Ada banyak benda bersejarah yang ada di Keraton Kacirebonan, benda-benda tersebut masih tersimpan dengan rapi di bangsal Prabayaksa bagian dalam. Salah satu yang menarik perhatian adalah gamelan Denggung dan wayang Arjuna Sigeger.
Biasanya gamelan dipentaskan saat ada acara adat keraton seperti penobatan, 1 muharram, tradisi sekaten serta sebagai iringan seni tari atau pementasan wayang.
Elang Iyan Ariffudin Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan sekaligus Ketua Persatuan Pedalangan Kota Cirebon menuturkan, ada tiga jenis gamelan yang masih tersimpan di keraton Kacirebonan, salah satu gamelan merupakan peninggalan dari kerajaan Pajajaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami di Kacirebonan, ada gamelan pelong, slendro dan denggung pusaka," tutur Iyan beberapa waktu lalu.
Di antara ketiganya, gamelan denggung yang paling legendaris. Menurut Iyan gamelan denggung merupakan peninggalan dari kerajaan Pajajaran. Diperkirakan usianya sudah sangat tua, dibuat sekitar tahun 1600-an.
Diceritakan Iyan, pada masa kerajaan dulu, masyarakat sekitar wilayah Ciayumajakuning adalah masyarakat agraris yang menggantungkan hidupnya dengan bercocok tanam. Apabila kemarau panjang, para petani menghadap sultan untuk memohon agar membunyikan gamelan denggung yang dipercaya bisa mendatangkan hujan.
"Seperti punya kekuatan energi mampu mendatangkan hujan, tapi tentunya dengan izin Allah SWT," tegas Iyan.
Gamelan denggung masih tersimpan di lorong sebelum masuk koleksi benda museum dengan dilapisi kain putih agar tidak berdebu. Di papan informasi tertulis pengunjung tidak diperkenankan untuk menabuh gamelan denggung.
Selain gamelan ada juga wayang yang menjadi koleksi keraton Kacirebonan, biasanya wayang dipentaskan semalam suntuk di acara tradisi dan hari besar seperti hari jadi kota Cirebon.
"Minimal satu tahun sekali diadakan pagelaran wayang satu malam suntuk, dalangnya diambil khusus dari keraton," tutur Iyan.
![]() |
Setidaknya ada dua jenis wayang di keraton Kacirebonan yaitu wayang Jimat dan wayang Anggon yang dikeluarkan setiap 40 hari sekali pada malam Jumat kliwon, gamelan tersebut dibuat oleh Ki Kaca, keturunan Sunan Panggung yang juga keturunan Sunan Kalijaga. Kedua jenis wayang berusia lebih dari 400 tahun yang disimpan dalam sebuah kotak peti.
Menurut Iyan, wayang Cirebon asli yang berbeda dengan wilayah lain. Ini terlihat dari bahan pembuatan wayang Cirebon yang harus menggunakan kulit kerbau betina.
"Kulitnya harus dari kerbau betina yang lentur seperti halnya bikin gendang atau bedug. Karena dibandingkan dengan kerbau jantan yang keras kulit kerbau betina lebih halus," tutur Iyan.
Selain dibuat dari kulit yang khusus, wayang di keraton Kacirebonan juga memiliki cerita tersendiri. Konon ada satu wayang bernama Arjuna Sigeger yang katanya dibuat dari kulit seorang manusia yang menjadi abdi dalem keraton. Kulit tersebut ia persembahkan sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian kepada sultan. Namun versi lain juga menyebutkan Arjuna Sigeger wayang yang dibuat dari kulit biasa, hanya saja ada kejadian saat pementasanya.
Menurut Iyan, saat ditampilkan, wayang Arjuna Sigeger bertepatan dengan meninggalnya Sultan Kacirebonan pertama, Sultan Muhammad Haerudin pada tahun 1418 M. Kematian sultan pertama yang bertepatan dengan pementasan wayang arjuna tersebut, membuat masyarakat Cirebon geger, akhirnya dinamai lah menjadi wayang Arjuna Sigeger.
Sekarang wayang Arjuna Sigeger dan gamelan denggung sudah tidak dipentaskan lagi. Bagi yang berminat melihat langsung bisa datang ke Keraton Kacirebonan jalan Pulasaren, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon.
(yum/yum)