Ratusan warga geruduk Kantor Desa Cibarengkok, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Senin (2/5/2025). Aksi tersebut dilakukan lantaran warga kecewa atas dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan sang kepala desa.
Di depan kantor desa, warga mendesak agar Kepala Desa Cibarengkok Asep Jalaludin mundur dari jabatannya atau diberhentikan. Bahkan massa nyaris menyegel kantor desa lantaran sang kepala desa tak ada di kantornya.
Ate Purwita (26), salah seorang warga, mengatakan Kades Cibarengkok diduga sudah menyalahgunakan dan menyelewengkan dana desa dan bantuan pemerintah, baik untuk bantuan guru ngaji hingga program ketahanan pangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diduga dana yang diselewengkan atau dikorupsi mencapai Rp 1 miliar," kata Ate, Senin (2/5/2025).
Bahkan, lanjut dia, dalam hasil audit beberapa waktu lalu memang ditemukan adanya penyimpangan sehingga kepala desa harus mengembalikan sejumlah uang. Oleh karena itu, pihaknya mendesak agar kepala desa diberhentikan dari jabatannya.
"Warga sudah tidak percaya jika Desa Cibarengkok dipimpin oleh kades sekarang. Kami mendesak agar segera diberhentikan," ujarnya.
Kepala Bidang Bina Administrasi Pemerintah Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Cianjur Dendi Renaldi, mengatakan aksi tersebut merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya terkait dugaan penyimpangan anggaran yang dilakukan kepala desa.
Menurut dia, warga menuntut agar dilakukan audiensi lanjutan dengan kepala desa. Namun sang kepala desa tidak ada di kantor.
"Ini aksi lanjutan. Tuntutan mereka minta kejelasan. Kemudian diagendakan untuk audiensi dengan kepala desanya pada Rabu (4/5/2025) mendatang," ucap Dendi.
Sementara itu, Kepala Desa Cibarengkok Asep Jalaludin, mengatakan dirinya sudah beberapa kali melakukan audiensi dengan perwakilan warga terkait laporannya yang diduga menyelewengkan bantuan dan dana desa.
"Bahkan berdasarkan audit, saya harus mengembalikan uang. Saya secara bertahap sudah melakukan pengembalian uang," ungkap Asep saat dihubungi melalui telepon seluler.
Dia menduga aksi tersebut ditunggangi oleh unsur politik. "Kan sudah ada penjelasan, makanya bingung kenapa terus-terusan aksi," pungkasnya.
(orb/orb)