Kerupuk Melarat, Oleh-oleh Khas Cirebon yang Digoreng Pakai Pasir

Kerupuk Melarat, Oleh-oleh Khas Cirebon yang Digoreng Pakai Pasir

Devteo Mahardika - detikJabar
Sabtu, 30 Des 2023 11:30 WIB
Kerupuk melarat
Kerupuk melarat. Foto; Devteo Mahardika/detikJabar
Kabupaten Cirebon -

Kerupuk melarat Cirebon masuk dalam warisan budaya tak benda. Kerupuk melarat salah satu oleh-oleh pilihan wisatawan saat berkunjung ke Cirebon. Kata melarat sendiri dalam bahasa Indonesia memiliki arti miskin.

Siti Rukoyah (42) salah seorang produsen asal Desa Gesik, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, mengakui penjualan kerupuk melarat meningkat selama libur Nataru. "Karena liburan yah banyak yang beli, penjualan naik sekitar 80 persen nyaris dua kali lipat dari penjualan hari biasa," kata dia kepada detikJabar, Jumat (29/12/2023).

Keluarga Siti telah memproduksi kerupuk khas Cirebon itu sejak 1980. Siti melanjutkan bisnis yang dibangun orang tuanya. "Saya generasi kedua, karena usaha ini dimulai pada tahun 1980," ucapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku, sekarang memiliki 6 orang karyawan untuk membantu untuk memproduksi kerupuk melarat. "Bertahannya usaha ini mungkin buah dari kesabaran terutama pada saat pandemi COVID-19 karena sepi pembeli," ujarnya.

Cara Pembuatan

Kerupuk melaran berbeda dengan lainnya. Kerupuk ini tak menggunakan minyak dalam proses pembuatannya. Siti mengatakan kerupuk melarat digoreng menggunakan pasir. Sebab, lanjut dia, jika menggunakan minyak pengeluarannya terlalu boros.

ADVERTISEMENT

Ia juga menjelaskan soal kebersihan pasir yang digunakannya. Pasir yang digunakan dicuci terlebih dahulu, kemudian dijemur.

"Kalau salah dalam membersihkan pasir akan berpengaruh terhadap kerupuk yang dihasilkan," bebernya.

Dalam proses penggorengan kerupuk ini terbilang cepat, karena sebelumnya pasir sudah dipanaskan dalam wajan berukuran besar. "Jadi kita panaskan dulu pasirnya, kalau sudah panas baru goreng kerupuk. Prosesnya cepet kok pas digoreng," terangnya.

Dia menyampaikan, kerupuk melarat terbuat dari tepung tapioka. Kemudian dicampur menggunakan air hangat dan garam lalu diaduk.

"Setelah adonan jadi, kemudian dicetak seperti ulen menggunakan mesin. Lalu dicetak dan dikukus sampai matang sekitar 5 menit, lalu diangkat dan kemudian dijemur sampai kering selama 3-4 jam, bilamana matahari dalam kondisi terik," .

Dia berharap, kerupuk melarat terus menjadi oleh-oleh khas Cirebon. Terlebih lagi, saat ini sudah masuk dalam warisan tak benda Kabupaten Cirebon yang diakuinya cukup berpengaruh terhadap peningkatan penjualan.

"Kalau ini kan makanan tradisional, semoga nggak tergilas sama makanan modern dan semoga terus aja bisa langgeng," tutupnya.

Siti enggan bercerita soal omzet yang didapatnya selama menjadi produsen kerupuk melarat. Namun, ia bersyukur bisa melanjutkan bisnis yang telah dibangun oleh orang tuanya itu. Sementara itu, untuk satu bungkus kerupuk melarat dibandrol dengan harga Rp 15 ribu.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads