Papajar, Tradisi Warga Cianjur Sambut Ramadhan

Papajar, Tradisi Warga Cianjur Sambut Ramadhan

Ikbal Selamet - detikJabar
Senin, 13 Mar 2023 10:00 WIB
Warga Cianjur padati alun-alun Cianjur untuk melestarikan tradisi Papajar menyambut bulan suci Ramadhan, Minggu (12/3/2023).
Warga Cianjur padati alun-alun Cianjur untuk melestarikan tradisi Papajar menyambut bulan suci Ramadhan, Minggu (12/3/2023). (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memiliki tradisi unik menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi ini biasa disebut 'papajar', di mana warga biasanya akan berbondong-bodong pergi ke tempat wisata atau sekadar berkumpul bersama keluarga sambil makan bersama.

Seperti halnya yang terlihat di kawasan Alun-alun Cianjur. Landmark Kota Santri ini dipadati warga dari berbagai wilayah di Cianjur pada Minggu (12/3/2023).

Para pengunjung Alun-alun ini tampak datang bersama keluarga dengan membawa perbekalan dari rumah masing-masing. Hanya beralaskan tikar atau terpal, para warga yang menggelar Papajar menikmati makanan dengan pemandangan kawasan alun-alun yang ciamik di depan Masjid Agung Cianjur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

M Ilham (22) warga, Kecamatan Cugenang mengatakan, Papajar sudah dilakukan secara turun temurun oleh keluarganya. Dia pun memilih Alun-alun Cianjur sebagai lokasi papajar karena lokasinya yang dekat.

"Dari dulu, sebelum Ramadan pasti orang tua kami mengajak makan di luar. Dulu sempat terhenti karena ada pandemi, tapi pada 2022 dan tahun ini, dilaksanakan lagi Papajar. Milih di Alun-alun karena tempatnya indah, murah-meriah, dan dekat dari rumah," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Senada, Ahmad Lili (40) warga Kecamatan Warungkondang itu mengajak keluarganya untuk berkumpul di halaman Masjid Agung Cianjur. Dirinya sengaja membawa anak-anak dan ponakan-ponakannya untuk melestarikan tradisi Papajar.

"Biar anak-anak tahu seperti apa itu tradisi Papajar. Makanya kita bawa ke sini. Dari kampung saya juga banyak yang Papajar di sini. Kita berangkat pagi-pagi, konvoi pakai empat motor," kata Ahmad.

Di sisi lain, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cianjur Saepul Ulum, menjelaskan tradisi Papajar sudah ada sejak awal berdirinya Kabupaten Cianjur.

Menurutnya istilah Papajar berasal dari kata Mapag Pajar atau menjemput fajar pertama dalam bulan Ramadan.

"Papajar itu mapag fajar atau menjemput fajar pertama. Sebagai bentuk sukacita atau kebahagiaan menyambut datangnya bulan penuh berkah dan ampunan bagi umat Islam, yakni bulan suci Ramadan," ungkap dia.

Awalnya, tradisi Papajar sendiri diisi dengan berkunjung ke kediaman sanak saudara atau melakukan ziarah ke makam keluarga yang sudah meninggal untuk berdoa.

"Kalau sekarang konotasinya bergeser ke kegiatan jalan-jalan bersama keluarga. Namun hal itu tidak menghilangkan esensi dari tradisi Papajar. Budaya keagamaannya masih ada karena tujuannya tetap menyambut Ramadan," kata Saepul.

MUI Cianjur sendiri mengajak masyarakat untuk mempertahankan tradisi Papajar. Pasalnya, makna dalam tradisi Papajar yakni menyambut Ramdan dengan penuh kebahagiaan sangat dianjurkan.

"Karena sesuai dengan ajaran Islam, barang siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadan, mempersiapkan mental, kebersihan jiwanya, makan akan masuk surga dengan penuh bahagia," paparnya.




(dir/dir)


Hide Ads