Pameran tunggal bertajuk 'Ruang dan Waktu' ini digelar di Galeri Ruang Dini, Jalan Anggrek, Kota Bandung. Karya Andy bisa dinikmati sejak kemarin hingga 22 Oktober 2023 mendatang.
Andy mengambil tema 'Ruang dan Waktu' dalam karyanya kali ini. Bagi Andy, ruang yang merepresentasikan ruang alam dan lingkungan hidup. Kemudian waktu yang merepresentasikan perubahan-perubahan yang terjadi seiring dengan perjalanan waktu.
Keduanya merupakan kekuatan yang tidak selalu dalam posisi damai, terjadi benturan antara 'kontinuitas' dan 'perubahan' seiring berjalannya waktu dan kehidupan. Hal ini seakan terdapat persaingan antara ruang dan waktu untuk menunjukkan masing-masing kekuatannya dalam mempengaruhi.
Jika diartikan secara sederhana, pameran Bahasa Ruang dan Waktu menunjukkan renungan Andy Dewantoro terhadap perubahan ruang yang terjadi akibat benturan waktu. Andy meyakini bahwa perubahan yang terjadi akibat berjalannya waktu merupakan hal yang berharga.
"Terkadang perjalanan (perjalanan waktu) itu dianggap tidak bagus, rusak gitu, tetapi kalau bagi saya sesuatu (yang sudah lampau) itu usefull, science of use,jadi sesuatu yang memang sudah kita jalani ada bekasnya, di situsensibility-nya ada," ucap Andy Dewantoro.
"Seperti ketika kita mencoba melihat, ketika ada perubahan lihat ke sisi luar, mungkin karena ada perasaan lain, mungkin kelam, mungkin romantis," kata dia menambahkan.
Pada pameran tunggal kali ini, temanya adalah townscape yang berupa bangunan, lorong-lorong kota,downtown, uptown,jembatan, lampu-lampu jalan, dan sudut-sudut pemukiman suburban.
Namun, kecenderungannya tidak dapat dilihat melalui diskursus umum karena pada karyanya tidak menampilkan ruang kota dan kehidupan masyarakat urban yang biasanya diangkat pada tema townscape pada umumnya. Dalam karyanya merupakan kawasan-kawasan yang ditinggalkan dan menjadi ghost town.Terdapat 3 jenis karya yang ditampilkan, yaitu fotografi, lukisan, dan print.
Karya jenis print merupakan hal baru dari karya-karya Andy Dewantoro. Andy baru saja mempelajarinya pada tahun 2023 di Bali, sehingga pameran Bahasa Ruang dan Waktu menjadi pengantar pertama yang menampilkan karya print milik Andy.
Karya print yang pembuatannya memakan waktu sekitar dua minggu ini tetap menyertakan hasil tangan Andy. Terlihat pada bercak pelapukan berwarna hijau yang menunjukkan perubahan akibat perjalanan waktu.
Keindahan perubahan akibat perjalanan waktu digambarkan seolah gambar tersebut sudah terlihat kusam pada karya fotografi. Terlihat warna-warna kusam yang memburamkan objeknya seakan foto tersebut sudah mulai memudar termakan waktu.
"Warnanya itu sensibility-nya, untuk menandai itu sebagai hal yang sudah berlalu seperti apa sih, seperti fading,fading itu kan sesuatu yang sudah berwarna karena usia mungkin, atau perjalanan waktu seperti itu," ucap Andy.
Andy menceritakan, sejak pertama kali berkarya ia tidak pernah menyertakan unsur manusia dan terkesan sepi. Hal ini masih berkaitan dengan keyakinannya terhadap agama yang dianutnya yang tidak menyarankan gambar dalam bentuk makhluk hidup, namun bukan berarti karya-karyanya merupakan cerminan religi.
Burung-burung yang terdapat pada salah satu karya lukisnya dipandang bukan sebagai makhluk hidup oleh Andy. Hal ini karena inspirasinya yang berasal dari museum sejarah dimana menampilkan berbagai jenis burung yang sudah diawetkan dan tidak lagi bernyawa.
"Saya melihat ini sebagai patung atau benda, di situ saya lihat ada estetik dan ada sensibility-nya tersendiri," ujarnya.
Karya-karyanya diantarkan dengan tulisan Jim Supangkat untuk menjelaskan makna dari masing-masing karya. Tulisan ini menjadi arahan dari makna yang dimaksud Andy pada setiap karyanya. Namun, Andy membebaskan orang-orang yang melihat karyanya untuk memiliki pemikiran tersendiri ketika melihat karyanya.
"Orang bisa memecahkan dengan pemikirannya sendiri atau sense-nya dia, walaupun orang berpikir 'ah saya mah punya personal frame yg berbeda,' menurut saya gapapa, tetapi tetap kita mengarahkannya sesuai ke arah tulisan tersebut," Ucap Andy.
Menurut Andy, setiap pameran karyanya memiliki kesan tersendiri, namun tetap memiliki benang merah sehingga tidak akan berbeda jauh dari sebelum-sebelumnya. Beberapa pameran tunggal yang sebelumnya telah diselenggarakan oleh Andy Dewantoro adalah Hal full Half Empty(2011), di Valentine Willie Fine art, Kuala Lumpur, Malaysia;empty-space-landscape(2010) di Galeri Semarang;Silent World(2008) di Ark Galerie, Jakarta.
(dir/dir)