Keraton Kanoman Cirebon memiliki seperangkat alat gamelan yang usianya disebut sudah ratusan tahun. Alat gamelan itu bernama Gong Sekati atau Sekaten. Memasuki bulan Mulud, seperangkat alat gamelan itu dikeluarkan untuk dibersihkan.
Di Keraton Kanoman Cirebon, prosesi pencucian seperangkat alat gamelan itu dikenal dengan sebutan tradisi Siraman Gong Sekati. Tradisi itu rutin dilakukan setiap tahun, tepatnya pada tanggal 7 Mulud.
Asap putih beraroma kemenyan terus mengepul selama prosesi itu berlangsung. Sejumlah pria berpakaian hitam, hijau dan putih terlihat mencuci satu per satu alat gamelan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ritual pencucian seperangkat alat gamelan itu diawali dengan proses penyiraman menggunakan air kembang. Setelah disiram, proses selanjutnya adalah alat gamelan tersebut kemudian digosok menggunakan serabut kepala dan bubuk batu bata merah.
Juru Bicara Kesultanan Kanoman, Ratu Raja Arimbi mengatakan, Gong Sekati atau Sekaten ini merupakan seperangkat gamelan yang usianya sudah lebih dari 600 tahun. Alat gamelan ini hanya akan dikeluarkan satu kali dalam satu tahun.
Gong Sekaten itu rutin dikeluarkan setiap 7 Mulud untuk dibersihkan melalui tradisi siraman sebelum kemudian dibunyikan pada 8 Mulud. Di luar momen tersebut, Gong Sekaten biasanya disimpan di dalam sebuah tempat yang ada di Keraton Kanoman.
"Pencucian ini bertujuan untuk mensucikan atau membersihkan sebagai persiapan Gong Sekatennya dibunyikan pada 8 Mulud, malam hari," kata Arimbi kepada detikJabar, Minggu (24/9/2023).
Menurut Arimbi, prosesi tradisi Siraman Gong Sekaten ini dilakukan di Langgar Keraton Kanoman. Prosesi tersebut dipimpin langsung oleh Patih Keraton Kanoman Cirebon Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran mewakili Sultan Kanoman, Pangeran Raja Muhammad Emirudin.
Ia menyebut, ada beberapa bahan khusus yang biasa digunakan untuk mencuci atau membersihkan Gong Sekaten. Antar lain yakni air kembang, air kelapa, serabut kelapa, bubuk batu bata, dan beberapa bahan lainnya.
Air yang digunakan untuk mencuci Gong Sekaten itu pun bukan air sembarangan. Air tersebut diambil dari beberapa sumur yang ada di Keraton Kanoman Cirebon. Selama bertahun-tahun rutin dilaksanakan, tradisi Siraman Gong Sekaten di Keraton Kanoman ini masih dilakukan secara tradisional.
"Untuk menggosoknya pun kita masih menggunakan serabut kepala atau tepes agar tidak merusak setiap bagian dari gamelan itu," kata Arimbi.
Arimbi menambahkan, tradisi Siraman Gong Sekaten ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan di Keraton Kanoman Cirebon dalam rangka menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Kegiatan ini adalah persiapan atau rangkaian dalam rangka memperingati Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW," ucap Arimbi.
(dir/dir)