangun rumah sebagai tempat tinggal atau hunian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka memanfaatkan timbunan sampah untuk menguruk lahan yang sebelumnya adalah tambak atau empang. Setelah selesai melakukan pengurukan, warga kemudian membangun rumah untuk hunian maupun untuk keperluan lainnya.

"Dulunya memang empang. Pertama diuruknya pakai sampah. Setelah itu selesai, baru diuruk lagi pakai brangkal (material urukan)," kata Febiyanto saat berbincang dengan detikJabar di Kelurahan Kesenden, Kota Cirebon, baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

Febi menyebut, penggunaan sampah ini merupakan cara dari warga setempat untuk menekan atau meminimalisir biaya selama proses pengurukan lahan yang nantinya digunakan untuk mendirikan bangunan rumah.

"Jadi alasannya memang supaya lebih hemat. Kalau nguruk empang kan nggak cukup satu dump, dua dump (dump truck). Bisa sampai puluhan dump. Dan, itu biayanya cukup besar (kalau pakai material urukan)," ucap Febi.

Febi sendiri belum bisa memastikan sejak kapan warga di wilayah tersebut mulai melakukan reklamasi empang menggunakan sampah. Namun, ia memperkirakan cara-cara tersebut sudah berlangsung selama puluhan tahun.

"Sejak saya kecil sudah begitu (menguruk dengan sampah). Kemungkinan sebelum tahun 1980-an sudah begitu," kata pria yang kini berusia 42 tahun itu.

"Karena saya dikasih tau orang tua, sebelum saya lahir juga prosesnya sudah seperti itu. Jadi diuruk pakai sampah dulu, baru pakai material urukan," kata Febi.

Hingga kini, proses pengurukan empang dengan menggunakan sampah masih dilakukan oleh penduduk di RW 10, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon.

"Sampai sekarang prosesnya kaya gitu. Jadi (diuruk) sampah dulu, baru kemudian diuruk pakai brangkal (material urukan). Bisa jadi antara sampah dengan material urukan itu 50:50," kata dia.

Ia mengatakan, tidak sedikit bangunan rumah di wilayah ini berdiri di atas lahan yang dibuat dari hasil timbunan sampah. Sebab, menurutnya proses pengurukan dengan menggunakan sampah memang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

Saat ini, Febi memperkirakan khusus di RW 10 Kelurahan Kesenden, setidaknya ada seribuan unit rumah milik warga yang berdiri di atas lahan dari hasil timbunan sampah.

"Di RW 10 jumlah rumah (yang berdiri di atas lahan hasil timbunan sampah) ada sekitar seribuan. Khusus di RT 02 itu ada 400an rumah," kata dia.

"Misalkan ada yang mau gali (lahan), di bawah itu pasti isinya sampah," kata Febi menambahkan.

Ia menyebut, adapun sampah-sampah yang digunakan oleh warga untuk menguruk lahan di wilayah ini terdiri dari berbagai jenis sampah. Mulai dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.

"Sampahnya macem-macem. Ada plastik, ada juga sampah rumah tangga," kata dia.

Kampung Samadikun Selatan Kota Cirebon.Kampung Samadikun Selatan Kota Cirebon. Foto: Ony Syahroni/detikJabar

Sejarah 'Kampung di Atas Sampah'

detikJabar sempat berbincang-bincang dengan salah seorang warga di RW 10, Samadikun Selatan, Kelurahan Kesenden. Warga bernama Iman itu banyak bercerita tentang sejarah dari kawasan tersebut.

Menurut pria berusia 69 tahun itu, sebelum dipadati oleh bangunan rumah, RW 10 Samadikun Selatan, Kelurahan Kesenden merupakan kawasan yang banyak dipenuhi empang atau tambak.

Di era tahun 1975 misalnya. Iman mengatakan saat itu hanya ada beberapa rumah saja yang berdiri kawasan tersebut. Sementara sisanya adalah lahan tambak.

"sekitar tahun 1975 di sini itu hampir empang semua. Rumah waktu dulu itu masih jarang-jarang. Masih sedikit," ucap Iman saat ditemui di kediamannya di RW 10, Samadikun Selatan, Kelurahan Kesenden, baru-baru ini.

Seiring berjalannya waktu, kawasan yang sebelumnya banyak dipenuhi empang itu lambat laun kemudian beralih fungsi menjadi permukiman penduduk. Warga kemudian menguruk empang menggunakan sampah, kemudian diuruk material, dan membangun rumah di atas lahan tersebut.

"Nguruknya memang sebagian besar pakai sampah. Hampir semua wilayah di sini nguruknya pakai sampah. Sampah di bagian bawah, tapi di bagian atas diuruk lagi pakai tanah," kata Iman.

Iman menuturkan, di tahun 1975 rumah-rumah warga yang ada di kawasan tersebut mayoritas dibangun dengan sangat sederhana. Begitu juga Iman. Di era itu, Iman sendiri membangun rumahnya hanya dengan menggunakan material-material sederhana.

"Kalau waktu dulu saya bikin rumah tiangnya aja itu cuma ditancapin. Ya benar-benar sederhana waktu dulu saya bikin rumah," kata Iman.

Hingga kini, proses pengurukan lahan empang dengan menggunakan sampah masih terus dilakukan oleh masyarakat di RW 10, Samadikun Selatan, Kelurahan Kesenden, Kota Cirebon.

Akibat menggunakan cara-cara demikian, tidak sedikit bangunan rumah yang ambles maupun miring. Menurut Iman hal ini terjadi karena kondisi lahan yang kurang padat lantaran menggunakan sampah saat melakukan pengurukan.

"Sering kejadian gitu (rumah amblas atau miring). Karena kan di bawahnya sampah jadi belum padat. Jadi kalau bikin rumah di sini itu pasti ada perubahan. Kalau ngga ambles ya miring," kata Iman.

(sud/sud)


Hide Ads