Pagelaran wayang kulit Palembang lebih sederhana dari wayang di Jawa. Ada beberapa tokoh wayang yang sering dimainkan, seperti yang diterangkan dalam situs E-Journal Undip.
Dalam situs itu ada jurnal berjudul Eksistensi Kesenian Wayang Kulit Palembang Tahun 2000-2019. Jurnal tersebut disusun Nurhidayanti, Nuril Shalifah, Syarifuddin, dan Supriyanto. Mereka dari Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya.
Menurut mereka, nuansa wayang Palembang dominan menggunakan warna merah dan hijau, dan tidak ada sinden. Kemudian alat musik yang digunakan lebih sederhana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Warna Batik Palembang dan Filosofinya |
Tokoh Wayang Kulit Palembang yang Sering Dimainkan:
1. Puntadewo
Puntadewo memiliki tampilan yang luruh, hidungnya kecil, bola matanya mirip bulir padi. Mulutnya memperlihatkan gambaran gigi.
Aksesori yang digunakan Puntadewo yaitu mahkota rambut yang digelung dan dihias sedemikian rupa. Badannya alus dengan hiasan gajah gelar, menggunakan sumping prabanagyun. Kemudian di kakinya banyak motif semen ningrat di tepian dodot, dengan motif semen jrengut seling gurda.
2. Arjuna
Pandu Dewanata dan Dewi Kunti mempunyai putra yaitu Arjuna. Ciri fisik Arjuna hampir sama dengan Puntadewo yaitu bermuka terpukul, hidung walimiring, mata liyepan, dan mulutnya salitan.
Arjuna memakai mahkota dengan gekung minangkara, sumping waderan, dan tubuh satria alus dengan penggambaran gajah gelar. Arjuna juga menggunakan kain bagian bawah yang mempunyai motif sekar jeruk dengan manggaran di belakangnya.
Pada tangannya terdapat tanda kelat bahu dan tidak memiliki gelang. Tampilan Arjuna bahkan tanpa atribut.
Watak Arjuna dan Bima sangat berbeda. Arjuna adalah satria yang sederhana, pendiam, tenang, lembut, dan pintar.
Namun sifat lembutnya dipergunakan untuk menarik perhatian wanita. Kata-katanya santun dengan suara yang tegas tetapi ringan.
Arjuna tidak memakai perhiasan di tubuhnya Itu menunjukkan kesederhanaan atau meninggalkan kemewahan dunia.
3. Pendito Abiyasa
Palasara dan Dewi Setyawati memiliki putra bernama Abiyasa. Abiyasa kemudian menikah dengan Santanu dari Negara Astina.
Abiyasa merupakan pandita yang memiliki watak luhur, letak muka temukul, mata liyepan yang diperbaharui menjadi mata orang tua. Kulitnya keriput, hidung lancip atau walimiring, serta mulut salitan yang digambarkan tidak punya gigi. Abiyasa mempunyai mahkota ubel-ubel atau puttut, hiasan sumping mangkara, dan memakai rembing nyamat.
Ia juga menggunakan jubah dengan tubuhnya yang melengkung ke depan. Ia juga mengenakan keris agar dapat meletakkan tasbih dan mengenakan kain yang panjang. Di tangan kanan Abiyasa terdapat irasan. Tangannya memegang senjata Trisula. Ia tidak menggunakan sepatu.
4. Nakula
Dilihat secara visual, Nakula memiliki badan yang kecil, tetapi kuat dan gesit serta memiliki paras yang rupawan. Wajah Nakula hampir sama dengan dewa karena mereka adalah saudara kembar yang identik.
Hanya pada dahi mereka yang memiliki perbedaan. Dahi Nakula lebar bertitik. Pakaian yang dikenakan Nakula yaitu sumping sureng pati, gelungsupit urang, gelang tangan susun, kalung ulur-ulur, gelang kaki binggel, kelat bahu naga mangsa, dan menggunakan dodot bokongan dengan sembulihan. Nakula memiliki watak yang jujur, santun, setia, pemikir dan pintar dalam menyimpan rahasia.
5. Bima
Bima adalah penjelmaan dari Dewa Bayu. Bima merupakan sosok yang dikenal dengan kegagahannya. Watak yang dimiliki Bima yaitu siaga, pendiam, tidak banyak tanya, tenang, tidak gentar, kuat, lincah, dewasa, tidak sombong. Namun, ia mudah emosi dan tidak sabar saat membasmi kemungkaran dengan senjatanya, yaitu kuku pancanaka dan gada rujakpolo.
Bima bukan karakter yang banyak tertawa. Ia secara langsung menyampaikan maksud dan tujuan dengan suara yang besar dan tegas.
Letak tangannya di pinggul, menunjukkan watak Bima yang keras kepala dan tidak mudah untuk diajak diskusi. Selain itu, Bima tidak memakai perhiasan, hanya gelang dan kelat bahu pada tubuhnya. Itu memperlihatkan Bima telah meninggalkan kehidupan duniawi.
6. Petruk
Petruk berpenampilan santai dan tenang. Mulutnya mesem, badan gambling. Aksesori yang digunakan yaitu kalung gentha, sepatu, dan memakai besi baja dan kayu.
Petruk selalu memperlihatkan ekspresi yang ceria dengan muka senang dan gembira. Petruk juga dikenal dengan tokoh yang lucu seperti saudaranya.
Ia berwatak bijaksana, seperti suka memberi petunjuk, sabar, berderma, berani. Tetapi, ia juga suka bercanda.
7. Semar
Semar memiliki watak yang selalu serius, hidung kecil, mata rembesan atau mata sedi, mulut kasar, badan yang gemuk dan pendek. Pada tangannya terdapat gelang dagelan dengan jari-jari mengepal serta lancip. Aksesori lainnya anting-anting lombok abang. Warnanya seragam dengan Punokawan atau pelayan lainnya.
(sun/dai)