PR Besar di Balik Predikat Provinsi Budaya di Jawa Barat

PR Besar di Balik Predikat Provinsi Budaya di Jawa Barat

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 26 Okt 2023 22:30 WIB
Kepala Disparbud Jabar Benny Bachtiar
Kepala Disparbud Jabar Benny Bachtiar (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar).
Bandung -

Jawa Barat kembali mendapat pengakuan sebagai provinsi yang kaya akan seni budaya. Hal ini menyusul penetapan 13 seni budaya di Jabar sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)

Dengan penetapan itu, tercatat saat ini ada 158 warisan budaya tak benda yang dimiliki oleh Jabar. Namun, ada PR besar yang mesti dilakukan dengan predikat provinsi kaya budaya yang kini disandang Jawa Barat.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Jabar Benny Bachtiar menuturkan, WBTB bukan sekedar sertifikat yang diberikan oleh pemerintah terhadap budaya yang dimiliki. Dibalik itu, ada tanggung jawab agar seni budaya bisa dilestarikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kan yang namanya WBTB ini bukan sekedar sertifikat terus selesai, tapi dengan disertifikasi punya kewajiban bahwa seni budaya ini harus tetap lestari, artinya mesti tetap dihidupkan," ucap Benny saat dihubungi detikJabar via telepon, Kamis (26/10/2023).

Benny mengatakan, pemerintah di 27 kabupaten/kota di Jabar harus bisa berkomitmen menjaga kelestarian budaya yang ada baik yang sudah mendapat status WBTB atau belum.

ADVERTISEMENT

"Kabupaten kota harus melakukan kegiatan mengenai seni budaya tersebut. Ini sangat penting saya kira, karena seni budaya ini bagian daya tarik wisata juga dan perlu tetap dijaga," katanya.

"Makanya kami pemprov tiap tahunnya ada riksa budaya yang jadi bagian dari bagaimana kita melestarikan dan menjaga warisan budaya ini tidak lekang oleh waktu. Artinya tetap dinikmati oleh seluruh generasi," lanjutnya.

Namun Benny mengingatkan, ada PR besar yang harus diselesaikan terkait pelestarian budaya. PR itu adalah bagaimana mengajak generasi muda untuk menyaksikan dan terlibat langsung dalam atraksi budaya.

Sebab, kata dia, saat ini mayoritas penikmat dan pelaku seni budaya masih berasal dari kalangan orang tua yang semestinya sudah harus mewariskan ketrampilannya berseni budaya ke anak cucunya.

"Tapi ada PR besar bahwa rata-rata yang menyaksikan seni budaya ini orang sepuh gitu. Nah bagaimana caranya anak muda itu juga menyaksikan seni tradisi ini. Makanya penting adanya modifikasi atau kolaborasi antara seni tradisi dengan seni digital agar jadi daya tarik sendiri dan ini sedang kami pikirkan," jelas Benny.

Pangandaran Jadi Contoh

Lebih lanjut, Benny memaparkan Kabupaten Pangandaran jadi contoh bagaimana mengkolaborasikan potensi wisata alam dan budaya dikolaborasikan untuk menarik minat wisatawan.

Hal itu lantaran meski Pangandaran menjadi magnet pariwisata di Jabar, namun apa yang disuguhkan di wilayah pesisir selatan itu hanya sebatas pemandangan pantai.

"Makanya kenapa saya instruksikan di Pangandaran yang jadi magnet wisata, seluruh elemen masyarakat hadir ke Pangandaran. Tapi hanya menikmati pantai saja sunset dan sunrise tapi atraksi tidak ada," ujarnya.

Padahal, Pangandaran dan Ciamis memiliki budaya Ronggeng Amen yang bisa disuguhkan sebagai atraksi budaya menarik bagi wisatawan.

"Nah ada yang menarik, di Pangandaran Ciamis itu Ronggeng Amen amen, inilah sebetulnya yang bisa ditampilkan dan bisa diikuti wisatawan yang menarik, maka saya dorong untuk dikuatkan," paparnya.

"Sekarang pagi wisatawan di pantai atau Green Canyon, kemudian makan di kampung turis, kemudian mereka melihat atraksi budaya, artinya lengkap itu. Itu yang akan kami lakukan juga di kabupaten kota lain di Jabar," tutup Benny.

(bba/mso)


Hide Ads