Menilik Desa Cikurubuk Sumedang, Tempat Asal-usul Seni Kuda Renggong

Menilik Desa Cikurubuk Sumedang, Tempat Asal-usul Seni Kuda Renggong

Nur Azis - detikJabar
Senin, 06 Nov 2023 07:30 WIB
Suasana Desa Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang
Suasana Desa Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Desa Cikurubuk masuk ke dalam wilayah Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang. Desa inilah tempat lahirnya kesenian Kuda Renggong. Wilayah ini memiliki luas wilayah sekitar 421,83 hektar. Dari luas wilayah tersebut, 172 hektar di antaranya merupakan lahan pertanian.

Desa Cikurubuk terdiri dari dua dusun, yakni Dusun Cikurubuk dan Dusun Cilumping. Jumlah penduduknya tercatat ada sekitar 2.320 jiwa atau 837 kepala keluarga (KK).

Sekadar diketahui, Desa Cikurubuk dikenal sebagai awal mula kesenian Kuda Renggong. Pencipta dari kesenian ini dikenal sebagai sosok yang bernama Sipan. Sosok ini pulalah yang menjadi salah satu moyang bagi warga Desa Cikurubuk.

Kuda Renggong sendiri adalah seni ketangkasan kuda yang mana kudanya bisa menari mengikuti alunan musik.Tak hanya itu, Kuda Renggong juga mahir memperagakan gerak yang seolah-olah tengah berkelahi dengan manusia. Ini biasanya dihadirkan sebagai atraksi.

Seni Kuda Renggong telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 2014.

Kuda Renggong merupakan salah satu seni pertunjukan helaran yang berasal dari Kabupaten Sumedang. Yuk intip kemeriahannya.Kuda Renggong merupakan salah satu seni pertunjukan helaran yang berasal dari Kabupaten Sumedang. Yuk intip kemeriahannya. Foto: Algi Febri Sugita/NurPhoto via Getty Images

Kepala Desa Cikurubuk Muhamad Fadar Junawar mengatakan, warga Desa Cikurubuk sebagian besarnya masih memiliki hubungan persaudaraan dari moyang yang sama yakni campuran dari keturunan Bugis, Sulawesi dan Sumedang.

"Jadi dulunya itu di Desa Cikurubuk ini ada satu keluarga besar keturunan Bugis yang menikah dengan warga asli Sumedang. Lalu beranak pinak hingga membentuk sebuah perdesaan," ungkap Muhamad kepada detikJabar belum lama ini.

Muhamad menyebut, mayoritas warga Desa Cikurubuk atau sekitar 80 persennya masih memiliki pertautan hubungan saudara. "Jadi semua warga Desa Cikurubuk ini 80 persennya ada hubungan saling berkaitan saudara satu sama lainnya dan hanya sekitar 20 persen merupakan warga pendatang," ujarnya.

Warga Desa Cikurubuk 90 persennya bermata pencaharian sebagai petani. Dari sebagian petaninya kini sedang mengembangkan sistem pertanian cara organik. "Dan beras organik Desa Cikurubuk ini menjadi salah produk unggulan bagi Sumedang sebab di Sumedang ini hanya di Desa Cikurubuk yang memproduksi beras organik," tuturnya.

Produk padi organik Desa Cikurubuk pun telah diakui mutunya. Bahkan, Desa Cikurubuk telah dijadikan sebagai pusat pengembangan pertanian organik oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Jawa Barat.

Selain beras Organik, Desa Cikurubuk pun memiliki produk makanan khasnya. Seperti opak bangdes, rengginang dan kecimpring.

"Khusus opak bangdes ada kelompok UMKM-nya dan mereka ada pembinaan serta tempat produksinya yang berlangsung dari pagi hingga sore," tuturnya.

(iqk/iqk)


Hide Ads